Asia memiliki tingkat kanker lambung yang tinggi, diperparah oleh infeksi Helicobacter pylori. Oleh karena itu, penting untuk mengefektifkan strategi pengobatan H pylori. Tzu-Chan Hong dan timnya melakukan meta-analisis mengenai resistensi antibiotik H. pylori di wilayah Asia-Pasifik, mengupdate studi sebelumnya dengan penambahan 175 penelitian baru.
Temuan utama dari metaanalysis tersebut adalah peningkatan resistensi terhadap levofloksasin, klaritromisin, dan metronidazol, sementara amoksisilin dan tetrasislin tetap stabil. Peningkatan ini bisa disebabkan oleh peningkatan kasus seiring waktu atau peningkatan kesadaran medis, meskipun faktor lain mungkin berperan. Prevalensi resistensi antibiotik di Asia-Pasifik sangat heterogen.
Genom H pylori memiliki tingkat mutasi tinggi, menyebabkan adaptabilitas terhadap lingkungan termasuk paparan antibiotik. Peningkatan resistensi antibiotik H pylori dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Amoksisilin dan tetrasislin cenderung stabil, sedangkan klaritromisin, levofloksasin, dan metronidazol menunjukkan resistensi, terutama karena mutasi titik pada gen tertentu.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi resistenbeberapa langkah untuk mengatasi resistensi antibiotik. Pertama, meningkatkan kepatuhan pasien melalui edukasi. Kedua, menjelajahi antibiotik alternatif dan terapi penekan asam baru. Ketiga, mempertimbangkan pengobatan presisi berdasarkan profil resistensi individu. Penelitian ini menunjukkan perlunya kerjasama antara praktisi kesehatan, peneliti, pembuat kebijakan, dan pasien untuk mengatasi tantangan resistensi antibiotik H pylori di masa depan.
Penulis: Kartika Afrida Fauzia
Sumber Artikel Jurnal: Rising resistance: antibiotic choices for Helicobacter pylori infection