Untuk mengetahui peran institusi sosial budaya lokal dalam mengatasi permasalahan kesehatan timbul akibat bencana alam. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif metode untuk menyelidiki dan mengidentifikasi masalah kesehatan selama bencana. Kegiatan pengumpulan data primer terkonsentrasi di tiga lokasi yaitu: Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Bojonegoro Kabupaten Indonesia. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan keluarga (150 responden) yang pernah mengalami bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, lahar dingin, angin topan, dan angin puyuh. Sebagian besar responden menghadapi banyak masalah permasalahan kesehatan pascabencana. Antara lain saja anak-anak lebih terkena dampaknya karena alasan keamanan Pengukuran. Data menunjukkan bahwa sosial budaya setempat lembaga-lembaga yang dipimpin oleh relawan memainkan peran dinamis dalam hal ini kesadaran kesehatan. Di Indonesia dampaknya bersifat alami bencana terhadap kesehatan masyarakat sangatlah besar dan memerlukan tindakan tanggapan yang cepat dan efektif. Studi ini menggarisbawahi peran penting lembaga sosial budaya lokal dalam mengatasi masalah kesehatan yang ditujukan pada krisis tersebut.
Bencana alam yang terjadi di Jawa Timur, Indonesia sering terjadi secara berkala, tiba-tiba dan sulit untuk terjadi prediksi. Hal itu bisa terjadi kapan saja, di mana saja, pada siapa saja dan bahkan menghancurkan gedung, kantor, sawah dan juga sebagai sarana prasarana yang menunjang kehidupan manusia. Tersebut jenis bencana yang umum terjadi di berbagai kota atau kabupaten adalah banjir, angin puting beliung, dan angin topan. Di perkotaan Di wilayah tersebut, bencana banjir terjadi karena tata ruang yang kacau perencanaan dan kesalahan dalam kebijakan perencanaan kota, yang cenderung dikendalikan oleh kekuatan komersial. Banjir sering terjadi karena air yang dikirim dari lereng bukit atau luapan sungai, yang menyebabkan tanah longsor dan banjir bandang. Lembaga sosial budaya yang menangani kesehatan korban bencana, memberikan berbagai layanan hukum, dan jaringan berorientasi kesehatan yang sesuai. Salah satunya adalah a peraturan yang menyatakan pentingnya peran masyarakat puskesmas dalam penanggulangan bencana.
Dalam memberikan pelayanan sosial, peran yang ditampilkan oleh berbagai lembaga sosial budaya setempat relative beragam dan efektif. Temuan mengungkapkan bahwa hal ini bersifat local institusi memanfaatkan pengetahuan berbasis komunitas, praktik tradisional dan pengetahuan lokal untuk disampaikan intervensi kesehatan kritis dalam bencana.
Penulis: Dr. Septi Ariadi, Dosen Sosiologi, FISIP UNAIR
DIRECT LINK: https://www.rmj.org.pk/?mno=187909