Universitas Airlangga Official Website

Pengobatan Gliclazide MR pada Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 Selama Puasa Ramadhan

Foto by Dinkes Kalbar

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah terbesar populasi Muslim, diperkirakan memiliki 238 juta populasi Muslim di tahun 2010. Dengan prevalensi diabetes melitus (DM) sebesar 10,9% pada tahun 2018, Indonesia memiliki menduduki peringkat sebagai negara dengan urutan ketujuh populasi diabetes terbesar di dunia.

Puasa di bulan suci Ramadhan adalah peristiwa penting bagi umat Islam dan dianggap sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Puasa dalam waktu yang lama berpotensi mempengaruhi keadaan metabolisme pasien diabetes, termasuk hipoglikemia (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), ketoasidosis, dehidrasi dan peningkatan risiko komplikasi. Pasien di Indonesia berpuasa selama satu bulan selama Ramadhan dengan setidaknya 13 sampai 14 jam puasa per hari.Tidak ada konsensus tentang obat diabetes yang paling tepat untuk pasien Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) untuk digunakan selama Ramadhan

Obat golongan Sulfonilurea (SU) telah banyak digunakan di banyak negara untuk pengobatan Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2). Salah satu efek samping yang jadi perhatian dari obat penurun gula darah golongan SU adalah gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia.  Gliklazid merupakan salah satu obat SU dengan risiko hipoglikemia terendah; Namun, keamanan dan efektivitas gliklazid MR (modified release) selama puasa Ramadhan belum dilaporkan di Indonesia.

Penelitian yang merupakan bagian dari penelitian global multi Nasional Studi DIA-RAMADAN ini bertujuan untuk menilai keamanan, efektivitas, dan tolerabilitas obat gliklazid MR selama puasa Ramadhan. Penelitian dilakukan secara  observasional prospektif di beberapa kota di Imdonesia dengan subjek pasien DMT2 berusia >18 tahun, yang memiliki kadar glukosa darah terkontrol atau kurang terkontrol, dan melakukan puasa Ramadhan. Subyek telah diobati dengan gliklazid MR setidaknya selama 90 hari sebelum penelitian, dan diperiksa indeks massa tubuhnya (BMI), glukosa plasma puasa (GDP) dan kadar HbA1c 6 sampai 8 minggu sebelum Ramadhan dan 4 sampai 6 minggu setelah akhir Ramadhan.

Dari 198 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian, hanya ada dua subjek (1,0%) yang melaporkan kejadian hipoglikemia bergejala atau dengan keluhan,  dan tidak ada yang mengalami kejadian hipoglikemia berat. Tidak ada perubahan signifikan pada kadar HbA1c dan gula darah puasa. Menariknya, ada adalah penurunan berat badan sebesar 0,4kg dari sebelum hingga sesudah Ramadhan walaupun telah diketahui bahwa obat golongan SU memberikan efek peningkatan berat badan yang tidak diukai oleh dokter maupun pasien.

Hampir tidak ada subjek yang dilaporkan menghentikan obat gliklazid MR selama seluruh penelitian; Namun, ada satu subjek yang melaporkan a mengubah pengobatan diabetes menjadi diet saja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gliclazide MR aman, dapat ditoleransi dengan baik, dan dapat mengendalikan dan mempertahankan kontrol gula darah secara efektif dan aman untuk pasien DMT2 Indonesia yang menjalankan puasa Ramadhan.

Penulis: Soebagijo Adi Soelistijo, Andi Makbul Aman, Hendra Zufry, Agung Pranoto, Achmad Rudijanto , Mohamed Hassanien

Artikel dapat diunduh di: Acta Med Indones – Indones J Intern Med • Vol 54 • Number 1 • January 2022 Published : 1 Januari 2022. SDG keyword : SDG 3 : Human & health*/disease*/illness*/medicine*/mortality