Universitas Airlangga Official Website

Pengendalian Optimal Penyebaran Tuberkulosis

Pengendalian Optimal Penyebaran Tuberkulosis
Sumber: Prodia OHI

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. TB merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dengan sejarah panjang yang memengaruhi manusia. Meskipun ada kemajuan dalam perawatan kesehatan, penyakit ini tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. TB merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di seluruh dunia, yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Menurut WHO, pada tahun 2020, diperkirakan 10 juta orang jatuh sakit karena TB, dan 1,5 juta meninggal karena penyakit tersebut. Sekitar 95% kematian akibat TB terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan Afrika sub-Sahara dan Asia menanggung beban tertinggi.

Penyakit TB secara tidak proporsional memengaruhi populasi yang rentan, seperti mereka yang hidup dengan HIV, individu yang kekurangan gizi, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu. TB terutama ditularkan melalui udara ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi, melepaskan droplet yang mengandung bakteri. Orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien TB aktif, terutama di lingkungan yang padat dan berventilasi buruk, berisiko lebih tinggi tertular infeksi. Perlu dicatat bahwa tidak semua orang yang terpapar bakteri menjadi terinfeksi. Faktor-faktor seperti tingkat penularan kasus sumber, durasi paparan, kedekatan, dan kekebalan individu berkontribusi terhadap kemungkinan penularan.

Dalam studi ini, kami memperkenalkan model matematika yang komprehensif untuk mengungkap dinamika yang kompleks penularan TB dan menilai kemanjuran dan efektivitas biaya dari berbagai strategi intervensi. Model kami dengan cermat mengkategorikan total populasi ke dalam tujuh kompartemen berbeda, yang meliputi kerentanan, vaksinasi, individu yang terdiagnosis menular, individu yang tidak terdiagnosis menular, individu yang dirawat di rumah sakit, dan individu yang pulih. Faktor-faktor seperti perekrutan individu yang rentan, dampak vaksinasi, hilangnya kekebalan, dan dinamika penularan yang bernuansa antarkompartemen dipertimbangkan. Khususnya, kami menghitung angka reproduksi dasar, yang menyediakan ukuran kuantitatif potensi penularan TB.

Simulasi numerik berfokus pada dampak berbagai intervensi pengendalian. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas vaksinasi sebagai tindakan pencegahan, menyoroti peran penting dari kemanjuran vaksin yang tinggi dan perlunya peningkatan tingkat vaksinasi, terutama di wilayah berkembang. Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi pengaruh pendeteksian infeksi, perawatan di rumah sakit pada individu yang terdiagnosis, dan peningkatan pemulihan pada populasi yang dirawat di rumah sakit. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat deteksi, perawatan di rumah sakit, dan pemulihan yang lebih tinggi secara signifikan mengurangi total populasi manusia yang terinfeksi TB. Yang terpenting, menggabungkan berbagai intervensi, termasuk vaksinasi, menghasilkan pengurangan yang lebih substansial dibandingkan dengan tindakan individual. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya strategi komprehensif yang melibatkan berbagai tindakan pengendalian untuk pengurangan beban TB yang efisien dan cepat, memberikan wawasan berharga bagi praktisi perawatan kesehatan dan pembuat kebijakan.

Penulis: Prof. Dr. Fatmawati, S.Si., M.Si.

Link: https://dergipark.org.tr/en/pub/mmnsa/issue/87530/1461011

Baca juga: Pemodelan Persentase Kesembuhan Penderita Tuberkulosis di Indonesia