Universitas Airlangga Official Website

Pengembangan Desain Liposom sebagai Upaya Peningkatan Efektivitas Obat Kanker

IL by ONE Onco

Kanker merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar nomor dua di dunia. Laporan akhir tahun 2022 menunjukkan 16% kematian dengan diagnosis kanker payudara, paru-paru, usus besar, rektum dan prostat. Diperkirakan angka kematian ini akan terus meningkat sampai 70% dalam kurun 20 tahun mendatang apabila strategi terapi dan aktivitas terapeutik kemoterapi masih sama seperti saat ini. Pengembangan terapi meliputi teknologi pembedahan, akurasi radioterapi dan kemoterapi terus ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan pengobatan yang tinggi. Berbagai agen kemoterapi dikembangkan baik berasal dari kelompok senyawa alamiah, hormon, antimetabolit, agen pengalkilasi, antagonis enzim spesifik sampai dengan senyawa hasil bioteknologi seperti antibodi monoklonal juga dieksplorasi dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Namun efektivitas agen kemoterapi dan outcome terapetik masih menunjukkan keberhasilan yang belum memuaskan. Apalagi kejadian efek samping yang berat seperti muntah, anemia, kerontokan rambut dan gangguan metabolism juga turut menambah beban berat pada penderita kanker.

Sejak tahun 1960, kemoterapi menjadi pilihan untuk pengobatan kanker meskipun masih menyisakan berbagai keterbatasan tersebut. Pengembangan senyawa baru pada target lebih spesifik dengan aktivitas yang tinggi pada tingkat seluler maupun molekular juga banyak investigasi. Demikian pula upaya peningkatan kadar kemoterapi pada jaringan target juga intensif dilakukan. Eksplorasi ini dilakukan terus-menerus untuk mendapatkan disposisi kemoterapi pada jaringan target khusus yang tinggi sehingga kemampuan dalam membunuh sel kanker meningkat dan kejadian tidak diinginkan dapat ditekan serendah-rendahnya. Peneliti berupaya meningkatkannya melalui rancang bangun formulasi dengan target spesifik dalam bentuk micelle, mixed micelle, liposom, nanosized carrier dan lain sebagainya. 

Kemajuan signifikan telah dicapai dalam penggunaan liposom dalam penghantaran obat pada awal dekade ini. Liposom adalah nanocarrier paling sukses yang telah berhasil mencapai tingkat komersial. Nama liposom sendiri berasal dari kata Yunani, “lipos dan soma”, yang berarti lemak dan tubuh. Liposom berupa globular lipid bilayer dengan diameter 50-1000 nm. Itu tersusun atas fosfolipid dan kolesterol. Untuk meningkatkan penerimaan klinisnya, liposom kemudian dikembangkan dengan polietilen glikol (PEG). Evaluasi berbasis literasi yang relevan tentang desain liposom PEGilasi dalam meningkatkan aktivitas sitotoksik agen kemoterapi telah memberikan harapan baru. Liposom PEGilasi yang bertujuan untuk mencapai kesetimbangan sterik menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan kemampuan penghantaran obat antikanker. Liposom PEGilasi meningkatkan deliveri senyawa aktif menuju target spesifik dan memberikan perlindungan terhadap kondisi keasaman lambung. Salah satu obat sukses yang telah digunakan secara klinis adalah Doxil®, diikuti oleh beberapa obat lain yang saat ini sedang dalam proses persetujuan lembaga autorisasi. Berbagai pengujian baik in vitro maupun in vivo telah membuktikan keamanan dan efektivitas desain penghantaran dengan liposom PEGilasi ini.

Liposom PEGilasi telah meningkatkan waktu paruh sirkulasi, memperlambat klirens plasma dan mengurangi distribusi volume doxorubicin dibandingkan dengan bentuk bebas. Formulasi nano meningkatkan permeabilitas dan efek retensi obat pada tumor padat yang menyebabkan akumulasi 5 kali lipat dibandingkan dengan obat bebas. Doxorubicin dalam bentuk liposom PEGilasi membutuhkan infus tunggal sebulan sekali dibandingkan dengan topotecan yang membutuhkan 30 menit setiap hari selama lima hari pada pasien kanker ovarium. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa desain liposom PEGilasi dapat meningkatkan penghantaran antikanker lebih baik, disposisi yang tinggi pada jaringan target dan gejala toksisitas yang rendah.

Penulis: Junaidi Khotib

Laman: https://www.cell.com/heliyon/fulltext/S2405-8440(23)01030-7

Judul   : PEGylated liposomes enhance the effect of cytotoxic drug: A review