Radiografi gigi sering digunakan sebagai alat diagnostik untuk memperoleh gambar nyata yang dihasilkan oleh sinar-X. Manfaat pemeriksaan radiografi dalam kedokteran gigi mencakup membantu dokter gigi dalam menentukan diagnosis, merencanakan perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, bahaya potensial dari penggunaan sinar-X radiografi, seperti kerusakan atau kematian sel dan jaringan, tetap menjadi perhatian signifikan. Sinar-X ini dapat mengionisasi inti sel secara langsung pada DNA atau secara tidak langsung melalui pembentukan radikal bebas, yang menyebabkan peroksidasi lipid, modifikasi protein, dan kerusakan DNA. Kerusakan yang tidak terlalu parah dapat diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA, tetapi jika sistem ini terputus di berbagai tempat, kerusakan tidak dapat diperbaiki dan mengarah pada gangguan pembagian sel serta perubahan abnormal yang mempengaruhi gen, menyebabkan mutasi gen dan aberrasi kromosom. Aberrasi kromosom menyebabkan ketidakstabilan kromosom, yang merusak jaringan, organ, dan organisme, serta dapat menyebabkan kematian sel melalui apoptosis dan nekrosis. Oleh karena itu, bahan perlindungan radiasi sangat dibutuhkan untuk mencegah reaksi oksidatif semacam itu. Senyawa bioaktif tanaman dengan sifat antioksidan dapat menangkap senyawa radikal, melindungi molekul seluler dari kerusakan.
Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah dan memperlambat kerusakan yang terkait dengan radikal bebas dengan menghambat mekanisme oksidatif. Beberapa bahan alami telah terbukti memiliki kemampuan perlindungan radiasi yang tinggi dengan mengurangi stres oksidatif pada sel akibat paparan radiasi. Salah satu bahan tersebut adalah buah noni (Morinda citrifolia L.). Tanaman buah noni adalah tanaman obat yang mengandung senyawa bioaktif antioksidan yang dapat digunakan sebagai agen perlindungan radiasi. Penelitian sebelumnya mengidentifikasi lebih dari 160 senyawa bioaktif dalam buah noni, terutama senyawa fenolik, asam organik, dan alkaloid. Ini termasuk antraquinon (damnacanthal, morindone, morindin), aucubin, asperuloside, dan scopoletin, yang memiliki sifat antioksidan. Senyawa asam organik utama dalam buah ini, yaitu asam kaproat dan asam kaprilat, memiliki sifat antimikroba. Singh memeriksa aktivitas bioaktif buah noni, seperti antibakteri, antiviral, anti-helminthik, antifungal, antioksidan, perlindungan hati, anti-obesitas, hipoglikemik, analgesik, anti-inflamasi, hipotensif, kardiovaskular, imunologis, dan anti-kanker. Penelitian ini unik dalam pendekatannya, karena menggunakan metode in silico untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi perlindungan radiasi dari ekstrak buah noni. Pengujian in silico menguntungkan karena mengurangi kebutuhan akan penggunaan alat, bahan, dan hewan percobaan yang berlebihan, sehingga menghemat biaya eksperimen. Dengan menganalisis dan membandingkan senyawa bioaktif, penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ekstrak buah noni dapat bertindak efektif sebagai pelindung radiasi melalui sifat antioksidannya. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi pada identifikasi ekstrak buah noni (Morinda citrifolia L.) sebagai kandidat potensial untuk perlindungan radiasi, menggunakan metode in silico untuk mengevaluasi secara menyeluruh senyawa bioaktifnya.
Penulis: Deny Saputra, drg., M.Kes.
Link: https://journal.ugm.ac.id/mkgi/article/view/97890/39909
Baca juga: Perawatan Resesi Gingiva Klas I Miller