Malnutrisi di antara orang lansia dengan gangguan sangat umum terjadi. Lansia tersebut memerlukan makanan yang dimodikasi secara khusus. Kecukupan kalori dan texture makanan harus diperhatikan. Makanan yang dimodifikasi teksturnya adalah bagian penting dari manajemen gangguan menelan pada lansia. Oleh karena itu, penyediaan makanan pada lansia ini menjadi sangat penting.
Di fasilitas perawatan jangka panjang (PJP), tenaga kesehatan telah menerapkan modifikasi teksture makanan, tetapi penerapannya belum sepenuhnya dijelaskan, menjadikannya heterogen. Dan beberapa hal menjadi perhatian kita sebagai tenaga Kesehatan. Pelaksanaan makan pada lansia dengan gangguan menelan tidak cukup hanya berbicara terkait dapat ditelan dan kalori yang cukup. Lebih dari itu, hal terpenting adalah lansia terhindar dari kegawat daruratan saat makan karena kemampuan menelannya kurang dan tersedak. Hal ini bisa menimbukan kematian maupun penyakit lainnya.
Kejadian tersedak pada lansia dilaporkan cukup banyak terjadi. Kejadian tersedak pada lansia akan berdampak buruk pada Kesehatan lansia. Lansia dapat mengalami batuk, kesulitan bernafas, bahkan hingga ternjadi pneumonia. Kejadian ini merupakan bukan hal yang biasa. Namun karena banyaknya persepsi terkait pemberian makan yang dimodifikasi ini maka penyesiaan modifikasi berbeda-beda di setiap PJP. Standarisasi penyediaan ini penting untuk lansia di PJP.
Tujuan penelitian kami untuk mengeksplorasi penerapan makanan yang dimodifkasi di fasilitas PJP, terutama berfokus pada peran tenaga Kesehatan profesional dalam perawatan nutrisi yang melibatkan modifikasi makanan (misalnya, memutuskan jenis makanan, menyiapkan dan memberikan makanan, dan mengevaluasi hsilnya). Protokol penelitian ini telah dibuat dan review artikel akan dilakukan.
Penulis: Dianis Wulan Sari; Gading Ekapuja Aurizki; Retno Indarwati; Farapti Farapti; Etty
Rekawati5; Manami Takaoka. (Sari et al. 2023)
Link lengkap dapat dilihat di https://www.researchprotocols.org/2023/1/e44201