Universitas Airlangga Official Website

Peran Asuransi Kesehatan dalam Persalinan Caesar di Kalangan Ibu Bekerja di Indonesia

Ilustrasi persalinan bayi. (Sumber: Halodoc)

Persalinan caesar merupakan prosedur persalinan melalui sayatan yang dibuat di perut dan rahim ibu. Menurut laporan WHO, persalinan caesar terus meningkat secara global, dan kini menyumbang >21% dari semua metode persalinan. Diperkirakan, angka ini akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang mencapai 29% dari semua kelahiran pada tahun 2030. Di Indonesia, angka persalinan caesar juga mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa dekade terakhir dari 12% pada tahun 2012 menjadi 17% pada tahun 2017. 

Persalinan caesar bisa menjadi sangat penting dalam situasi darurat seperti persalinan yang lama atau terhambat, distress janin, atau jika bayi berada dalam posisi yang tidak normal. Namun, seperti halnya semua operasi, persalinan caesar juga memiliki risiko. Peningkatan penggunaannya di luar indikasi medis telah menimbulkan kekhawatiran. Studi di EskiÅŸehir menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja wanita lebih memilih melahirkan melalui persalinan caesar, meskipun tidak ada indikasi klinis. Beberapa faktor telah terbukti mendukung pemilihan metode persalinan caesar seperti usia ibu, status ekonomi, dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Kepemilikan asuransi kesehatan diduga juga memainkan peran penting dalam keputusan untuk menjalani persalinan caesar. Ibu bekerja merupakan kelompok yang cenderung mandiri dalam menentukan kepemilikan asuransi kesehatan, dan situasi ini diduga meningkatkan penggunaan persalinan caesar di kalangan mereka.

Kami melakukan penelitian untuk mengeksplorasi peran asuransi kesehatan dalam keputusan persalinan caesar di kalangan ibu bekerja di Indonesia. Pendekatan cross-sectional dipilih dengan menganalisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Penelitian dilakukan pada 7.293 ibu bekerja usia 15-49 tahun yang memiliki riwayat melahirkan dalam lima tahun terakhir. Melalui analisis data yang komprehensif, kami mengidentifikasi hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan dan pilihan untuk menjalani persalinan caesar. Kami juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti usia, pendidikan, dan status sosial ekonomi yang mungkin memengaruhi keputusan tersebut.

Hasilnya didapatkan sebesar 18,8% ibu bekerja di Indonesia menjalani persalinan caesar. Proporsi operasi caesar didominasi oleh ibu bekerja yang memiliki asuransi kesehatan. Temuan ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam asuransi kesehatan nasional, atau dikenal sebagai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat meningkatkan akses ke layanan kesehatan ibu, termasuk perawatan kehamilan, persalinan di klinik, dan perawatan pascapersalinan. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa operasi caesar lebih umum terjadi di kalangan ibu yang memiliki asuransi atau dukungan finansial dari organisasi. Faktanya, biaya persalinan seringkali menjadi kendala, dan asuransi kesehatan dapat membantu mengurangi beban biaya tersebut.

Dalam hal pemilihan fasilitas kesehatan, tampak kecenderungan wanita Indonesia untuk memilih melahirkan di rumah sakit swasta dibandingkan rumah sakit umum. Beberapa faktor, seperti program asuransi dan preferensi pribadi, ternyata berkontribusi pada peningkatan angka kelahiran di rumah sakit swasta. Sistem asuransi kesehatan nasional juga memungkinkan wanita untuk memilih fasilitas kesehatan yang mereka inginkan selama fasilitas tersebut berkerja sama dengan penyedia asuransi.

Penelitian ini mengidentifikasi adanya lima faktor yang secara signifikan berkaitan dengan pemilihan persalinan caesar oleh ibu bekerja di Indonesia. Lima faktor tersebut adalah tempat tinggal, kelompok usia, tingkat pendidikan, status kekayaan, dan kunjungan perawatan antenatal. Menurut tempat tinggalnya, ibu bekerja yang tinggal di kota memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan persalinan caesar dibandingkan yang tinggal di pedesaan. Sedangkan menurut usianya, pemilihan persalinan caesar pada ibu bekerja didominasi oleh ibu dengan usia 30-34 tahun. Dari karakteristik ini, semakin tua usia ibu, semakin tinggi kemungkinan menjalani persalinan caesar. Dilihat dari riwayat pendidikannya, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kemungkinan persalinan caesar pada ibu bekerja. Tingkat pendidikan yang lebih baik membuat wanita lebih mandiri dalam membuat keputusan untuk kepentingan mereka, termasuk pilihan untuk kesehatan. Kekhawatiran ekstrem tentang penampilan vagina terkadang menyebabkan ibu lebih memilih operasi caesar dibandingkan persalinan alami.

Berdasarkan analisis pada status kekayaan, ibu bekerja dari keluarga dengan pendapatan lebih tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk menggunakan persalinan caesar. Peningkatan angka operasi caesar memberikan beban finansial yang signifikan pada situasi keuangan keluarga. Oleh karenanya, operasi caesar cenderung dilakukan oleh wanita dari rumah tangga dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Selanjutnya, ibu bekerja dengan empat atau lebih kunjungan antenatal lebih mungkin menjalani persalinan caesar dibandingkan dengan mereka yang memiliki riwayat kurang dari empat kali kunjungan antenatal. Hal ini karena perawatan antenatal yang lengkap memungkinkan wanita hamil mendeteksi lebih awal jika ada hambatan atau faktor komplikasi selama kehamilan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa ibu bekerja yang memiliki asuransi kesehatan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjalani persalinan caesar dibandingkan ibu bekerja yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Oleh karenanya, peningkatan akses ke asuransi kesehatan dapat membantu ibu hamil mendapatkan perawatan yang lebih baik dan mengurangi risiko terkait persalinan.

Penulis: Ratna Dwi Wulandari

link: https://doi.org/10.1007/s10389-024-02208-zÂ