Universitas Airlangga Official Website

Pentingnya Soft Skill Komunikasi dalam Mengembangkan Karir

Iska Ningrum (kanan) sebagai narasumber dalam HR talk melalui live broadcast Instagram @pasca_unair. (Foto: Istimewa)
Iska Ningrum (kanan) sebagai narasumber dalam HR talk melalui live broadcast Instagram @pasca_unair. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan HR talk bersama Iska Ningrum SIKom selaku salah satu trainer dan public speaker dari Intuisi Consulting Agency & Intuisi Creative Agency. Talk Show itu bertajuk Pentingnya Soft Skill yang berlangsung pada Kamis (04/01/2024) melalui live broadcast Instagram @pasca_unair.

Iska menyebutkan bahwa saat ini orang-orang terlalu fokus pada pengembangan hard skill, padahal pengembangan soft skill juga tidak kalah penting. Soft skill adalah kemampuan non-teknis dari seseorang seperti kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

“Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari suatu individu ke individu lain dengan tujuan agar pesan tersampaikan dengan baik,” tuturnya.  

Iska menyatakan bahwa untuk mengembangkan karir di pekerjaan, maka perlu adanya komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif di tempat kerja dilakukan dengan cara mengetahui tipe kepribadian rekan kerja. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakter sesuai dengan tipe-tipe kepribadian yaitu melankolis, sanguinis, plegmatis, dan koleris. 

Penting mempelajari kepribadian orang lain agar dapat berkomunikasi dengan efektif karena pada dasarnya setiap tipe kepribadian ini memiliki pola komunikasi yang berbeda-beda. “Misalnya rekan kerja kita memiliki kepribadian sanguinis, maka tidak bisa menerapkan pola komunikasi secara melankolis karena akan kurang cocok,” ujarnya.

Selain itu, cara berkomunikasi dengan rekan kerja yang efektif adalah dengan memberikan saran dengan pendekatan yang baik karena pada dasarnya manusia itu tidak suka dikritik. “Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam menyampaikan kritik. Yaitu, memberi apresiasi terlebih dulu, kemudian memberi kritik membangun sekaligus solusi agar dapat menjadi yang lebih baik,” ungkapnya.

Selain dengan rekan kerja, diperlukan juga cara komunikasi yang efektif dengan atasan dalam pekerjaan. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan persiapan yang matang sebelum berdiskusi dengan atasan serta memperhatikan penampilan.

“Komunikasi tidak hanya tentang cara berbicara dengan orang lain secara verbal, tapi juga berkaitan dengan gesture, ekspresi, dan manner,” ungkap lulusan komunikasi itu.

Selain itu, perlu juga untuk memahami cara berkomunikasi antar generasi. Karena biasanya dalam pekerjaan kita akan berkolaborasi dengan orang-orang dari generasi ke generasi.

“Misalnya generasi Z terbiasa mendapatkan hal secara instan, jadi agar dapat nyambung maka harus berkomunikasi secara fleksibel,” terangnya.

Di akhir, Iska berpesan bahwa tips untuk mengasah soft skill adalah dengan menyadari kekurangan diri dan memperbaiki komunikasi melalui training. Selain itu, perlu juga untuk berkomunikasi dengan diri sendiri karena komunikasi tidak hanya terjalin dengan orang lain, tapi juga dengan diri sendiri. 

Penulis: Lady Khairunnisa Adiyani

Editor: Khefti Al Mawalia