Universitas Airlangga Official Website

Penggunaan Madu Mentah (Raw Honey) untuk Meringankan Tukak Lambung

Gangguan pencernaan seringkali terjadi dan menyebabkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi yaitu gastritis. Gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan lambung dan jika kerusakan terjadi berlarut-larut dapat terjadi kerusakan hingga 0,5 cm ke lapisan yang lebih dalam dari submukosa yang disebut sebagai tukak lambung (Chisholm-Burns et al., 2016; Zeind and Carvalho, 2018) dan ditandai dengan timbulnya lesi kemerahan berbentuk bulat sampai oval dengan diameter 0,3 cm sampai 0,6 cm dan batas lesinya terlihat tegas (Kumar, Abbas and Aster, 2013). World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa terdapat sekitar 8 juta orang yang menderita tukak lambung di seluruh dunia setiap tahunnya (2000-2016). Prevalensi terjadinya tukak lambung tersebut dipengaruhi oleh usia, etnis, jenis kelamin, kondisi geografis, dan status sosial-ekonomi (Wysocky, 2011, Deding et al, 2016).

Faktor penyebab terjadinya tukak lambung berkaitan dengan adanya infeksi H. Pylori dan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroids (NSAID) seperti acetylsalicylic acid (ASA) / Aspirin jangka panjang atau pada dosis yang besar (Kavitt, et al, 2019), merokok, penggunaan alkohol berlebihan, stress emosional dan faktor psikososial, dll (Levenstein, 2015). NSAIDs dapat menyebabkan kerusakan lapisan dinding lambung dengan dua mekanisme, yaitu mengiritasi langsung epitel lambung atau menghambat sintesis prostaglandin mukosa endogen (DiPiro et al., 2015). Efek iritasi lokal (langsung) pada mukosa lambung dikaitkan dengan sifat asam dari obat NSAIDs tersebut. Sedangkan penghambatan sistemik sintesis prostaglandin yang memiliki sifat proteksi terhadap lambung merupakan mekanisme utama dimana NSAIDs menyebabkan tukak lambung. NSAIDs nonseletif sepert aspirin, asam mefenamat, natrium diklofenak dsb dapat menghambat pembentukan enzim siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2) serta mengurangi agregasi platelet, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Hambatan jalur enzim COX-2 menghasilkan efek analgesik dan antiinflamasi yang bermanfaat. Namun, hambatan pada enzim COX-1 inilah yang menyebabkan berkurangnya produksi prostaglandin sebagai  perlindungan pada lapisan lambung (Muller, 2019). Oleh karena itu, NSAID telah digunakan secara luas sebagai penginduksi rujukan untuk mengevaluasi aktivitas gastroprotektif pada beberapa agen terapeutik pada eksperimen melalui hewan coba (Blacker et al, 2012). Beberapa penyebab dan faktor resiko tersebut mempengaruhi sekresi asam pada mukosa lambung. Tingkat keasaman yang tinggi pada mukosa lambung mengakibatkan luka pada mukosa yang kemudian menyebabkan timbulnya ketidaknyamanan pada perut, rasa sakit yang luar biasa pada perut bagian atas, nyeri ulu hati, rasa penuh di lambung, dan kram perut (Saverio et al., 2014). Dalam prakteknya, obat golongan antagonis histamin H2 yaitu simetidin, ranitidine, nizatidine, famotidine  dan obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) seperti omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dan rabeprazole adalah golongan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat dan juga memiliki efektivitas yang tidak berbeda signifikan dengan dalam mengatasi kondisi tukak lambung (Nema and Kato, 2010).  Meskipun beberapa referensi menyebutkan bahwa PPI lebih efektif untuk penghambatan sekresi asam lambung jangka panjang, khususnya pada pagi-sore hari. Penghambatan sekresi asam lambung dibutuhkan untuk terapi pemeliharaan pada kasus GERD (Gastroesophageal reflux disease) dan mencegah tukak lambung karena penggunaan NSAID.

