Candida glabrata telah muncul sebagai penyebab utama resistensi adaptif terhadap azoles, echinocandins, dan agen multidrugresistant. Oleh karena itu, diperlukan upaya eksplorasi bahan alam untuk aktivitas antijamur, salah satu bahan alam tersebut adalah propolis. Ekstrak propolis memiliki senyawa kimia seperti flavonoid dan asam fenolik yang memiliki aktivitas antijamur yang dapat menghambat pertumbuhan Candida glabrata. Pada penelitian ini digunakan propolis dari lebah Apis mellifera carnica. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efek antijamur propolis Apis mellifera carnica terhadap isolat klinis Candida glabrata dibandingkan dengan flukonazol. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental in vitro yang dilakukan dengan menggunakan metode difusi. Kajian ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP) menggunakan flukonazol dan perlakuan (P) dengan tiga varian konsentrasi ekstrak propolis Apis mellifera carnica yaitu 50%b/v (P1), 75%b/v (P2), dan 100%b/v (P3). Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whiteney dengan signifikansi (p<0,05). Hasil rata-rata dari diameter zona hambat secara berurutan mulai dari yang terkecil kontrol negatif (KN) sebesar 0 mm, P3 sebesar 7,71 mm, P1 sebesar 8,85 mm, P2 sebesar 9,60 mm dan terbesar adalah kontrol positif (KP) sebesar 19,08 mm. Konsentrasi Apis mellifera carnica ekstrak propolis memiliki efek antijamur terbesar pada konsentrasi 75%b/v dan paling sedikit pada konsentrasi 100%b/v. Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak propolis Apis mellifera carnica memiliki efek antijamur terhadap Candida glabrata tetapi tidak lebih baik bila dibandingkan dengan flukonazol.
Penulis: dr. Yuani Setiawati, M.Ked