Universitas Airlangga Official Website

Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengurangi Limbah Medis

ilustrasi lean manufacturing (foto: mk traning)

Lean manufacturing adalah teknik atau metodologi yang berfokus untuk memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan sisa dari hasil produksi. Lean manufacturing juga meliputi penyederhanaan proses dengan memahami nilai dari sebuah produk dan berusaha untuk mengurangi pemborosan. Jenis pemborosan meliputi proses, aktivitas, dan produk yang memerlukan waktu, uang, dan keterampilan namun tidak berkualitas bagi pelanggan. Pemborosan ini juga mencakup persediaan berlebih atau proses dan prosedur yang tidak efektif atau boros. Dengan mengurangi pemborosan, diharapkan dapat memberikan poin plus secara berkelanjutan kepada pelanggan.

Hal yang dapat dilakukan yaitu menyortir aktivitas yang bernilai tambah (Value Added activity – VA) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah (Non-Value Added activity – NVA). Sumber pemborosan aktivitas NVA yaitu transportasi, persediaan, over produksi, dan cacat. Pemborosan  NVA merupakan hambatan yang cukup penting bagi aktivitas VA. Berbagai survei menunjukkan bahwa sebagian besar peneliti fokus pada satu atau dua faktor untuk menemukan adanya pemborosan dan menyarankan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut.

Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Rumah sakit menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Dalam melakukan kegiatannya, rumah sakit menghasilkan berbagai macam sampah dalam bentuk cair, padat, dan gas. Jika tidak bisa dikelola dengan baik, tentu saja ini akan menimbulkan berbagai masalah untuk lingkungan sekitar. Apalagi jika mengingat limbah medis tergolong sebagai bahan yang berbahaya dan beracun (B3).

Limbah medis sendiri terbagi menjadi berbagai jenis, seperti limbah infeksius yang terdiri dari jarum suntik bekas, kain kasa bekas, dan masker bekas. Limbah jenis ini memiliki potensi tinggi untuk menularkan penyakit. Lalu ada limbah bekas kemasan obat dan cairan dari bahan-bahan kimia, serta peralatan medis yang tidak terpakai. Peningkatan limbah medis yang signifikan sempat terjadi di Indonesia saat virus Covid-19 menyerang. Meskipun pandemi sudah berlalu, tetapi penanganan limbah medis juga tetap harus diperhatikan. Menurut asosiasi rumah sakit, limbah medis yang dapat dikelola setiap harinya sebesar 493 ton. Limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit diperkirakan sekitar 383 ton per hari. Angka tersebut belum memperhitungkan limbah medis yang dihasilkan oleh perorangan. Tentu saja ini perlu mendapat perhatian lebih. 

Dalam upaya untuk mengurangi limbah medis di rumah sakit, penerapan teknik lean manufacturing bisa menjadi salah satu solusi. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah dengan melakukan pemilahan limbah medis secara efisien. Hal ini bertujuan agar limbah yang terbuang bisa diolah sesuai dengan klasifikasi bahannya dan tidak ada yang tercampur. Selain itu, rumah sakit juga harus bisa membuat skala prioritas pada kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan sehingga dapat mengurangi penumpukan dan menghindari kelebihan persediaan yang memiliki potensi untuk menjadi limbah.

 Proses pengelolaan limbah medis juga harus memiliki standar yang baik. Dengan menetapkan standar operasional untuk pengelolaan, penyimpanan, dan pembuangan limbah medis, rumah sakit harus memastikan bahwa semua tenaga kerja sudah terlatih dan mampu mematuhi segala prosedur yang telah ditetapkan. Setelah semua berhasil dilakukan,  untuk memastikan efektivitas dari langkah-langkah yang diambil, penting untuk melakukan pemantauan dan pengukuran secara berkala. Dengan menetapkan indikator kinerja kunci (IKK), rumah sakit dapat memperkirakan jumlah limbah medis yang akan dihasilkan, persentase limbah yang didaur ulang, dan efisiensi proses secara keseluruhan. Melalui pengawasan yang rutin dan baik, rumah sakit dapat terus memantau perkembangan yang dihasilkan dan melakukan perbaikan berkelanjutan dalam pengelolaan limbah medis.

Penulis: M. Arya Athaillah | Mahasiswa Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga

Baca Juga: Era Informasi Teknologi Maju Menurut Data Scientist