Universitas Airlangga Official Website

Perjalanan Digital Mengubah Wajah Pariwisata Indonesia

IL by Barantum CRM

Keragaman alam dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia telah menjadi pendorong utama dalam pengembangan industri pariwisata, berkontribusi signifikan, dan menjadi tulang punggung ekonomi negara, serta menciptakan jutaan lapangan kerja. Namun, dampak mendalam dari situasi global pandemi Covid-19 telah mengguncang perkembangan industri ini secara substansial. Data yang dirilis oleh Satgas Penanganan Covid-19 Nasional hingga pertengahan tahun 2021 menggambarkan lonjakan hampir menyentuh angka 4 juta kasus positif di Indonesia yang berdampak pada peningkatan pembatasan perjalanan dan pariwisata, hingga berujung merugikan banyak destinasi wisata karena harus kehilangan pangsa pasar. Di tengah situasi darurat ini, inovasi dan kreativitas telah menjadi kunci vital dalam upaya mempertahankan stabilitas ekonomi. Salah satu bidang inovatif yang semakin berkembang dalam konteks pasca-pandemi adalah digital tourism yang mana pemanfaatan teknologi dan media sosial telah menjadi sarana efektif untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia secara global. Digital tourism tidak hanya memperkenalkan wisata Indonesia kepada dunia, tetapi juga turut menyebarkan keindahan alam Indonesia secara luas. Tantangan dan peluang yang dihadapi industri pariwisata Indonesia semakin meluas dengan munculnya fenomena digital tourism. Lebih dari sekadar sebagai jendela untuk memperkenalkan kekayaan alam, digital tourism telah menjadi pemersatu dalam menghubungkan pesona Indonesia dengan dunia dan berhasil menarik minat jutaan wisatawan mancanegara untuk merasakan keindahan negara ini.

Dalam era digital, petualangan tidak lagi terikat pada batasan fisik, melainkan telah membuka pintu bagi eksplorasi melalui layar perangkat elektronik. Internet menjadi jembatan utama bagi wisatawan yang mencari informasi terkait destinasi, akomodasi, kuliner, serta aktivitas wisata melalui mesin pencari dan platform perjalanan daring. Adopsi teknologi realitas virtual dan augmented turut memperluas pengalaman wisata yang memungkinkan para pelancong untuk merasakan keunikan destinasi sebelum mereka benar-benar menginjakkan kaki di sana. Sebagai contoh, Indonesia telah mempersembahkan kekayaan Candi Borobudur dari Kota Magelang ke dalam domain digital tourism. Tidak hanya Candi Borobudur yang menjadi magnet utama, namun juga berbagai situs bersejarah seperti Candi Mendut, Museum Samudra Raksa, dan Museum Oei Hong Djien, yang kini dapat dinikmati melalui pengalaman virtual yang disajikan dengan panduan wisata interaktif. Dalam evolusi ini, sektor kreatif memegang peran penting sebagai penggerak pemulihan industri pariwisata pasca pandemi. Namun, untuk meraih potensi penuhnya, sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal menjadi krusial dalam menghadapi tantangan over-tourism dan isu-isu terkait lainnya. Melalui harmonisasi antara warisan tradisional dan gebrakan inovatif, Indonesia menemukan ruang eksplorasi baru yang menggoda dan menjadikan negara ini sebagai destinasi unggulan yang terus bermetamorfosis dalam dunia pariwisata global.

Penetrasi digital telah menjadi kekuatan penggerak pariwisata Indonesia ke panggung global dengan biaya yang lebih terjangkau. Ragam aplikasi dan teknologi telah membuka jalan menuju pengalaman wisata yang lebih pribadi dan informatif bagi para pelancong, mulai dari peta interaktif hingga informasi real-time tentang atraksi serta acara lokal. Melalui platform e-commerce, sektor pariwisata di Indonesia merangkul penjualan produk dan layanan wisata secara daring, termasuk penawaran paket perjalanan yang menarik. Namun, kemajuan digital ini juga menimbulkan tantangan signifikan, terutama di wilayah-wilayah dengan keterbatasan akses internet. Kondisi ini membatasi perkembangan pariwisata digital meskipun berpotensi bagi kemajuan industri pariwisata. Selain itu, pengaturan industri pariwisata digital menjadi perhatian penting pemerintah untuk memastikan keadilan, perlindungan konsumen, serta kemajuan sektor pariwisata secara berkelanjutan. Dengan pendekatan yang cermat, pariwisata digital mampu menjadi sumber pendapatan tambahan yang substansial bagi pemerintah dan para pelaku industri pariwisata. Di tengah tantangan resesi yang mengancam di tahun 2023, kehadiran digital tourism justru dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Upaya ini dapat membantu meredakan dampak negatif resesi dengan merevitalisasi industri pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru, serta menggenjot pendapatan nasional.

Dalam perspektif politik tahun 2024 yang krusial bagi Indonesia, digital tourism menjadi alat strategis untuk membangun citra positif di mata dunia. Dengan memanfaatkan platform digital, keindahan alam serta kekayaan warisan Indonesia dapat diperkenalkan secara luas, sementara calon pemimpin dapat menggandeng potensi pasar turis domestik dan internasional guna memperkuat pandangan positif terhadap industri pariwisata yang berkontribusi besar terhadap ekonomi negara. Salah satu gebrakan signifikan dalam ranah pariwisata digital di Indonesia adalah melalui keikutsertaan dalam Generasi Pesona Indonesia (GenPI). Data menunjukkan bahwa 50% lebih pariwisata inbound di Indonesia didominasi oleh milenium dan Gen Z yang menjadikan mereka sebagai target utama dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia. GenPI bukan sekadar sebuah platform, melainkan sebuah forum bagi para pelaku kreatif untuk terlibat aktif dalam memajukan potensi lokal di seluruh Nusantara. Ekspansi kehadiran GenPI di banyak provinsi hingga saat ini telah menjadi bukti konkret akan perannya sebagai wadah pergerakan yang terus berkembang dengan merangkul beragam inisiatif yang menjanjikan dalam pengembangan pariwisata berbasis digital. Dengan demikian, digital tourism memiliki kapasitas untuk memainkan peran penting dalam menangkal ancaman resesi ekonomi, mendukung tahun politik, serta memanfaatkan pasar yang besar dan penuh potensi dari generasi muda Indonesia. Inovasi ini menjadi potensi bisnis yang menggiurkan, sekaligus instrumen utama dalam memperkuat perekonomian, serta mengampanyekan potensi pariwisata domestik yang melimpah.

Penulis: Febri Rizma Yunita (Mahasiswa Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga)