Universitas Airlangga Official Website

Perilaku Pekerja dan Forced Vital Capacity Pekerja Batik

Foto by Republika Online

Industri batik berperan utama dalam pertumbuhan sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I tahun 2019 yang mencatatkan posisi tertinggi sekitar 18,98% (Kementerian Perindustrian, 2015). Pencapaian produksi ini didukung oleh 37.093 tenaga kerja batik (Siregar et al., 2020). Menurut Junaidi dkk. (2017), selama proses pembuatan batik terdapat banyak bahaya di area industri batik. Pembatik dapat terpapar uap panas yang terhirup dan iritasi kulit akibat paparan zat pewarna pada tubuh. Bahaya kategori sedang yaitu ruang cap dengan persentase bahaya 30,77%, pekerja batik dapat terpapar uap panas dan luka bakar jika terkena lilin panas dan kategori bahaya tinggi yaitu ruang pewarnaan dengan persentase bahaya 38,46%, pekerja dapat terpapar zat pewarna yang terhirup dan iritasi kulit akibat paparan tubuh terhadap zat pewarna tersebut (Junaidi, Fatoni dan Fatimah, 2017). Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik, perilaku pekerja  dan Forced Vital Capacity (FVC) pekerja batik di Desa Batik Jetis Sidoarjo. 

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2019, bertempat di industri batik Desa Batik Jetis Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Sampel diambil secara total sampling dengan kriteria inklusi yaitu subjek penelitian yang berusia lebih dari 20 tahun dan bersedia menjadi sampel penelitian. Sampel terdiri dari 9 orang pengrajin batik dari desa Batik Jetis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara, serta pengukuran Forced Vital Capacity (FVC) menggunakan spirometer. Rancangan penelitian menggunakan cross-sectional, variabel bebas, dan variabel teramati dalam waktu (periode) yang sama.  Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2019,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik(usia dan status gizi),  responden berdasarkanusia di lingkungan kerja Kampung Batik Jetis menunjukkan bahwa 66,67% responden berumur ≥50 tahun. Orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah usia di mana kondisi paru-paru dapat memburuk lebih cepat. Pekerja yang berusia lebih dari 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan fungsi paru dibandingkan pekerja yang berusia < 40 tahun (Pinugroho dan Kusumawati, 2017). Responden berdasarkan status gizi dengan kategori obesitas paling tinggi yaitu 66,67%. Hasil analisis yang dilakukan oleh Wulansari (2019) menunjukkan adanya hubungan status gizi dengan status fungsi paru. Status gizi lebih (obesitas) ternyata tidak baik bagi kapasitas fungsi paru seseorang. Akibat obesitas, terjadi penambahan jaringan adiposa pada dinding dada dan rongga perut yang menekan rongga dada, rongga perut dan paru-paru (Wulansari, 2019).

Persentase pekerja yang memiliki FVC normal (88,89%) lebih banyak dibandingkan pekerja yang memiliki FVC abnormal, hal ini didukung dengan responden mayoritas pekerja (66,67%) tidak merokok. Hasil pemeriksaan FVC pada pekerja batik sebanyak (11,11%) menunjukkan status FVC abnormal (restriksi dan penghalang). Karakteristik individu pekerja yang mengalami FVC abnormal berusia 60 tahun dan status gizi termasuk kategori gemuk berat atau obesitas (IMT 27,67).  Hasil FVC yang tidak normal pada pekerja berusia 60 tahun dapat disebabkan oleh usia pekerja. Usia seseorang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru. Pekerja dengan masa kerja > 5-15 tahun lebih berisiko mengalami gangguan fungsi paru dibandingkan usia < 5 tahun (Sekarini et al., 2019).

Persentase pekerja yang memiliki FVC normal lebih banyak dibandingkan pekerja yang memiliki FVC abnormal, hal ini didukung dengan responden mayoritas pekerja tidak merokok. Hasil pemeriksaan FVC pada pekerja batik yang menunjukkan status FVC abnormal (restriksi dan penghalang), ditunjukkan dengan usia 60 tahun dan status gizi termasuk kategori gemuk berat atau obesitas. Saran untuk meminimalisir terjadinya FVC abnormal dengan cara mengurangi merokok dan melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara rutin.

Penulis: R. Azizah

Jurnal: WORKERS’ BEHAVIOUR AND FORCED VITAL CAPACITY (FVC) BATIK WORKERS IN BATIK JETIS VILLAGE, SIDOARJO

https://e-journal.unair.ac.id/IJPH/article/view/23286