Universitas Airlangga Official Website

Ilustrasi bayi (foto: Halodoc.com)

Bayi berat lahir kurang dari 2500 gram terlepas dari usia atau biasa disebut Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan serius secara global. Di Asia Tenggara, jumlah BBLR kasus baru dan lama diperkirakan sebesar 12.3% dan di Indonesia jumlah kasus BBLR meningkat dari 11.32% pada 2019 menjadi 12.27% pada 2021. BBLR berdampak negatif terhadap perkembangan anak. BBLR memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan anak, termasuk peningkatan risiko penyakit, stunting, dan mortalitas pada masa dewasa.

Artikel ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penentu BBLR khususnya dari daerah 3T meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat menggunakan data sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Indonesia selama periode 2019–2021. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik multilevel untuk menentukan hubungan antara berbagai variabel dengan kejadian LBW.

Daerah 3T

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tinggal di pedesaan dan yang belum pernah menggunakan kontrasepsi memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan BBLR. Faktor-faktor lain seperti sumber air, bantuan sosial, usia ibu, dan produk domestik bruto (PDB) per kapita tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prevalensi BBLR. Studi ini menemukan bahwa tinggal di daerah pedesaan dan tidak pernah menggunakan kontrasepsi merupakan faktor risiko signifikan untuk BBLR.

Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa bayi yang lahir di daerah pedesaan atau terpencil lebih mungkin mengalami BBLR dibandingkan dengan bayi yang lahir di daerah perkotaan. Faktor lainnya, seperti akses ke fasilitas kesehatan di daerah pedesaan, juga diidentifikasi sebagai faktor yang memengaruhi jumlah kejadian BBLR di Bangladesh dan India. Selain hal tersebut, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara usia ibu dan BBLR meskipun usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua sering dikaitkan dengan peningkatan risiko BBLR dalam literatur lain.

Rekomendasi kebijakan dari penelitian ini adalah menekankan pentingnya meningkatkan fasilitas kesehatan di daerah pedesaan dan mengembangkan program penggunaan kontrasepsi sebagai strategi untuk mengurangi angka kejadian BBLR di wilayah 3T Indonesia. Selain hal tersebut, pengembangan inovasi intervensi yang tepat sasaran sesuai karakteristik lokal diharapkan juga dapat mengirangi kejadian BBLR dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Penulis: Nuzul Qur’aniati

Link: Multilevel modelling of the determinants of low birth weight in frontier, outermost and underdeveloped regions: Evidence from the Indonesian National Socioeconomic Survey

Baca juga: Inovasi Robot Penyemprot Disinfektan Karya Dosen FTMM Raih Hak Paten