Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan gabus yang banyak diminati di negara berkembang termasuk Indonesia karena nilai gizinya yang tinggi, harga yang relatif murah dan ketersediaannya di pasar lokal. Umumnya masyarakat Indonesia memiliki anggapan ikan gabus baik untuk diet penderita gagal ginjal sehingga permintaan ikan gabus relatif tinggi. Ikan gabus biasanya tumbuh dan berkembang biak secara alami dan liar di daerah sungai, rawa atau danau. Dalam beberapa tahun terakhir populasi ikan gabus mengalami penurunan, diduga akibat eksploitasi berlebihan, tekanan lingkungan, dan penyakit. Sebagian besar penyakit parasit pada hewan air termasuk ikan terjadi karena kondisi yang kurang baik, seperti kualitas air yang buruk. Diantara parasit yang mengganggu kesehatan ikan gabus antara lain Dinoflagellida, Trichodinidae dan Monogenea yang diindikasikan sebagai agen etiologi utama [Jerônimo et al., 2011]. Trichodinids adalah parasit protozoa bersilia dari vertebrata [Pádua et al., 2012] dan invertebrata [Silva et al., 2009] yang menghuni ekosistem perairan tertentu. Trichodinid merupakan salah satu protozoa ektoparasit penting yang banyak ditemukan pada insang, kulit dan sirip ikan. Trichodina sp. telah dikaitkan dengan insang dan infeksi saluran kemih pada ikan [Lom and Dyková, 1992]. Struktur insang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, dan dapat berfungsi sebagai indikator banyak masalah yang terjadi akibat lingkungan yang buruk. Histologi insang pada ikan biasanya digunakan sebagai identifikasi penyakit menular dan tidak menular. Berkenaan dengan patologi insang, penelitian sebelumnya telah berfokus pada efek histologis dari parasit patogen ikan yang menular pada insang ikan liar dan kerusakan yang diakibatkannya, terutama protozoa [Kayis et al., 2015] dan metazoan [Yardimci and Pekmezci, 2012].
Sebagai salah satu organ yang sering terinfeksi Trichodina sp., insang seringkali dapat dijadikan sebagai salah satu organ pemeriksaan utama untuk diagnosis trichodiniasis. Efek trichodiniasis pada insang dan hasil perubahan histopatologis jaringan insang dapat digunakan untuk menentukan status infeksi dan berdampak pada induk semang. Ada banyak kondisi simtomatik patologi yang terkait dengan infestasi parasit ini [Valladao et al., 2015]. Oleh karena itu, penelitian tentang penilaian secara histopatologi dan lesi insang yang terkait dengan Trichodina sp. sebagai parasit protozoa pada C. striata sangat penting dan laporan trichodiniasis pada C. striata di Indonesia masih sedikit diketahui khusus patogenisitasnya pada ikan gabus liar. Studi ini merupakan laporan baru tentang Trichodina sp. yang menginfeksi ikan gabus liar di sungai Surabaya dan gambaran tentang perubahan histopatologi insang yang terinfeksi. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa infestasi Trichodina puytoraci menyebabkan peradangan jaringan, hipertrofi, degenerasi, aneurisma, dan nekrosis insang Mugil cephalus. [Yemmen et al., 2011]. Memang, berbagai macam perubahan histopatologis insang yang diamati pada penelitian ini tidak serta merta disebabkan oleh Trichodina sp. tapi setidaknya Trichodina sp. berperan penting dalam memperparah kerusakan yang terjadi pada insang. Secara umum, infeksi campuran biasa terjadi di lingkungan liar. Beberapa lingkungan perairan seperti air tawar, air payau dan air asin memiliki spesies Trichodinads yang menghuni dan hidup di dalamnya. Karena sampel ikan yang menjadi objek penelitian ini adalah ikan gabus yang termasuk dalam kelompok ikan air tawar maka dapat dipastikan trichodinad yang menginfeksi adalah Trichodina sp. yang hidup dan berkembang biak di air tawar.
