Ada dua konsepsi umum tentang membuka ekonomi untuk globalisasi (di antara banyak lainnya). Pertama, perusahaan dapat belajar tentang pasar luar negeri dan menjadi semakin kompetitif karena mereka memperoleh lebih banyak pengalaman sebagai perusahaan pengekspor. Kedua, kehadiran perusahaan asing bermanfaat bagi perusahaan domestik karena perusahaan domestik dapat mempelajari praktik terbaik dari perusahaan asing (perusahaan multinasional), mengakses jaringan global. Opini tersebut bisa benar untuk beberapa negara dan beberapa industri, tetapi tidak dapat dianggap benar untuk semua negara dan industri.
Dr Miguel Angel Esquivias, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, dan Mohammad Zeqi Yasin dosen Universitas Jember mengkaji apakah dua konsepsi umum tentang globalisasi itu berlaku untuk kasus Indonesia.
Untuk mengkaji apakah investasi asing langsung (FDI) yang masuk menguntungkan perusahaan lokal di Indonesia, peneliti memfokuskan pada dampak melalui jalur ekspor dan impor. Hal ini menilai apakah FDI bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan domestik mulai mengekspor lebih banyak karena lebih banyak perusahaan multinasional masuk ke pasar Indonesia. Selain itu, peneliti menguji apakah akses yang lebih luas ke input asing dapat membantu perusahaan domestik untuk lebih unggul dalam ekspor.
Penulis menemukan aspek-aspek berikut.
Pertama, faktor internal seperti ukuran perusahaan, keterampilan tenaga kerja, dan produktivitas sangat penting bagi perusahaan untuk menjadi eksportir. Itu menunjukkan bahwa perusahaan yang mengekspor mencapai pasar global karena mereka memiliki kemampuan internal yang kuat (yang disebut seleksi mandiri). Selain itu, perusahaan pengimpor adalah mereka yang memiliki kemampuan internal yang lebih baik, menunjukkan bahwa impor adalah pengganti input berkualitas tinggi yang tidak tersedia di Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk perusahaan yang kompetitif. Perusahaan yang hanya bersaing di pasar domestik dan menunjukkan daya saing yang lebih rendah dapat bertahan dengan input domestik karena daya saing biaya lebih penting daripada kualitas.
Kedua, efek dari FDI mendukung ekspor, menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan multinasional yang hadir dapat membantu perusahaan domestik menjadi ekspor. Meningkatnya peran perusahaan asing dalam industri tuan rumah mendorong partisipasi perusahaan dalam ekspor, baik dalam hal keputusan untuk berpartisipasi maupun intensitas (volume) ekspor.
Ketiga, perusahaan Indonesia tampaknya tidak banyak belajar dari partisipasi dalam ekspor, yang menunjukkan bahwa perusahaan pengekspor tidak serta merta menjadi semakin kompetitif dari waktu ke waktu.
Keempat, ketika perusahaan asing menawarkan upah premium yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan domestik dan memiliki pangsa ekspor yang besar, ekspor dari perusahaan domestik yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan multinasional akan terhambat. Perusahaan asing dapat mendesak perusahaan domesik yang kurang kompetitif keluar pasar, menyerap pekerja paling produktif dan menyebabkan penurunan daya saing di perusahaan domestik.
Kelima, memiliki akses ke input luar negeri berguna bagi eksportir sehingga perusahaan lokal dapat menjadi eksportir Ketika akses input asing semakin bagus.
Keenam, membayar upah yang lebih besar saja tidak mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengekspor dan meningkatkan intensitas ekspor.
Para penulis mengkaji sejumlah kasus di mana perusahaan asing dapat mempengaruhi perusahaan domestik, baik berdasarkan lokasi, berdasarkan industri, atau melalui saluran yang berbeda.
Penulis: Dr. Miguel Angel Esquivias
Jurnal: https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/SEF-12-2022-0551/full/html