Diabetes melitus tipe 1 merupakan penyakit jangka panjang yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan metabolisme glukosa (gula). Keadaan ini disebabkan akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin karena kerusakan sel pada organ pankreas yang bertugas untuk memproduksi insulin. Insulin sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mengontrol gula dalam darah. Tanpa insulin, gula tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi (hiperglikemia). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak dan dapat berkembang hingga dewasa. Oleh karena kondisi tersebut, penyandang diabetes melitus tipe 1 membutuhkan insulin dari luar tubuh secara rutin setiap harinya.
Penyandang diabetes melitus tipe 1 berisiko terkena komplikasi baik komplikasi akut (komplikasi yang timbul secara mendadak dan membutuhkan penanganan segera) seperti hipoglikemia (gula dalam darah menurun drastis) dan ketoasidosis diabetikum, serta komplikasi jangka panjang yakni menyerang fungsi ginjal, retina pada mata, saraf, serta berisiko terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. Untuk mencegah komplikasi tersebut, diperlukan lima komponen penting dalam penatalaksanaan penyakit diabetes melitus tipe 1 yaitu: kepatuhan terhadap pengobatan, memonitor gula darah dan HbA1c secara teratur, meningkatkan edukasi, pengaturan pola makan, serta berolahraga.
Melakukan pengecekan mandiri kadar gula darah secara teratur merupakan salah satu komponen yang penting untuk tatalakasana diabetes melitus tipe 1. Pemeriksaan gula darah secara mandiri dilakukan dengan alat cek gula darah atau glukometer. Hasil dari pemeriksaan dicatat dalam buku catatan dan dilaporkan serta didiskusikan kepada dokter yang menangani pasien. Konsensus Nasional merekomendasikan untuk melakukan pengecekan mandiri 4-6x per hari yaitu pada pagi hari setelah bangun tidur untuk melihat kadar glukosa darah setelah puasa malam hari. setiap sebelum makan, pada malam hari untuk mendeteksi hipoglikemia atau hiperglikemia, dan 1,5-2 jam setelah makan. Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) merekomendasikan pengecekan mandiri lebih banyak yaitu 6-10x per harinya. Frekuensi pemeriksaan gula darah disesuaikan dengan regimen insulin yang digunakan, pencapaian target kadar gula darah sebelumnya, dan kestabilan penyakit. Pada anak dengan diabetes mengalami sakit, perlu monitor gula darah lebih sering dan mengkonsultasikannya ke dokter.
Monitor gula darah bertujuan untuk mengumpulkan informasi kadar gula darah secara rinci pada titik waktu tertentu sehingga berguna untuk membantu penyesuaian regimen pengobatan atau dosis insulin dan untuk membantu mengetahui keadaan hipoglikemia dan hiperglikemia berat sehingga dapat melakukan penanganan dan penyesuaian lebih awal. Selain itu informasi tersebut berguna untuk membantu meyesuaikan asupan makanan dan aktivitas fisik sebagai komponen penting lainnya untuk mencapai gula darah yang optimal.
Selain melakukan pemeriksan mandiri kadar gula darah secara teratur, penyandang diabetes melitus tipe 1 juga memerlukan pemeriksaan HbA1c secara berkala. Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan dengan mengukur kadar glukosa yang terikat dengan hemoglobin yang berada dalam sel darah merah. Pemeriksaan ini tergantung dari kadar glukosa, jumlah, serta umur sel darah merah dengan rata-rata 120 hari. Pemeriksaan HbA1c dapat memperkirakan kadar rata-rata gula darah dalam 2-3 bulan terakhir.
Pemeriksaan HbA1c dianjurkan untuk dilakukan 4-6 kali per tahun pada anak yang lebih muda dan 3-4 kali per tahun pada anak yang lebih besar. Target HbA1c untuk semua kelompok usia adalah kurang dari 7,5% (5,8 mmol/L). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis, memonitor kualitas pengendalian kadar gula darah jangka panjang dan menilai efektifitas terapi. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menilai prognosis atau risiko pasien untuk mengalami komplikasi dari diabetes melitus tipe 1 sehingga dapat mengarahkan pada perawatan pasien dan hasil pengobatan yang lebih baik.
Penulis: Nur Rochmah, dr., Sp.A
Link Jurnal: https://search.bvsalud.org/global-literature-on-novel-coronavirus-2019-ncov/resource/es/covidwho-2202895