Beberapa pengobatan alternatif juga telah dikembangkan sebagai terapi adjuvant untuk membantu meringankan tukak lambung. Madu merupakan salah satu produk alami yang dihasilkan oleh lebah dan memiliki rasa manis yang khas, mengandung berbagai macam senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mineral, karbohidrat, protein, enzim, asam amino, senyawa fenolik, vitamin, dan asam organik (Seraglio et al., 2017).Kandungan mineral yang terdapat dalam madu antara lain K, Ca, Mg, Na, Mn, dan Fe yang bersifat basa berfungsi untuk menetralisir asam lambung yang berlebihan, sehingga tingkat keasaman lambung dapat terjaga pada kondisi normal. Madu juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri karena mengandung enzim glukosa oksidase yang dapat mengubah glukosa dalam madu menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida, dimana hidrogen peroksida merupakan agen utama antibakteri yang dapat menghancurkan membran luar sel bakteri sehingga terjadi kerusakan sel-sel bakteri (Yuliati, 2017). Selain karena senyawa peroksida, madu juga memiliki aksi antibakteri karena senyawa non-peroksida yaitu senyawa methylglyoxal (MGO) yang dapat menghambat pembentukan biofilm pada bakteri (Wulansari, 2018). Madu juga mengandung sejumlah besar senyawa seperti flavonoid dan polifenol lainnya yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Senyawa-senyawa flavonoid yang terdapat di dalam madu seperti apigenin, pinocembrin, kaempferol, quercetin, galangin, chrysin, dan hesperetin, asam fenolik seperti ellagic, p-coumaric, dan ferulic acid, asam askorbat, tokoferol, katalase, superoxide dismutase, reduced glutathione, produk reaksi Maillard, dan peptida saling berinteraksi untuk memberikan efek antioksidan, mengikat radikal bebas serta mencegah kerusakan komponen sel yang diakibatkan oleh molekul radikal bebas. Selain itu, viskositas yang tinggi dari madu juga dapat membantu melindungi mukosa lambung (Vallianou et al., 2014).

Saat ini, penelitian tentang efektivitas madu olahan sebagai gastrotherapy telah banyak diketahui, tetapi penelitian tentang efektivitas madu mentah (raw honey) atau madu yang belum mengalami proses pengolahan dan pemanasan sebagai gastrotherapy masih sangat terbatas. Madu mentah memiliki kandungan gizi yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan madu yang sudah mengalami proses pengolahan sebelumnya, karena proses pengolahan/pemanasan dapat mempengaruhi komposisi biokimia yang terkandung di dalam madu (Chua et al., 2014).

. NSAID juga menyebabkan respons inflamasi yang meningkatkan oksigen reaktif spesies (ROS) di mukosa lambung. Aspirin telah dilaporkan dapat menyebabkan kerusakan mukosa karena berbagai faktor seperti hambatan pada sintesis prostaglandin, meningkatkan sekresi asam lambung, meningkatkan difusi balik ion H+, penurunan sekresi musin dan memecah barrier mukosa lambung, sehingga pada beberapa penelitian menggunakan Aspirin sebagai penginduksi tukak lambung pada model hewan gastritis untuk mengevaluasi efektivitas berbagai kandidat senyawa gastroprotektif. Meskipun telah banyak obat yang tersedia untuk mengobati penyakit tukak lambung seperti Antagonis reseptor H-2, penghambat pompa proton (PPI), antasida dan anti-muskarinik, namun pemberian terapi tersebut dapat menyebabkan beberapa efek samping pada pasien, namun tidak memberikan pemulihan lengkap (Meng 2017). Madu telah banyak dibahas oleh semua buku agama, dan diterima oleh semua generasi, tradisi dan peradaban, baik kuno maupun modern. Madu juga terbukti bermanfaat dalam pengobatan luka bakar, luka, gastroenteritis perut dan borok kulit karena sifat antibakterinya (Wulansari, 2018). Dalam upaya eksplorasi lebih lanjut, penelitian ini dilakukan untuk mencari agen kuratif dan aman untuk pengobatan tukak lambung dengan menggunakan bahan alami dan banyak ditemukan.             Karakteristik fisiologis lambung bergantung terutama pada tingkat sekresi asam lambung, ketebalan mukosa lambung dan adanya peptida trefoil lambung. Pada penelitian oleh Wulansari et al, 2023, hewan model gastritis pada kelompok kontrol negatif yang tidak diberikan pengobatan menunjukkan pH lambung dengan nilai 3,96. Namun, dengan pemberian madu mentah, pH cairan lambung dapat meningkat secara bertahap bergantung dosis mencapai maksimum 5.2460. Hal tersebut menunjukkan bahwa madu mentah memiliki peran proteksi dalam menghambat ulserasi. Untuk mencegah terjadinya tukak lambung, agen pelindung mukosa lambung harus diperkuat untuk dapat mengatasi faktor pemicu timbulnya tukak (Potrich, 2010; Mohammed 2018). Oleh karena itu, salah satu modalitas dalam pencegahan dan pengobatan tukak lambung adalah dengan menekan laju sekresi asam lambung atau menetralkannya. Pemberian terapi dengan madu mentah dosis 14 ml/kgBB pada hewan model gastritis memberikan perubahan pH secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan menunjukkan peningkatan pH yang sebanding dengan kelompok hewan ulkus yang diterapi dengan Cimetidin. Hal tersebut menunjukkan bahwa madu mentah memiliki efek penghambatan pada asam lambung sekresi dan aksi penghambatannya diduga menyerupai dengan simetidin dalam mempengaruhi sekresi asam lambung. Cimetidine merupakan obat standar yang digunakan pada penelitian ini yang bekerja dengan menghambat pelepasan histamin sebagai akibat dari blokade reseptor H2, menghambat adenilat siklase intraseluler, Na-K TPase, dan pompa proton sel parietal, sehingga mengurangi sekresi asam lambung (Adefisayo, 2018).

