Universitas Airlangga Official Website

Pentingnya Jaga Kecukupan Gizi pada Anak Usia Sekolah

dr Kurnia Sitompul Sp GK saat menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gizi pada anak usia sekoah melalui platform Dokter UNAIR TV. (Foto: Istimewa).
dr Kurnia Sitompul Sp GK saat menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gizi pada anak usia sekoah melalui platform Dokter UNAIR TV. (Foto: Istimewa).

UNAIR NEWS – Platform kesehatan digital Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR), Dokter UNAIR TV, kembali hadirkan segmen Dokter Edukasi mingguan pada Jumat (24/1/2025). Dalam sesi, hadir dr Kurnia Sitompul Sp GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit UNAIR dan Rumah Sakit Mitra Keluarga, yang membahas topik bertajuk Pentingnya Menjaga Kecukupan Gizi pada Anak Usia Sekolah. 

dr Kurnia menjelaskan berbagai tantangan pemenuhan gizi anak usia sekolah di Indonesia. Salah satunya  fenomena gizi buruk, obesitas, hingga kurangnya asupan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. 

Penyebabnya yaitu kurang seimbangnya pola makan anak, paparan makanan cepat saji, serta minimnya edukasi terkait gizi seimbang. “Hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan fisik dan kognitif, serta kondisi kesehatan anak dalam jangka panjang,” ungkapnya. 

Pasalnya, anak usia 6 hingga 12 tahun masih berada dalam masa tumbuh kembang. Pada usia tersebut, normalnya anak harus menambah berat badan hingga 3,5 kilogram dan tinggi badan sebesar  5-7 sentimeter per tahunnya. Sehingga, nutrisi yang cukup merupakan hal yang esensial untuk modal pertumbuhan mereka.

dr Kurnia merekomendasikan seorang anak untuk mendapatkan gizi sebesar 1300 hingga 2000 kalori per hari, tergantung usia dan jenis kelaminnya. “Dari total kalori tersebut, setidaknya harus dapat protein 30 sampai 55 gram,” imbuhnya. 

Selain kebutuhan kalori harian, dr Kurnia menuturkan patokan pemenuhan nutrisi anak yang terdapat dalam tumpeng gizi seimbang. “Pada lapisan pertama, yang harus kita konsumsi setiap hari adalah karbohidrat,” ujarnya.

Pada lapisan berikutnya, terdapat sayur dan buah. Nutrisi penting selanjutnya merupakan protein dalam lapisan ketiga. Terakhir pada puncak tumpeng, terdapat pembatasan atas gula, garam, dan minyak. 

“Jadi untuk nutrisi makro yang harus dipenuhi berasal dari karbohidrat dan protein. Kemudian sayur dan buah merupakan mikronutriennya,” tuturnya. 

Mikronutrien ini ia nilai memiliki nilai krusial bagi tubuh. Contohnya membentuk massa tulang, menjaga kesehatan saluran cerna, hingga menjaga imunitas anak.

Selain pemenuhan, dr Kurnia juga menekankan pentingnya variasi dan pembiasaan dalam pemenuhan makanan bergizi seimbang untuk menggugah selera makan anak. “Contohnya sushi bola nasi, kebab dengan isian sayuran irisan telur dan daging, dan nasi omelet dengan tambahan wortel dan tomat,” jelas dr. Kurnia. 

Selanjutnya, membangun kebiasaan makan sehat juga menjadi hal yang tak kalah krusial. Ia menggarisbawahi peran orangtua untuk memberikan contoh positif melalui rutinitas sehari-hari. Misalnya dengan membiasakan sarapan bergizi setiap pagi. 

Sekolah juga dapat berperan aktif dalam upaya ini. “Misalnya dengan mengedukasi vendor kantin untuk menjual makanan bergizi, atau membuat kebijakan wajib membawa bekal dua hingga tiga kali seminggu,” pungkasnya. 

Penulis: Zahwa Sabiila Ilman Ramadhani

Editor: Khefti Al Mawalia