Universitas Airlangga Official Website

Pentingnya Mencegah Luka Tekan pada Pasien COVID-19

Ilustrasi by Kompas Health

Luka tekan atau yang lebih dikenal dengan decubitus atau pressure injury merupakan masalah yang serius pada pasien tirah baring lama. Pressure injury menjadi masalah baru pada pasien yang dapat meningkatkan biaya, lama perawatan, menambah keparahan penyakit pasien dan memperlambat program rehabilitasi pasien. Bahkan Pressure Injury juga dapat menambah angka mortalitas pada pasien-pasien lansia dengan kondisi kritis.

Pada masa pandemi COVID-19, rumah sakit kewalahan merawat pasien covid-19. COVID-19 memiliki spektrum klinis yang luas. Meskipun Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi COVID-19 tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan, orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta lebih cenderung menjadi sakit kritis. Di antara pasien COVID-19 yang kritis, mayoritas pasien berkembang menjadi suatu ARDS atau sindrom gangguan pernapasan akut, suatu bentuk kegagalan pernapasan yang mengancam jiwa dengan tingkat kematian yang tinggi. Pasien dengan ARDS memerlukan dukungan ventilasi ICU. Namun pasien di ICU memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami cedera Luka tekan atau Pressure injury dikarenakan imobilisasi yang berkepanjangan.

Sayangnya, Tindakan pencegahan Luka Tekan atau Pressure Injury tidak diterapkan secara optimal di Indonesia, terutama di rumah sakit darurat yang dibuat selama pandemi COVID-19. Keterbatasan jumlah tenaga Kesehatan, dan terbatasnya jam kontak antara tenaga Kesehatan dan pasien menyebabkan kurangnya Tindakan pencegahan luka tekan. Di dalam tulisan kami, kami melaporkan dua kasus pasien COVID-19 kritis yang berkembang menjadi luka tekan yang luas selama perawatan di rumah sakit darurat salah satu kota besar di Indonesia. Kami ingin membahas tentang tantangan dalam manajemen luka tekan selama COID-19 dan mengusulkan beberapa saran untuk membantu pencegahan luka tekan.

Pada laporan kasus kami, kami melaporkan dua pasien COVID-19 kritis yang dalam masa perawatan di rumah sakit darurat mengalami luka tekan. Pasien pertama mengalami luka tekan stadium 3, sedangkan pasien kedua berkembang menjadi stadium ke 4. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan luka tekan adalah tekanan, geseran dan kondisi kulit serta jaringan pasien. Selain itu faktor risiko luka tekan adalah imobilitas pasien, posisi berbaring, kurangnya nutrisi, dehidrasi, infeksi, kurangnya kebersihan di area sekitar kemaluan dan anus, adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dan penggunaan obat-obatan vasopressor. Pasien COVID-19 kritis memiliki semua faktor risiko ini, sehingga memiliki risiko tinggi untuk etrjadinya luka tekan. Pasien kritis tidak dapat seacara aktif mengubah posisi mereka di tempat tidur sehingga membutuhkan bantuan tenaga medis.

Manajemen luka tekan dapat dilakukan dengan memperbaiki faktor-faktor penyebab seperti menggunakan Kasur angin sehingga mengurangi tekanan, mengatur posisi untuk miring kanan dan kiri, meminimalkan kelembaban yang berlebihan pada kulit pasien, mengatur nutrisi yang tepat, dan melakukan pemeriksaan pada area-area yang memiliki risiko terjadinya luka tekan. Peran tenaga Kesehatan sangatlah penting pada manajemen serta pencegahan luka tekan terutama pada pasien COVID-19 yang kritis.

Berdasarkan kasus yang kita laporkan, kami merekomendasikan beberapa strategi pencegahan luka tekan untuk rumah sakit darurat yang banyak bermunculan pada kondisi pandemic covid-19. 1) Mengedukasi kembali tenaga Kesehatan tentang pencegahan dan manajemen luka tekan; 2) Melakukan penilaian kulit pada area-area yang berisiko luka tekan sesering mungkin; 3) Pastikan pasien mendapatkan nutrisi dan hidrasi yang adekuat; 4) Menggunakan Kasur angin untuk semua pasien COVID-19 yang kritis untuk meminimalisir risiko luka tekan; 5) Mengaplikasikan balutan silicon di atas tonjolan-tonjolan tulang yang berfungsi untuk mengurangi risiko luka tekan.

Dari laporan kasus kami, kami menemukan bahwa pasien COVID-19 kritis memiliki risiko yang besar mengalami luka tekan selama perawatan di rumah sakit. Dalam situasi pandemic yang menyebabkan kekurangan tenaga Kesehatan, pemerintah harus mengkompensasi dengan menyediakan Kasur angin dan balutan silicon untuk pasien-pasien COVID-19 kritis sehingga dapat mencegah luka tekan.

Penulis : dr. Kezia Eveline, dr. Firas Farisi Alkaff

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada publikasi ilmiah kami di : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36409193/

Eveline K, Indirayani HW, Pramanasari R, Alkaff FF. Pressure Injury Management in Critically Ill Patients with COVID-19 in a Makeshift Hospital in Indonesia: A Report of Two Cases. Adv Skin Wound Care.  2022 Dec 1;35(12):1-6.