Trichodina spp. merupakan kelompok parasit protozoa bersilia yang sering menginfeksi bagian dorsal-abdomen pada spesies ikan laut dan air tawar [Mitra et al., 2013]. Karakteristik yang mudah dibedakan dari organisme ini adalah adanya cincin sitoskeleton internal denticular atau “mirip gigi” yang menonjol. Ada empat genera trichodinad tambahan yang serupa dalam deskripsi dan siklus hidup. Sementara sejumlah kecil organisme ini pada ikan umumnya tidak menyebabkan banyak masalah kesehatan, jumlah besar dapat menyebabkan patologi sedang sampai serius dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan. Ikan kecil sangat rentan, dan kematian dapat terjadi dengan cepat jika tidak terdiagnosis. Beberapa trichodinad lebih menyukai area insang, yang lain menyukai kulit, dan yang lainnya menyukai insang dan kulit ikan. Trichodinad bereproduksi dengan pembelahan biner sederhana dalam kondisi yang biasanya optimal di ikan sebagai induk semang. Sebagian besar spesies spesifik inang dan diperkirakan menyebar dari ikan ke ikan melalui kontak insidental antara ikan pembawa dengan ikan yang rentan, serta melalui kontak dengan organisme di kolam air.
Pengamatan insang pada penelitian ini menunjukkan banyak perubahan histopatologis seperti hiperplasia sel epitel, hipertrofi lamela primer dan sekunder, ruptur epitel dan fusi lamela sekunder dan nekrosis sel epitel. Studi sebelumnya melaporkan Trichodina spp. menyebabkan iritasi dengan memakan lapisan sel epitel yang menutupi permukaan insang dan kulit ikan. Hal ini dapat mengakibatkan hiperplasia (proliferasi) sel epitel, clubbing filamen insang dan bahkan fusi filamen insang [Smith and Schwarz, 2015]. Hiperplasia dengan perpindahan epitel dan fusi lamelar sekunder ditemukan pada Solea aegyptiaca yang diinfestasi oleh Trichodina gobii. [Yemmen et al., 2011]. Sementara itu, perubahan dan deskuamasi proliferatif dan degeneratif dilaporkan pada Tetradon fahaka yang diinfestasi oleh Trichodina fahaka. [Abdel-Baki et al., 2011]. Sebenarnya lesi ini tidak spesifik untuk trikodiniasis dan dapat disebabkan oleh parasit ikan lain [Pádua et al., 2013]. Akibatnya, lesi insang menyebabkan kekurangan pernapasan [Pádua et al., 2012], yang menyebabkan wabah [Khan, 2009].
Trichodiniasis adalah penyakit parasit cosmopolitan yang disebabkan oleh protozoa dari famili Urceolariidae yang menginfeksi berbagai ikan budidaya dan ikan liar. Infeksi Trichodinad mempengaruhi kemampuan insang untuk mempertahankan aktivitas pernapasan dan ekskresi yang optimal, dan kemampuan kulit untuk mempertahankan sifat osmoregulasi homeostatis yang tepat. Trichodina spp. dapat menyebabkan kematian ikan secara luas dalam sistem akuakultur. Kemampuan parasit ini untuk berkembang biak dengan cepat di bawah kondisi lingkungan tertentu atau ketika ikan tertekan oleh faktor lain membuat deteksi dini parasit ini menjadi prioritas tinggi di fasilitas akuakultur. Setelah didiagnosis, penanganan atau respons manajemen yang tepat sangat penting untuk mencegah penurunan populasi ikan dengan cepat. Protozoa bersilia Trichodina sp. menyebabkan lesi insang disertai perubahan histopatologis yang sedikit banyak akan mengganggu aktivitas pernapasan dan saat ini merupakan patogen yang banyak menyerang ikan gabus liar di sungai Surabaya.
Penulis: Muchammad Yunus dan Agus Wijaya
ARTIKEL ILMIAH POPULER dari artikel yang dipublikasikan pada: The 8 th International Conference and Workshop on Basic and Applied Sciences (ICOWOBAS, August, 25-26 2021) dengan title:
Histopathological changes in gills of wild snakehead, Channa striata infected Trichodina sp. from Surabaya River
link artikel: