Universitas Airlangga Official Website

Pengalaman Lima Tahun dan Hasil Shunt Splenorenal Distal di RSUD Dr. Soetomo

Pengalaman Lima Tahun dan Hasil Shunt Splenorenal Distal di RSUD Dr. Soetomo
Ilustrasi penanganan dokter (sumber: Siloam Hospital)

Varises esofagus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan hipertensi portal, sebuah kondisi di mana tekanan dalam vena portal meningkat secara signifikan. Penyebab utama hipertensi portal antara lain adalah sirosis hati, trombosis vena portal ekstrahepatik, dan masalah jantung. Varises esofagus, yang terjadi akibat peningkatan tekanan ini, bisa sangat berbahaya dan berisiko menyebabkan perdarahan masif yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, pengelolaan kondisi ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Hipertensi portal biasanya terjadi karena adanya obstruksi aliran darah melalui hati, yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam sistem portal. Varises esofagus terjadi ketika pembuluh darah esofagus membesar akibat peningkatan tekanan dalam sistem portal, yang kemudian berisiko pecah dan menyebabkan perdarahan. Dalam konteks ini, shunt splenorenal distal (DSRS) adalah prosedur bedah yang dirancang untuk mengurangi tekanan portal dengan mengalihkan aliran darah dari vena splenik ke vena renal, mengurangi risiko perdarahan dari varises esofagus. DSRS pertama kali diperkenalkan oleh Warren dan rekan-rekannya sebagai alternatif untuk pengobatan varises esofagus pada pasien dengan hipertensi portal. Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa DSRS efektif dalam mengurangi insiden perdarahan ulang dari varises dan komplikasi lain seperti ensefalopati hepatik. Meskipun demikian, DSRS juga memiliki risiko komplikasi sendiri, termasuk trombosis shunt dan masalah ginjal. Literatur juga menyoroti pentingnya seleksi pasien yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal.

Penelitian ini adalah studi deskriptif retrospektif yang melibatkan 20 pasien yang menjalani operasi DSRS di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, antara Januari 2017 hingga Desember 2022. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan varises esofagus yang berisiko tinggi mengalami perdarahan, dengan atau tanpa sirosis hati. Data yang terkumpul meliputi karakteristik demografis seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi klinis pasien sebelum operasi, serta hasil klinis pascaoperasi. pelaksanaan analisis untuk mengevaluasi tingkat kelangsungan hidup, kejadian perdarahan ulang, dan komplikasi yang terjadi. Dari 20 pasien yang menjalani DSRS, 70% adalah laki-laki, dengan usia rata-rata 11,55 tahun. Sebagian besar pasien mengalami hipertensi portal yang disebabkan oleh trombosis vena portal atau sirosis hati. Sebanyak 18 pasien terdiagnosis dengan varises esofagus, dan 13 pasien dengan hipertensi portal. Rata-rata lama rawat inap setelah operasi adalah 9 hari. Tingkat kelangsungan hidup satu tahun adalah 85%, sedangkan tingkat kelangsungan hidup lima tahun mencapai 90%. Hanya satu pasien yang mengalami kematian akibat komplikasi pascaoperasi, dan laporan kejadian ensefalopati hepatik pascaoperasi sangat rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DSRS adalah pilihan yang efektif dan relatif aman untuk mengelola varises esofagus dan hipertensi portal pada pasien dengan risiko tinggi perdarahan. DSRS membantu menurunkan tekanan portal tanpa menyebabkan hilangnya fungsi hati yang signifikan, yang sering kali menjadi kekhawatiran pada metode intervensi lain. Meskipun demikian, pemilihan pasien yang tepat sangat penting, terutama mempertimbangkan risiko potensial seperti trombosis shunt dan penurunan fungsi ginjal. Keberhasilan DSRS juga bergantung pada keahlian tim bedah dan manajemen pascaoperasi yang tepat. Penelitian ini menggarisbawahi efektivitas DSRS dalam mengurangi risiko perdarahan ulang dan komplikasi lainnya pada pasien dengan varises esofagus dan hipertensi portal. Dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun yang mencapai 90%, DSRS menawarkan solusi jangka panjang yang efektif bagi pasien yang terpilih. Namun, penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan studi prospektif diperlukan untuk memperkuat temuan ini dan mengoptimalkan kriteria seleksi pasien serta protokol manajemen pascaoperasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil DSRS, termasuk analisis terhadap teknik bedah yang digunakan, manajemen medis pascaoperasi, dan pendekatan multidisiplin untuk pasien dengan kondisi komorbid. Penelitian juga perlu difokuskan pada pemantauan jangka panjang pasien pasca-DSRS untuk mengidentifikasi dan mengelola potensi komplikasi yang mungkin muncul.

Penulis: Sunandar, I., Wulansari, A. M., & Anshari, Y. A.

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/five-years-experience-and-outcomes-in-splenorenal-shunt

Baca juga: Peran Protokol ERAS (Enhanced Recovery After Surgery) dalam Pembedahan Vaskular