Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Fitokimia Madu pada Aktivasi Stem Cells dan Kesehatan

ilustrasi Madu (sumber:Grid ID)

Eksplorasi stem cell endogen (SCE) mengacu pada peningkatan jumlah stem cellĀ  yang berada di dalam tubuh makhluk hidup seperti hewan dan manusia. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian bahan alami seperti madu yang berperan dalam mengaktifkan SCE . Sejumlah penelitian telah mengeksplorasi potensi madu bagi Kesehatan baik hewan maupun manusia, termasuk sebagai antibakteri, antijamur, antiparasit, anti-inflamasi, imunomodulator, antioksidan, anti-osteoporosis, anti-malnutrisi, dan anti-kesuburan. Berikut ulasan data ilmiah tentang pentingnya madu sebagai potensi zat alami, dan bagaimana kemampuannya untuk mengaktifkan SCE dapat menjadi strategi baru pada terapi berbagai macam penyakit. Madu berkontribusi besar terhadap proliferasi dan diferensiasi stem cell sehingga terjadi perbaikan jaringan melalui mobilisasi dan penempatan SCE menuju jaringan yang rusak. Senyawa bioaktif dalam madu atau fitokimia merupakan senyawa potensial untuk meningkatkan terapi stem cell untuk beberapa penyakit degeneratif.

Stem cell endogen dapat dieksplorasi dengan mempelajari mobilisasi stem cell dari sumber produksinya, dan pergerakan menuju lokasi cedera (homing) pada area yang mengalami kerusakan. Selanjutnya, stem cell berdiferensiasi menjadi jenis sel yang dibutuhkan. Eksplorasi atau perbanyakan SCE dapat dicapai dengan pemberian bahan alami  seperti madu. Madu dapat digunakan untuk memicu regenerasi sel dalam jaringan yang mengalami kerusakan (degeneratif) sehingga terjadi proses perbaikan  (regenerative). Madu dapat memfasilitasi proses ini secara efisien dan dalam jumlah yang cukup, sehingga mendorong regenerasi pada jaringan yang mengalami kerusakan.

Aspek penting dari sel adalah kemampuannya untuk berkembang biak dan bereplikasi. Peningkatan proliferasi sel membutuhkan pasokan energi yang memadai, dan salah satu sumber energinya adalah gula. Gula memainkan peran penting dalam proses metabolisme. Meskipun beberapa alternatif tersedia untuk mendapatkan gula sebagai sumber energi, namun madu dapat sebagai alternatif dan menjadi pertimbangan utama. Madu dapat berfungsi sebagai pengganti suplemen. Stimulasi proliferasi sel yang disebabkan oleh madu tidak hanya disebabkan oleh kandungan gulanya tetapi juga zat lain yang ada di dalamnya. Madu, sebagai bahan alami yang dihasilkan lebah, berfungsi sebagai sumber nutrisi selain berfungsi sebagai agen antibakteri,agen anti-osteoporosis dan antioksidan dkk., 2018).

Bahan alami seperti madu telah dipelajari fitokimianya. Fitokimia adalah sumber penting senyawa kimia aktif dan dipertimbangkan sebagai alternatif yang tepat pada faktor rekombinan yang digunakan dalam pengaturan SCE serta mendorong proliferasi dan diferensiasi dari stem cell. Fitokimia dari madu telah ditemukan untuk mengatur target spesifik yang terlibat dalam mekanisme pensinyalan, metabolisme, dan transkripsi stem cell. Fitokimia madu telah terlibat dalam kelangsungan hidup stem cell, proliferasi, diferensiasi, pemrograman ulang, homing, dan konversi menjadi adult stem cell. Fitokimia madu menginduksi jalur sinyal untuk mengatur proliferasi dan diferensiasi SCE dan merupakan senyawa yang sangat menjanjikan untuk pengembangan obat dalam memodulasi stem cell. 

Ulasan ini menjelaskan bagaimana madu berfungsi sebagai aktivator SCE dan dapat digunakan sebagai terapi inovatif untuk beberapa penyakit melalui mobilisasi dan penempatan SCE menuju jaringan yang rusak, menyebabkan proliferasi dan diferensiasi stem cell dan perbaikan pada jaringan yang mengalami kerusakan.

Penulis: Erma Safitria,*, Hery Purnobasukib, Akhmad Afifudin Al-Anshoria, Tita Damayanti Lestaria, Suzanita Utamaa, Nurhusien Yimerc

Nama Jurnal: Journal of Functional Food, SCOPUS Q1, SJR 0,94

Judul Artikel: Honey-derived phytochemicals: Implications for stem cell activation and health benefits

Corresponding Author: Erma Safitri (erma-s@fkh.unair.ac.id) 

Link: [https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1756464624000604]