Pencabutan gigi juga merupakan salah satu tindakan yang prevalensinya paling tinggi menimbulkan komplikasi atau kerusakan pada tulang alveolar dan jaringan sekitarnya. Kerusakan pada tulang alveolar dapat terjadi pada tindakan bedah endodontik salah satunya adalah tindakan bedah hemiseksi. Bedah hemiseksi menghilangkan satu sisi akar gigi yang mengalami infeksi atau nekrotik dengan memotong gigi menjadi dua bagian. Sebaliknya, telah dilakukan dengan perawatan endodontik dan obturasi saluran akar pada sisa akar gigi.
Soket yang terbentuk setelah pencabutan, jika tidak dilakukan terapi akan mengalami perubahan dimensi. Pada fase penyembuhan ini dapat menyebabkan sekitar 20% mengalami resorpsi bidang horizontal tulang alveolar dan penurunan sekitar 50% pada ketinggian vertikal dinding tulang. Preservasi soket merupakan salah satu cara untuk meminimalkan perubahan dimensi pada tulang alveolar dengan menstimulasi pembentukan tulang sehingga terjadi homeostatis antara pembentukan dan resorpsi tulang. Preservasi soket dilakukan dengan mengaplikasikan cangkok tulang pada soket atau area yang mengalami resorpsi tulang. Suatu bahan cangkok tulang yang baik harus memiliki susifat karakteristisifat osteokonduktif, merangsang faktor pertumbuhan, dan merupakan bahan yang stabil.
Gigi sapi merupakan salah satu bagian dari sapi yang merupakan limbah. Gigi sapi memiliki morfologi dan unsur kimia yang hampir sama mirip dengan gigi manusia, salah satunya adalah adanya hidroksiapatit. Ini memiliki karakter merangsang osteoprogenitor yang dapat mendukung metabolisme tulang di soket. Studi ini menunjukkan pembentukan hidroksiapatit gigi sapi yang lebih tinggi daripada produk sintetik. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara dentin radikular sapi dan manusia. Ia juga memiliki jumlah tubulus dentin dan komposisi asam amino yang sama dari protein matriks enamel dengan gigi sapi dan manusia.
Sebaliknya, gigi sapi memiliki pelepasan ion kalsium yang lebih tinggi.Di dentin gigi sapi, ada juga berpori mikro yang dapat membantu adhesi dan pertumbuhan sel sehingga menyebabkan pertumbuhan sel lebih cepat. Adanya micro-porous juga mendukung peningkatan kekuatan mekanik saat digunakan sebagai bahan cangkok.
Bahan Cangkok hidroksiapatit gigi sapi dapat diterapkan pada soket dengan zat pembawa. Pembawa yang paling umum digunakan adalah Poly Ethylen Glycol (PEG. PEG digunakan dalam penelitian ini sebagai polimer pembawa yang berharga untuk memfasilitasi pengiriman cangkok gigi sapi ke dalam jaringan. PEG merupakan salah satu bahan dengan tingkat biodegradasi in-vivo yang tinggi, sehingga diharapkan dapat menjadi pembawa yang menguntungkan pada cangkok gigi sapi.. PEG dapat meningkatkan kelarutan, mengurangi tingkat agregasi dan meningkatkan stabilitas partikel cangkok gigi sapi, memiliki toksisitas rendah, non-imunogenik, biokompatibel, biodegradable, dan telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk digunakan pada manusia sebagai bahan biomedis.
Penelitian ini akan mengeksplorasi efek cangkok gigi sapi yang disuplementasi dengan PEG sebagai pembawa dalam peningkatan osteosit pada soket gigi tikus Wistar pada hari ke-14 dan hari ke-28 pasca pencabutan. Sebagai kesimpulan, penelitian kami menunjukkan bahwa penerapan bahan cangkok hidroksiapatit gigi sapi pada soket tulang alveolar gigi setelah pencabutan gigi akan berdampak pada: 1). meningkatkan jumlah osteosit; 2). mengoptimalkan proses penyembuhan tulang.
Penulis; Nanik Zubaidah,, Sri Kurnati, Nadira Nurin Febrianti. Arif Rahman Nurdianto, Wanda Oktaria, Muhammad Luthfi
Jurnal: Bali Medical Journal (Bali MedJ) 2022, Volume 11, Number 3: 1489-1493 P-ISSN.2089-1180, E-ISSN: 2302-2914 Bali Medical Journal 2022; 11(3): 1489-1493 | doi: 10.15562/bmj.v11i3.3844 1491