Peserta sedang berfoto bersama di Situs Sumur Jobong
Antusias yang menggebu. Terlihat di raut wajah para peserta Southeast Asia Neighbourhoods Network 2.0: Communities of Learning, Research, and Teaching Collaborative (SEANNET Collective) 2023 begitu tiba di Kampung Peneleh, Minggu (12/2) pagi ini. Mata mereka langsung tertuju pada ribuan makam yang berjejeran.
Para peneliti se-Asia Tenggara itu berkunjung karena hendak mengamati urban-area yang sedang digarap oleh tim Peneleh, yang dipaparkan sehari sebelumnya (11/2) di ASEEC Tower, Universitas Airlangga.
Kunjungan baru saja dimulai. Beberapa peserta saling melempar pertanyaan ke tim Peneleh. Salah satunya adalah Firti Widowawi asal Universitas Brawijaya itu penasaran makna yang tertuliskan.
Di salah satu nisan itu ada tulisan “Hier Rosten Doath: Geehta: Montero”. Arti bahasa Belanda ini diartikan ke bahasa Indonesia berarti “Beristirahat di sini Doath Geehta Montero.” Tim Peneleh juga menjelaskan kata per kata mulai keterangan tanggal lahir hingga wafat. Selain itu, dijelaskan pula bahwa satu makam konon terdiri dari lebih dari satu orang.
Bahkan, mereka menemukan simbol kuno Ouroboros di atas nisan. “Itu artinya lumrah kehidupan,” jelas Dr Dayana Ariffin peneliti asal Malaysia kepada sesama peneliti. Ada pula yang bertanya perbedaan corak bangunan. Makam beratap dan non-beratap. “Maybe because rich man (mungkin karena orang kaya),” ujar salah satu peserta.
Usai berkeliling makam, para peserta lanjut menuju sumur Jobong, sumur tua peninggalan era Majapahit di kampung Pandean.
Sepanjang jalan mereka mengamati lingkungan sekitar. Memegang batu bata, memetik tanaman, dan menyapa para warga yang sedang duduk di halaman rumah. Para warga pun turut menyambutnya secara hangat.
Di sumur, satu per satu peneliti se-Asia Tenggara itu menuruni tangga, masuk area bawah tanah tempat sumur itu berada. Dengan didampingi juru pelihara (jupel), Agus Santoso, mereka membasuh mukanya yang menawan.
Air sumur itu juga dipercaya orang sekitar bisa sembuhkan penyakit. Bikin awet muda pula. ”Look my face! Like twenty right? (Lihat wajahku seperti umur 20-an kan),” canda Tessa Maria Guazon asal Manila setelah mencoba.
Dari warga setempat pun persilahkan mereka mengambil air itu sebagai buah tangan.