Universitas Airlangga Official Website

Peningkatan Keamanan Pangan Kerang Bulu Melalui Depurasi

Kerang Bulu (sumber: radarsitubondo)

Kerang yang dikondisikan dalam media air laut yang mengalir dengan kandungan logam berat dalam air laut rendah adalah prinsip proses depurasi. Air yang mengalir menyebabkan difusi sehingga kandungan oksigen terlarut menjadi tinggi serta dapat mempercepat proses detoksifikasi. Detoksifikasi pada organisme yang terjadi dalam organ hati terdiri dari proses oksidasi dan reaksi pengikatan logam berat.

Salah satu daerah penangkapan kerang adalah Perairan Sedati dengan tingkat konsentrasi timbal (Pb) yang tinggi dan telah melebihi ambang batas.  Batas ambang perairan yang ditetapkan menurut Kepmen LH no. 51 tahun 2004 adalah 0,008 ppm. Peraturan Kepala BPOM RI No. 23 tahun 2017 menyebutkan batas maksimum kandungan Pb dalam produk olahan kerang sebesar 0,2 ppm.

Konsentrasi Pb yang tinggi dalam perairan berdampak pada penurunan ekskresi kerang bulu. Keadaan tersebut menyebabkan ekskresi Pb berlangsung lambat sehingga akan terakumulasi  kembali ke dalam tubuh. Ekskresi Pb dalam tubuh kerang bulu dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan yang memiliki kemampuan adsorpsi, pengendapan, penyaringan, osmosis dan elektrodialisis. Zeolit merupakan salah satu bahan yang mampu mengadsorpsi Pb, karena memiliki kandungan senyawa kristal aluminosilikat hidrat dengan sifat pertukaran kation yang cukup tinggi.

Zeolit telah banyak dimanfaatkan dalam proses pengolahan limbah. Struktur zeolit yang berongga dan memiliki muatan negatif dapat dimanfaatkan untuk menyerap kation yang tidak diinginkan dalam suatu perairan yang tercemar limbah. Zeolit sebagai media biofilter memiliki kemampuan menurunkan polutan organik karena zeolit menjadi media melekatnya mikroorganisme, hingga membentuk lapisan biologis (biofilm) yang berfungsi menguraikan bahan organik.

Penelitian ini menggunakan zeolite sebanyak 300 gram untuk setiap ulangan yang diletakkan pada bak filter. Bak filter ditempatkan di luar bak depurasi yang terhubung langsung dengan lubang outlet bak depurasi. Saat proses depurasi berlangsung air laut yang keluar melalui lubang outlet menuju bak filter yang berisi batu zeolit. Air laut di dalam bak filter kemudian dipompa sehingga kembali ke dalam bak depurasi melalui lubang inlet bak depurasi. Depurasi kerang dilakukan selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Setiap keranjang berisi 1 kg kerang bulu (Anadara antiquata) berukuran 3,0 – 4,0 cm. Parameter utama yang diamati adalah penurunan kandungan Pb dalam daging kerang bulu. Kandungan Pb dalam air dan batu zeolit sebagai parameter penunjang. Uji logam berat Pb menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).

Setelah depurasi terbukti kandungan Pb dalam kerang bulu lebih rendah dibandingkan sebelum proses depurasi. Kandungan Pb dalam kerang yang turun selama depurasi diikuti dengan peningkatan konsentrasi logam Pb dalam air media dan batu zeolite.  Penyerapan konsentrasi logam Pb oleh batu zeolit terus meningkat mulai dari 24 jam, 48 jam hingga 72 jam. Muatan negatif zeolit tersebut mampu mengikat logam berat sehingga dapat mereduksi logam berat dari ekskresi kerang. Proses depurasi selama 24 jam menunjukkan waktu depurasi yang efisien dengan laju penurunan logam Pb sebesar 1,095 ± 0,05 mg/kg.

Penulis: Ahmad Irvan Shaleh, A. Shofy Mubarak, Wahju Tjahjaningsih*

Detail tulisan ini dapat dilihat di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1273/1/012020/pdf