Net generation adalah kelompok anak muda urban yang dewasa ini banyak memanfaatkan ekonomi digital sebagai platform mereka mengembangkan perilaku konsumsi. Meski kondisi perekonomian tengah menurun, tetapi ada indikasi keterlibatan anak-anak muda dalam transaksi ekonomi digital justru makin berkembang. Data Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi perdagangan secara elektronik (e-commerce) melonjak 33% dari Rp 253 triliun pada 2020 menjadi Rp 337 triliun pada 2021. Transaksi uang elektronik diperkirakan naik 32% dari Rp 201 triliun menjadi Rp 266 triliun. Sedangkan transaksi digital banking diprediksi tumbuh 19% dari Rp 27.000 triliun menjadi Rp 32.200 triliun.
Di kalangan anak muda, berbelanja online adalah salah satu aktivitas yang kini makin sering dilakukan. Berbeda dengan sektor perekonomian konvensional yang tergantung pada interaksi tatap muka antara penjual dan pembeli, dalam ekonomi digital semua transaksi dilakukan di ruang virtual. Cyber mal dan shopping online telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat postmodern. Tanpa harus pergi ke mal-mal, anak muda sebagai konsumen potensial berbagai komoditi sekarang sudah bisa berbelanja barang yang diinginkan melalui transaksi daring dari rumah. Di dunia maya yang tanpa batas, anak-anak muda bisa melihat berbagai produk yang ditawarkan di dunia maya, memilihnya, untuk kemudian memutuskan membeli produk itu.
Perkembangan Tren
Di era masyarakat digital, trend perkembangan ekonomi online niscaya terlihat terus berlanjut karena masyarakat banyak yang telah terhubung secara digital. Transaksi online adalah inovasi baru yang membuka kemungkinan yang tak terhitung banyaknya untuk perubahan radikal dalam cara kita bekerja, cara kita mengonsumsi, bersosialisasi, menciptakan nilai dalam perekonomian, dan bersaing untuk mendapatkan keuntungan yang dihasilkan.
Daya tarik berbelanja secara online selain kemudahan, juga tawaran yang menggoda –yang seolah tanpa batas. Artinya, dengan memanfaatkan internet, maka konsumen –terutama anak-anak muda—akan dapat memilih produk yang mereka inginkan, untuk kemudian membelinya tanpa harus berkunjung secara fisik ke outlet-outlet yang memasarkan produk itu.
Di kota-kota besar, kini yang namanya pasar grosir dan mal cenderung mulai sepi dan kelihatan pelanggan mereka. Banyak pasar grosir terkenal dan mal-mal belakangan ini kehilangan pengunjungnya hingga terlihat sepi. Jika di masa sebelum pandemi covid-19, setiap hari libur mal selalu ramai dikunjungi pembeli, kini semua berubah. Di berbagai mal, outlet yang ramai umumnya adalah penjualan makanan.
Bagian Gaya Hidup
Studi yang kami lakukan menemukan bahwa pembelian secara online telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda urban. Bagi sebagian anak muda urban, membeli secara spontan seringkali dilakukan impulsive tanpa memikirkan dampaknya pada kondisi keuangan yang dimiliki. Sebagian anak muda urban membeli produk secara online meski hal itu melampaui budget keuangan yang dimiliki. Anak muda yang memiliki literasi keuangan yang memadai, mereka memang umumnya mampu menahan diri untuk tidak berbelanja secara berlebihan. Tetapi bagi anak muda yang tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan, mereka biasanya cenderung bergaya hidup konsumtif.
Untuk mencegah agar pergeseran perilaku konsumsi masyarakat secara online tidak tergelincir menjadi perilaku konsumsi yang boros harus diakui bukan hal yang mudah. Dewasa ini, daya tarik untuk melakukan transaksi online makin kuat, dan tidak mungkin hanya dicegah dengan mengandalkan pada instrument dan regulasi kebijakan pemerintah. Prasyarat yang dibutuhkan untuk mencegah agar tidak tumbuh perilaku berbelanja yang boros tak pelak adalah pengetahuan dan literasi keuangan yang memadai.
Literasi Finansial
Pengertian umum mengenai literasi finansial atau literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang mampu memberikan keyakinan terkait lembaga keuangan dan berbagai produk dan jasa di dalamnya untuk mencapai stabilitas ekonomi dan keuangan. Literasi keuangan adalah pengetahuan seseorang ketika mendapatkan informasi mengenai ekonomi yang didapatkan oleh seseorang tersebut dan mampu mengelolanya dengan efektif. Dengan demikian, seseorang bisa membuat keputusan dan kebijakan dengan efektif untuk memanfaatkan sumber daya keuangan yang dimilikinya.
Pengetahuan tentang keuangan, bagaimana mengatur pengeluaran, dan lain sebagainya perlu dikuasai agar masyarakat tidak lupa terhadap arti penting menabung dan bersikap bijak dalam berbelanja. Transaksi online memang menawarkan berbagai kemudahan dan keleluasaan dalam berbelanja. Namun demikian, yang penting adalah bagaimana memastikan masyarakat agar tidak menjadi korban ideologi pasar yang cenderung menginginkan perilaku konsumsi yang berlebihan –yang menjerumuskan masyarakat pada gaya hidup yang serba konsumtif.
Penulis: Bagong Suyanto, Nadia Egalita, Rahma Sugihartati, Siti Masudah, Pingkan Sekar Savira & Nur Syamsiah
Sumber: Bagong Suyanto, Nadia Egalita, Rahma Sugihartati, Siti Masudah, Pingkan Sekar Savira & Nur Syamsiah (2025). Young urban people’s impulsive online shopping behavior and its financial literacy. Cogent Social Sciences, 2025, Vol. 11, No. 1, 2443553. https://doi.org/10.1080/23311886.2024.2443553