Universitas Airlangga Official Website

Pengetahuan Dokter Gigi mengenai Pigmantasi pada Papilla Lidah

Ilustrasi kelainan lidah. (Sumber: lifestyle kompas)

Berbagai kelainan dapat ditemui di rongga mulut. Kelainan tersebut dapat berupa kelainan pada jaringan keras gigig seperti karies atau lubang gigi, radang pada gusi ataupun kelainan pada jaringna lunak, seperti sariawan pada mukosa bibir, pipi atau lidah. Berbagai kelainan, khususnya pada jaringan lunak rongga mulut, dapat dikategorikan sebagai suatu lesi patologi atau lesi varians normal. Lesi varians normal ini memiliki tampilan seperti lesi patologis, namun tidak menimbulkan suatu penyakit sehingga tidak perlu dilakukan tindakan atau pengobatan.Beberapa lesi varians normal yang sering ditemui di lidah antara lain median thomboid glossitis (bercak kemerahan pada bagian tengah lidah), geographic tongue (lidah berpeta), fissured tongue (celah atau garis pada lidah), hairy tongue (lidah berambut). Diantara berbagai kondisi varians itu tidak jarang juga ditemui adanya bercak kehitaman pada lidah. Kondisi ini dalam istilah medis disebut pigmented fungiform papillae atau pigmentasi pada papilla lidah.

Pigmentasi pada papila lidah ini dapat dijumpai pada saat pemeriksaan rongga mulut oleh dokter. Pasien kadang tidak mengetahui jika memiliki pigmentasi pada papila lidah, karena pigmentasi yang terjadi masih melibatkan sedikit area lidah, sehingga pasien tidak menyadari. Dalam beberapa kasus, pigmentasi pada papilla lidah ini melibatkan hampir sebagian besar papilaa lidah, sehingga akan mengganggu secara estetika, apalagi jika pigmentasi terjadi pada ujung lidah.

Pigmentasi pada papilla lidah ini jarang dilaporkan sehingga menuntut dokter gigi untuk mengetahui mengenai bagaimana pigmentasi ini timbul, bagaimana cara mendiagnosis dan bagaimana cara merawatnya. Pigemntasi pada papila lidah ini lebih banyak dijumpai pada pasien dengan kulit hitam. Namun, dalam laporan kasus terakhir kondisi ini juga ditemui pasien dengan kulit putih, seperti pada pasein Cina, Korea dan bahkan Indonesia.

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan pemahaman dokter gigi terkait penegakan diagnosis dan perawatan pigmentasi pada lidah, dilakukan survey terkait keadaan ini pada beberapa dokter gigi yang berparktek di Jawa Timur. Survey yang dilakukan dengan memberikan 4 foto klinis lidah pasien dengan pigmentasi pada papila lidah disertai beberapa pertanyaan terkait kelainan yang diamati rencana perawatan dan perawatan yang akan diberikan. Sebanyak 117 dokter gigi memberikan respon terkait survey yang diberikan. Sebagian besar dokter gigi menyebutkan bahwa pigmentasi atau bercak yang diamati pada lidah terjadi pada papila lidah.

Namun, dua dari empat foto yang sebutkan, hampir 50% dokter gigi yang mengikuti survey ini menyebutkan bahwa pigmentasi pada papilla lidah merupakan suatu lesi patologis. Hal ini disebabkan karena tampilan pigmentasi pada kasus tersebut, melibatkan pigmentasi yang luas, sehingga dianggap sebagai suatu kondisi abnormal. Meskipun demikian, hasil survey ini menunjjukan lebih dari 60% dokter gigi memiliki pengetahuan yang baik mengenai pigmented fungiform papillae atau pigmentasi pada papila lidah. Pengetahuan ini dinilai dari beberapa aspek, seperti tipe lesi yang diamati dan diagnosis lesi yang benar.

Selain itu, hasil survey yang dilakukan juga menunjukkan bahwa hampir 50% dokter gigi pernah menjumpai pigmentasi pada lidah selama berparktik. Terkait tindakan yang dilakukan untuk diagnosis, 20% dokter gigi tidak melakukan tindakan seperti pemeriksaan jaringan ataupun dermoscopy, 10% melakukan pemeriksaan dermoscopy dan 20% menyebutkan melakukan pemeriksaan jaringan. Terkait perawatan, hampir 60% dokter gigi menyebutkan bahwa pigmentasi pada lidah tidak membutuhkan perawatan dan tidak memiliki potensi berkembang menjadi suatu keganasan.

Kesimpulan dari survey ini adalah sebagian besar dokter gigi yang berpartisipasi dalam survey ini memiliki pengetahuan yang baik mengenai pigmetasi pada papila lidah. Pengetahuan ini tercermin dalam sikap mereka terhadap pemahaman, pengetahuan dan tindakan yang diambil saat menemui kasus ini.

Penulis: Diah Savitri Ernawati

Tulisan lengkap kami terdapat di https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1658361224000490

Baca juga: Perubahan Komposisi pada Saliva sebagai Tanda Oral Submucous Fibrosis