Universitas Airlangga Official Website

Penerapan Kebijakan Nasional Garam Rendah Natrium Kaya Kalium

Penerapan Kebijakan Nasional Garam Rendah Natrium Kaya Kalium
Photo by Kompas

Potensi dampak kesehatan dan ekonomi dari penerapan kebijakan nasional untuk beralih dari garam biasa ke pengganti garam rendah natrium kaya kalium atau low-sodium potassium-rich salt substitutes (LSSS) di Indonesia. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian dan morbiditas di Indonesia, dengan tekanan darah tinggi menjadi faktor risiko utama. Bukti menunjukkan bahwa LSSS dapat menurunkan tekanan darah secara efektif, tetapi dampak spesifiknya di Indonesia sebelumnya tidak diketahui. Para peneliti mengembangkan model untuk memproyeksikan dampak kebijakan LSSS yang dipimpin pemerintah selama berbagai jangka waktu (10 tahun, 20 tahun, seumur hidup) untuk populasi orang dewasa Indonesia tahun 2019.

Model tersebut menggabungkan data tentang distribusi tekanan darah dasar, tingkat kejadian dan mortalitas penyakit, biaya perawatan kesehatan, dan biaya implementasi kebijakan. Hasilnya menunjukkan bahwa selama 10 tahun pertama, kebijakan LSSS dapat mencegah lebih dari 1,5 juta kejadian penyakit kardiovaskular yang tidak fatal (pengurangan 8,3%-19,4%) dan 643.000 kasus penyakit ginjal kronis baru (pengurangan 8,2%), sementara mencegah lebih dari 200.000 kematian penyakit kardiovaskular dan ginjal (pengurangan 0,2%-5,2%). Ini berarti keuntungan lebih dari 24,6 juta tahun kehidupan yang disesuaikan dengan kesehatan  atau health adjusted

life years  (HALYs) untuk penduduk Indonesia selama hidup mereka. Biaya implementasi, termasuk biaya program dan reformulasi garam, diperkirakan sebesar $4,5 per kapita selama 10 tahun. Namun, biaya ini lebih kecil daripada penghematan biaya perawatan kesehatan yang substansial dari kejadian penyakit yang dihindari – lebih dari $2 miliar (US$7,3 per kapita) dalam 10 tahun pertama.

Secara keseluruhan, kebijakan LSSS ditemukan menghemat biaya selama masa hidup penduduk, dan sangat hemat biaya bahkan di bawah asumsi konservatif. Yang terpenting, analisis tersebut juga menunjukkan bahwa manfaat kesehatan dari kebijakan LSSS akan didistribusikan secara merata ke seluruh populasi. Penurunan terbesar dalam tingkat penyakit dan peningkatan terbesar dalam HALY diproyeksikan terjadi di antara kelompok berpendapatan terendah, sehingga mengurangi kesenjangan kesehatan.

 penggunaan LSSS secara nasional dapat menjadi strategi yang sangat menghemat biaya untuk secara substansial mengurangi beban penyakit kardiovaskular dan ginjal di Indonesia. Ini adalah studi pertama secara global yang mengukur dampak potensial LSSS pada kesenjangan kesehatan, yang menunjukkan bahwa hal itu dapat membantu mempersempit kesenjangan dalam hasil kardiovaskular. Temuan-temuan ini sangat tepat waktu karena Organisasi Kesehatan Dunia saat ini sedang mengembangkan pedoman baru tentang penggunaan LSSS. Penelitian ini memberikan bukti penting tentang biaya implementasi, efektivitas biaya, dan dampak ekuitas yang dapat menginformasikan rekomendasi global ini. Menerapkan kebijakan LSSS nasional akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya Indonesia untuk mengatasi beban penyakit tidak menular yang terus meningkat dan meningkatkan kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Singkatnya, studi pemodelan yang komprehensif ini menunjukkan bahwa transisi dari garam biasa ke pengganti garam rendah natrium yang kaya kalium dapat menghasilkan keuntungan kesehatan yang substansial. Penghematan biaya perawatan kesehatan, dan mengurangi kesenjangan kesehatan di Indonesia. Analisis ini memberikan bukti kuantitatif yang kuat untuk mendukung penerapan strategi pengurangan natrium di seluruh populasi ini sebagai bagian dari agenda pencegahan penyakit tidak menular yang lebih luas di negara ini.

Penulis: Prof. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes

Link: https://www.thelancet.com/journals/lansea/article/PIIS2772-3682(24)00082-9/fulltext

Baca juga: Produksi Garam Farmasi dengan Konsep Zero Waste