Universitas Airlangga Official Website

Penerapan Sistem Intensif pada Pemeliharaan Udang Vaname

Udang Vaname
Udang Vaname (Sumber: cvpradiptaparamita)

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas ekspor utama perikanan di Indonesia yang mempunyai nilai tinggi. Pemeliharaan udang vaname memiliki kelebihan di antaranya pertumbuhan tergolong cepat, dapat hidup pada kondisi padat tebar yang tinggi, dan dapat toleransi terhadap salinitas yang luas.

Teknologi budidaya udang vaname semakin berkembang sehingga mendorong beberapa pelaku budidaya udang vaname menerapkan sistem intensif pada proses produksinya. Penggunaan sistem budidaya intensif juga dapat meningkatkan hasil budidaya karena tingginya padat tebar (jumlah udang vaname yang ada pada kolam pemeliharaan).

Pada proses budidaya udang vaname dengan sistem intensif, tahap awal persiapan kolam adalah dengan melakukan pembersihan dan pengeringan dasar kolam selama kurang lebih tiga minggu. Setelah proses tersebut selesai, perlu ada pengaturan filter pada kolam pemeliharaan dengan menggunakan filter fisika, kimia, dan biologi. Proses pemupukan juga diterapkan untuk menumbuhkan pakan alami.

Penggunaan pupuk dapat berasal dari KCL, NPK, dan urea dengan kandungan karbon, nitrogen, fosfor, dan potassium. Tahap terakhir setelah proses persiapan kolam adalah penebaran benih. Petani dapat menebar benih setelah benih melalui proses aklimatisasi (penyesuaian benih pada kondisi kolam) selama 30 menit. Padat tebar udang pada sistem intensif adalah 20-60 ekor/m3.

Pemberian pakan pada udang vaname pada sistem intensif harus menyesuaikan ukuran bukaan mulut udang, sesuai dengan fase pertumbuhannya. Pada DOC (Day of Culture) 1-60, pakan udang vaname dalam bentuk tepung (flour-like form); pada DOC 7-23 pakan udang vaname harus dalam bentuk crumble berukuran kecil; pada DOC 23-42, pemberian pakan udang vaname dalam bentuk crumble ukuran medium; pada DOC 42-68 pemberian pakan udang dalam bentuk pellet (diameter 1,2 mm), dan DOC 69-100 pakan udang da[at menggunakan ukuran pellet dengan diameter 1.4 mm.

Penggunaan auto feeder dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku budidaya udang secara intensif karena dapat meningkatkan performance produksi. Di antaranya rendahnya nilai FCR (Food Consumption Ratio), peningkatan biomassa dan efisiensi pakan.

Penulis: Putri Desi Wulan Sari, S.Pi., M.Si dan Ayu Rizky Agustin

Baca Juga: Orang Madura Suka Merantau? Ini Kata Antropolog UNAIR