ROS merupakan salah satu mekanisme destruktif utama Aspirin di sel lambung. Di sisi lain, penurunan yang signifikan pada konsentrasi MDA (Malondialdehyde) pada hewan yang diberikan terapi dengan madu mentah, dapat mengindikasikan  pengurangan cedera oksidatif pada lambung (Al wajeeh 2017). MDA merupakan senyawa yang berguna sebagai biomarker peroksidasi lipid karena dapat diukur dalam cairan tubuh (Oluwole, F.S., Ayoade, J.T. and Busari, A.M, 2016). Peroksidasi lipid menyebabkan hilangnya fluiditas membran, gangguan transportasi ion dan membran integritas dan akhirnya hilangnya fungsi seluler. Dengan menurunkan konsentrasi MDA dapat bermanfaat untuk perlindungan jaringan, sehingga madu mentah memiliki potensi sebagai agen  sitoprotektif..

            Ustadi Et al, 2017 melaporkan bahwa madu mentah dari berbagai nektar yang berasal dari tanaman Indonesia memiliki kandungan flavonoid yang tinggi yang sebanding dengan aktivitas antioksidannya. Flavonoid merupakan senyawa fenolik alami dengan berat molekul rendah yang terbukti menunjukkan berbagai efek biologis, termasuk aktivitas anti-tukak. Manfaat kesehatan dari flavonoid terkait dengan aktivitas antioksidan mereka dengan beberapa penelitian menunjukkan kemampuan senyawa ini untuk mengikat ROS. Flavonoid juga memiliki kemampuan untuk menstabilkan membran (Alamsaudi 2016) dan beberapa flavonoid dilaporkan telah terbukti meningkatkan konsentrasi prostaglandin mukosa lambung. Selain kemampuannya dalam mengikat radikal bebas, flavonoid dengan sifat antioksidannya mampu untuk mengkelat ion logam transisi, menghambat enzim yang berperan pada proses oksidasi, mengurangi sekresi asam dan menghambat produksi pepsinogen. Handayani, 2018 juga melaporkan hasil uji fitokimia pada madu yang menunjukkan adanya kandungan saponin dan tannin. Efek gastroprotektif saponin telah dilaporkan di berbagai referensi (Soetan 2014). Tanin diketahui memiliki sifat styptic, karena kemampuannya untuk mengecilkan pori permukaan (astrigen) dan bersifat hemostatik (Steven 2016). Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian oleh Wulansari et al, 2023 ini menunjukkan bahwa pemberian madu dan Cimetidine dapat mengontrol sekresi asam di lumen lambung dan total keasaman yang menunjukkan bahwa madu mungkin memodulasi aktivitas pompa proton. Temuan penelitian ini merekomendasikan bahwa madu mentah dan Cimetidine memiliki aktivitas antilulcer yang signifikan.

Penulis:


Dr. Dwi Winarni, Dra., M.Si.

Link artikel :

https://scholar.unair.ac.id/en/publications/potential-effect-of-raw-honey-on-gastric-mucosal-healing-in-aspir