Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Olahraga Intesitas Sedang Terhadap Kepadatan Tulang

Pengaruh Olahraga Intesitas Sedang Terhadap Kepadatan Tulang
Photo by Detik

Pada manusia, tulang merupakan organ utama penyusun struktur tubuh yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Fungsinya meliputi perlindungan terhadap organ-organ dalam tubuh, membentuk postur tubuh, serta berperan dalam pendistribusian dan penyimpanan kalsium serta mineral. Tulang yang baik dan kuat memerlukan kepadatan yang cukup sehingga dapat terhindar dari risiko terjadinya gangguan kesehatan tulang. Tulang merupakan suatu jaringan kompleks yang terdiri atas sel-sel dan matriks. Matriks tulang ini dibentuk oleh serat-serat dan substansi dasar yang mengandung garam mineral penting. Massa dan ketebalan tulang selalu mengalami dinamika peningkatan dan penurunan melalui proses remodeling.

Kepadatan tulang memiliki dampak signifikan terhadap kekuatan  tulang. Oleh karena itu, perawatan dan upaya untuk menjaga kepadatan tulang menjadi  penting dalam menjaga kesehatan tulang dan mencegah masalah tulang seperti osteoporosis. Data Kementrian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa tingkat osteoporosis di Indonesia mencapai 19,7% dari populasi. Menurut data tersebut, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria mengalami osteoporosis atau kerapuhan pada tulang. Prevalensi osteoporosis di Indonesia untuk usia kurang dari 70 tahun pada wanita sebanyak 18-30%, 50-59 tahun mencapai 24% Pada pria yang berusia antara 60 hingga 70 tahun tingkat osteoporosis dapat mencapai                      62%.

Ketika seseorang mengalami penurunan kualitas tulang, tulang-tulang yang umumnya terpengaruhi meliputi tulang belakang, pangkal paha, pergelangan tangan dan berbagai bagian tulang rahang (termasuk leher kondilus sebanyak 29%, angulus mandibula sebanyak 24% dan sympisis sebanyak 22%). Penurunan kualitas tulang ini sebagian besar disebabkan oleh osteoporosis.

Kepadatan tulang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kadar vitamin D dan kalsium dalam tulang, kadar hormon calcitonin dan parathyroid, juga kebiasaan melakukan aktivitas fisik yang menumpu berat badan. Aktifitas fisik yang tinggi atau pemanfaatan berat badan sebagai tumpuan merupakan stimulan osteogenik.  Aktivitas fisik juga memiliki fungsi sebagai beban mekanik yang berperan untuk menstimulasi formasi tulang sehingga mempengaruhi ukuran, bentuk dan kekuatan tulang. Fenomena ini memiliki keterkaitan yang erat dengan peningkatan kepadatan tulang.

Berdasarkan data Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) tahun 2022, kebiasaan olahraga masyarakat Indonesia berada pada angka 30,93%, sedangkan pada tahun 2021 berada pada angka 32,80%. Olahraga merupakan salah satu stressor fisik yang dapat mempengaruhi komposisi tulang. Olahraga merupakan aktivitas fisik berulang yang bertujuan untuk memelihara, meningkatkan dan mengekspresikan kebugaran. Berdasarkan durasi dan intensitas latihan, olahraga dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu olahraga endurance, olahraga kekuatan (strength) dan olahraga power. Heart rate dan Kapasitas Kerja Maksimal (KKM) dapat menjadi parameter intensitas olahraga seseorang. Olahraga dikategorikan sebagai intensitas berat bila heart rate ketika dan setelah berolahraga mencapai 80-90% dari maximal heart rate dengan durasi aktivitas 20-30 menit, intensitas sedang 60-79% dengan durasi aktivitas 10-20 menit, dan intensitas rendah < 60 % dengan durasi aktivitas kurang dari 10 menit.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari olahraga yang dilakukan secara rutin, yaitu meningkatkan kesehatan serta mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti diabetes mellitus  tipe 2, penyakit jantung, osteoporosis, kanker, obesitas dan cedera. Selain itu, olahraga juga diketahui dapat mengurangi depresi, stress, kecemasan, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan energi, memperbaiki kualitas tidur dan berpengaruh terhadap kemampuan berkonsentrasi.

Upaya untuk meningkatkan kepadatan tulang bila dilakukan sejak saat usia muda dapat mencegah terjadinya osteoporosis dan apabila dilakukan pada usia tua yang sudah mengalami penurunan kepadatan tulang  dapat menghambat keparahannya. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas fisik yang terukur, terencana dan terprogram seperti olahraga khususnya olahraga intensitas sedang dapat berperan dalam meningkatkan kepadatan tulang. Kepadatan dan massa tulang yang tinggi diharapkan dapat tercapai saat puncak massa tulang sehingga ketika terjadi proses penurunan remodeling tulang akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai titik rendahnya kepadatan tulang yang berisiko terjadinya osteoporosis.

Penulis : Anis Irmawati

Link: https://doi.org/10.30574/wjarr.2024.23.1.2104

Baca juga: Olahraga Intensitas Sedang dan Kontinu Dapat Mempercepat Penyembuhan Luka