Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Pemberian Pakan Kombinasi Silase Jeroan Ikan dan Fermentasi Ampas Tahu

Budidaya perikanan memerlukan pakan dengan kandungan gizi yang cukup untuk menghasilkan ikan yang sehat dan segar. Pada Kegiatan pembudidayaan ikan, ketersediaan sumber pakan menjadi faktor penting untuk proses pembenihan (Detiben dkk, 2018). Pakan alami yang sering digunakan dalam budidaya ikan salah satunya adalah Cacing sutra. Cacing sutra (Tubifex tubifex) disukai banyak ikan karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Pertumbuhan populasi cacing sutra dipengaruhi oleh unsur C- organik, yang berperan penting sebagai energi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa biomassa cacing sutra berkisar antara 7,8±0,13d hingga 18,6±0,59a. Sedangkan untuk populasi cacing sutra diperoleh hasil dengan kisaran 3.437±29,62d hingga 8.698±213,89a. Hasil perhitungan biomassa dan populasi yang optimal diperoleh pada perlakuan 3 (25% silase jeroan ikan + 75% fermentasi ampas tahu) dengan nilai biomassa mutlak 18,6 gram dan nilai populasi mutlak 8.698 individu.

Pemberian pengkayaan media kultur menggunakan bahan organik ampas tahu dengan dosis lebih tinggi pada perlakuan 3 yaitu dengan dosis 25% silase jeroan ikan dan 75% fermentasi ampas tahu, mampu memberikan kebutuhan nutrisi cacing sutra untuk tumbuh sehingga pertumbuhan biomassa mutlak cacing sutra menjadi lebih tinggi dari perlakuan yang lain. Ampas tahu difermentasi menggunakan EM-4 yang merupakan hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah. EM-4 yang mengandung bakteri fermentasi dari genus Lactobecillus, jamur fermentasi, actinomycetes bakteri fotosintesis, bakteri pelarut fosfat dan ragi. Kandungan protein dan karbohidrat ampas tahu yang telah difermentasi lebih tinggi dibandingkan dengan ampas tahu sebelum fermentasi. Sumber karbohidrat dan protein yang ditambahkan kedalam media budidaya mampu diubah oleh bakteri heterorof sebagai sumber energi sehingga menghasilkan biomassa bakteri berprotein dalam jumlah besar dan dapat dimanfaatkan oleh cacing sutra sebagai sumber pakan berprotein tinggi. Salah satu unsur pembentuk protein adalah N-Organik dan pembentuk karbohidrat adalah C-Organik. Cacing dari famili tubificidae memakan bakteri dan partikel organik hasil perombakan oleh bakteri. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berasal dari EM4 berupa Lactobacillus casei dan Saccaromyces cerevisiae. Bakteri tersebut membutuhkan C-organik dan N-organik untuk menunjang pertumbuhannya.

Penulis : Lailatul Lutfiyah, S.Pi., M.Si

Catatan Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan di :

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1273/1/012009

5th International Conference Fisheries Marine Science Surabaya, 30 Oktober 2022 Indonesia, Lailatul Lutfiyah, Velia Novita Sari, Laksmi Sulmartiwi