Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Pencegahan Jatuh Pasien Post Stroke saat Di Rumah

NERS NEWS – Edukasi yang dilakukan oleh kelompok 2 Pendidikan Profesi Keperawatan Stase Kritis di ruang tunggu stroke Rumah Sakit Universitas Airlangga pada hari Jumat (27/1/2023) menjelaskan mengenai cara pencegahan jatuh pasien post stroke saat di rumah.

Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) merupakan sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologik atau kelumpuhan saraf.

Stroke berdampak pada menurunnya produktivitas karena penderita mengalami disabilitas (gangguan sensomotorik) jangka panjang. Gangguan sensomotorik (seperti penurunan kekuatan otot, hilangnya sensasi, dan menurunnya kemampuan koordinasi tubuh) yang disebabkan oleh stroke menyebabkan penderita menjadi kurang produktif lagi. Hal ini diakibatkan oleh kerusakan jaringan otak yang reversible atau irreversible. Gangguan sensomotorik akibat stroke dapat menyebabkan gangguan keseimbangan, hilangnya koordinasi atau kemampuan dalam mempertahankan posisi tertentu.

Gangguan keseimbangan akibat hilang atau menurunnya fungsi motorik menyebabkan pasien stroke rentan untuk jatuh. Oleh karena itu, pencegahan kejadian jatuh yang tepat bisa diberikan kepada pasien. Maka, dapat disimpulkan bahwa penting sekali bagi masyarakat awam memiliki pengetahuan yang baik tentang bagaimana cara mencegah kejadian jatuh pasien post stroke saat di rumah.

Pencegahan risiko jatuh pada pasien stroke di rumah:

1. Bantu pasien untuk berpindah Jika pasien masih mengalami gejala sisa seperti kelemahan anggota gerak, pasien belum mampu bergerak sendiri, maka bantulah dia saat ingin berjalan atau dampingi pasien untuk menghindari resiko jatuh.

2. Ajak pasien untuk bergerak Ajak pasien untuk menggerakkan sendi-sendi di tubuhnya setiap hari, termasuk area yang ‘lemah’. Hal ini bertujuan untuk mencegah kekakuan pada bagian tubuh tersebut. Ini adalah aktivitas tambahan untuk melatih otot dan saraf di area yang lemah.

3. Ciptakan lingkungan yang aman

4. Sesuaikan lingkungan dengan derajat keparahan stroke pasien. Ciptakan lingkungan yang aman namun tetap nyaman bagi pasien, misalnya:

a) Mengatur tempat tidur agar posisinya tidak terlalu tinggi dan meletakkan benda-benda yang dibutuhkan dalam jangkauan pasien

b) Pastikan lantai tidak licin, agar pasien tidak mudah terpeleset atau terjatuh

c) Bantu mengingatkan jadwal minum obat

d) Ingatkan jadwal kunjungan ke Klinik Rehabilitasi Medis

 

Hal yang dilakukan bila pasien jatuh:

1. Jangan langsung menarik ataupun membangunkan pasien dari posisi jatuh

2. Tenangkan diri Anda dan pasien

3. Panggil bantuan

4. Periksa adanya cedera

 

Bila pasien tidak mengalami cedera dan mampu berdiri:

1. Ambil 2 buah kursi dan dekatkan pada pasien

2. Berikan panduan ringan dan bantu pasien untuk berguling atau memiringkan badan ke sebelah kiri

3. Bantu pasien untuk berlutut dan dekatkan satu kursi di depan pasien

4. Arahkan pasien untuk memindahkan salah satu kaki ke depan dan menapakkan kaki di lantai dan menggunakan kursi sebagai pegangan untuk berdiri perlahan

5. Dekatkan kursi di belakang pasien.

Keluarga pasien yang penasaran dan kebingungan diberikan fasilitas untuk bertanya dan berbagi cerita juga berkonsultasi singkat. Besar harapan kami selaku Ners Muda, penyuluhan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat diaplikasikan untuk kehidupan sehari-hari.

 

Penulis: Penulis kelompok 2

Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)