Universitas Airlangga Official Website

Penilaian Persepsi dan Minat Mahasiswa Rotasi Klinis terhadap Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Prestasi Akademik Mahasiswa: Peran Anteseden, Mediasi, dan Moderasi
Ilustrasi mahasiswa (Sumber: CMI News)

Persoalan kesehatan yang berkaitan dengan administrasi peradilan dan asuransi menjadi topik hangat di Indonesia. Kedokteran Forensik dan medikolegal dalam perkembangannya memiliki ruang lingkup kasus kesehatan yang berkaitan dengan kasus pidana, sistem peradilan, dan asuransi, pemeriksaan forensik terhadap korban hidup disebut (1) Kedokteran forensik klinis dan pemeriksaan kasus kematian yang fokusnya mencari penyebab kematian disebut  (2) patologi forensik. Kedokteran forensik dan medikolegal dalam proses penyidikan suatu tindak pidana juga berperan dalam bidang identifikasi dengan teknik serobiomolekuler, bukti biologis yang ditemukan di tempat kejadian perkara dianalisis untuk memperoleh DNA pelaku. Jumlah dokter spesialis Forensik dan Medikolegal (SpFM) di Indonesia kurang lebih 200 orang, jauh dari kata ideal dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa yang terdiri dari 37 provinsi. Pelayanan Kedokteran Forensik dan Medikolegal belum merata di seluruh provinsi di Indonesia, dari 89 fakultas kedokteran, baru 7 fakultas kedokteran di Indonesia yang telah membuka program pendidikan dokter spesialis Forensik dan Medikolegal (SpFM). Calon residen forensik juga belum banyak, setiap periode hanya 2 sampai 3 pendaftar, dan sekali pendaftar tidak ada sama sekali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan minat mahasiswa kedokteran terhadap kedokteran forensik dan medikolegal

BAHAN DAN HASIL

Subjek dan Desain Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik: observasional dengan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 112 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran dari 5 fakultas kedokteran berbeda di wilayah Surabaya yang telah menyelesaikan rotasi klinis.

Station medis forensik dan medikolegal secara luring periode Januari-Agustus 2022 di Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Terdapat 7 fakultas kedokteran di Jawa Timur, Surabaya, 5 di antaranya sedang menjalani rotasi klinis di station FMM di Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Mahasiswa siap menjalani rotasi klinis secara luring pascapandemi covid-19, alat pelindung diri sudah disiapkan, meski beberapa mahasiswa mengalami kecemasan menurut penelitian yang dilakukan di Korea.

arakteristik subjek: Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan presentase 73,2% dan sisanya 26,8% merupakan responden laki-laki, kelompok umur responden 22 tahun (32,1%), dan jumlah tahun masuk pendidikan dokter terbanyak terdapat pada angkatan 2018 (49,1%), sedangkan perguruan tinggi asal responden berturut-turut adalah UNAIR (28,6%), UWKS (25,0%), UMS (17,0%), UHT (15,2%), dan terakhir UC (14,3%).

Pemilihan karier merupakan tonggak penting dan tak terelakkan dalam kehidupan setiap mahasiswa kedokteran, tidak hanya untuk kehidupan pribadi tetapi juga untuk kehidupan keluarga dan sosial. Pemilihan karier di antara spesialisasi ini biasanya bergantung pada berbagai faktor intrinsik (yaitu, terkait dengan karakteristik dan preferensi pribadi) dan ekstrinsik (yaitu, terkait dengan lingkungan kerja). Faktor-faktor tersebut meliputi kesesuaian individu, jenis kelamin, gaya hidup yang dapat diatur, pengalaman klinis sebelumnya, panutan, kompensasi finansial, prestise, tekanan kerja, keamanan kerja di masa depan, jam kerja, kualitas pendidikan tingkat awal, pemilihan spesialisasi, dan jenis layanan yang diberikan. Pemilihan spesialisasi juga harus mempertimbangkan sebaran dan kebutuhan layanan kesehatan nasional, sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan pasokan dokter yang tersedia di berbagai spesialisasi, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ketersediaan layanan kesehatan.

KESIMPULAN

Mahasiswa kepaniteraan klinik di wilayah Surabaya memiliki korelasi positif antara persepsi dengan minat terhadap kedokteran forensik dan medikolegal, namun tingkat korelasinya sedang terutama dalam melanjutkan karier di bidang kedokteran forensik dan medikolegal. Hal ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan kedokteran dan Kementerian Kesehatan terhadap kebutuhan layanan kedokteran Forensik dan Medikolegal yang belum ideal bagi penduduk dan belum merata di setiap provinsi di Indonesia. Dukungan yang optimal terkait karier dan fasilitas Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal di setiap rumah sakit dapat meningkatkan mutu Layanan Kedokteran Forensik dan Medikolegal serta meningkatkan minat mahasiswa kedokteran di bidang ini. Pendidikan kedokteran perlu mengikutsertakan program konseling dalam pemilihan karier spesialis yang mempertimbangkan jumlah dan sebarannya.

Penulis : Prof.Dr.Ahmad Yudianto,dr.SpF.M.Subsp.S.B.M[K].,SH.,M.Kes

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

http://jiafm.in/index.php/jiafm/article/view/526

Prisilia Ramadhani, M.Kholil Ihsan, Ahmad Yudianto, Nily Sulistyoriny, Reni Sumino, Assessment of Perception and Interest by Clinical Rotation Students Towards Forensic Medicine and Medicolegal in the Surabaya Region, Indonesia

J Indian Acad Forensic Med. 2023 Oct-Dec 45 (4)