Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan umum yang tidak bisa dipisahkan, karena masalah kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara langsung atau tidak langsung. Pendidikan kesehatan gigi bertujuan untuk mengubah kebiasaan seseorang, kelompok, atau masyarakat agar memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang sehat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pada anak-anak usia sekolah dasar, pendidikan kesehatan gigi bertujuan untuk mencegah penyakit gigi dan meningkatkan kesehatan gigi mereka di masa depan. Pendidikan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat.
Kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak usia sekolah, mengenai kesehatan gigi masih tergolong rendah. Pendidikan kesehatan gigi di sekolah dasar dapat membantu mengatasi masalah ini dengan meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan sehat pada anak-anak. Pendidikan kesehatan gigi yang efektif untuk anak-anak harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan berpikir mereka. Anak-anak usia 7-11 tahun sudah dapat berpikir logis, tetapi belum mampu berpikir abstrak. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran yang konkret, seperti media audio-visual dan demonstrasi, sangat penting untuk membantu anak memahami konsep-konsep yang lebih kompleks. Media pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena mereka dapat melihat dan mendengar informasi, yang membantu proses konstruksi pengetahuan mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh edukasi gigi dan mulut secara interaktif dengan peningkatan pengetahuan para dokter kecil pada siswa sd muhammadiyah IV surabaya. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa dari Universitas Teknologi Mara Malaysia dan mahasiswa dari Universitas Airlangga. Kegiatan ini berlangsung di SD Muhammadiyah 4 Surabaya.
Desain penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest, yang terdiri dari dua bagian utama: pertama, presentasi singkat tentang kesehatan gigi yang disampaikan oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Airlangga dengan menggunakan informasi visual yang menarik untuk anak-anak; kedua, sesi pendidikan kesehatan gigi interaktif yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Teknologi Mara Malaysia. Siswa dibagi secara acak menjadi empat kelompok, dan masing-masing kelompok mengunjungi empat station dengan topik berbeda.
Di stasion pertama, siswa diajarkan tentang diet yang sehat dengan menggunakan boneka berbentuk gigi, di mana boneka dengan wajah senang mewakili gigi yang sehat, dan boneka dengan wajah sedih mewakili gigi yang rusak. Siswa diberi boneka kecil seperti buah apel, pisang, dan permen, dan diminta untuk menempelkan boneka tersebut pada gigi sesuai dengan hubungan antara makanan dan kesehatan gigi. Di stasion kedua, siswa belajar tentang anatomi gigi dan mengenali perbedaan antara gigi seri, taring, geraham depan, dan geraham belakang. Di stasion ketiga, siswa menonton video tentang cara menyikat gigi yang benar, dan di stasion keempat, mereka diberi kesempatan untuk mempraktikkan menyikat gigi dengan model mulut besar yang sudah diberi “plak” dari pasta playdough. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya menyikat gigi untuk menghilangkan plak.
Setelah sesi ini, siswa mengikuti kuis untuk mengulas materi yang telah dipelajari dan diberikan hadiah sebagai bentuk motivasi. Semua kegiatan ini dilakukan dengan komunikasi dua arah yang interaktif untuk menjaga perhatian siswa. Materi disampaikan dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Melayu. Untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa, dilakukan pre-test dan post-test dengan 10 pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Hasil tes pre-test dan post-test menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam peningkatan pengetahuan siswa setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan gigi. Berdasarkan uji statistik, nilai post-test (nilai rata-rata 45,56) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre-test (nilai rata-rata 17,44), yang menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut. Meskipun perbedaan ini signifikan di seluruh kelas secara umum, perbedaan tersebut hanya terlihat secara statistik pada siswa kelas 3, sementara di kelas 4, 5, dan 6 tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh jumlah peserta yang lebih sedikit di kelas 4, 5, dan 6 dibandingkan dengan kelas 3.
Pendidikan kesehatan gigi dengan pendekatan interaktif terbukti lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa, karena metode ini sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar yang lebih mudah menerima pembelajaran melalui media visual dan praktek langsung. Selain itu, penggunaan media video dan demonstrasi langsung dapat menarik perhatian siswa dan membantu mereka mengingat informasi yang diberikan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan gigi interaktif dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi dan mulut, yang diharapkan dapat mendorong mereka untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat. Program pendidikan kesehatan gigi ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut di kalangan siswa, serta diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas pada lingkungan sekitar siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Namun, untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan dapat digeneralisasi, diperlukan penelitian dengan sampel yang lebih besar.
Penulis: Ratri Maya Sitalaksmi, drg., Sp.Pros., M.Kes.
Link: https://e-journal.unair.ac.id/IJDM/article/view/52479
Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Rongga Mulut