Universitas Airlangga Official Website

Mewakili Indonesia, Prof. Emy Susanti Diundang Jadi Pembicara dalam Forum Asia Pacific Global Meeting 2022 di Singapura

SURABAYA | HUMAS – Universitas Airlangga menjadi salah satu kampus yang diundang dalam acara Asia Pacific Global Meeting 2022 pada awal Desember lalu di Marina Bay Sands, Singapura. Acara yang diadakan oleh British Council tersebut merupakan sebuah forum diskusi yang menghadirkan perwakilan dari berbagai negara di dunia. Unair bersama beberapa kampus, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatera Utara, dan Bina Nusantara University, menjadi perwakilan dari Indonesia. Dalam sebuah diskusi yang berjudul “Addressing Violence Against Women within the Higher Education Sector”, Prof. Dr. Emy Susanti, MA selaku dosen Sosiologi Unair mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan pengalaman dan pemikirannya di hadapan para undangan.

“Saya dihubungi karena kami (Unair) ada projek yang kaitannya dengan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi,” ujar Prof. Emy. Projek yang berkolaborasi dengan Aston University tersebut meneliti lima kampus di Surabaya dan didanai langsung oleh British Council. “Tapi, sebelum itu saya mendapatkan penugasan dari Kemendikbudristek untuk melakukan penelitian yang kurang lebih sama, tapi itu (responden) untuk seluruh Indonesia,” imbuhnya. Dalam riset tersebut, Prof. Emy menjadi koordinator dari 36 perguruan tinggi dengan lima ribu lebih data responden. Hal tersebut ada kaitannya dengan keberadaan Unair yang di periode sekarang menjadi Ketua Asosiasi Pusat Studi Gender dan Anak Indonesia. Oleh karena itulah, Prof. Emy bisa mendapatkan kesempatan untuk diundang oleh British Council di sebuah forum interaktif dengan topik serupa.

“Yang dipresentasikan adalah pemikiran kita bagaimana supaya kita bisa saling menjalin kerja, networking di seluruh dunia terutama dengan negara-negara yang hadir, untuk mengatasi isu-isu yang dibicarakan,” jelasnya. Namun, sebelum sampai pada penyampaian rekomendasi kebijakan, guru besar bidang Sosiologi Gender tersebut mengaku bahwa Indonesia selangkah lebih maju dalam menangani kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Permendikbud Ristek RI No. 30 Tahun 2021. Para undangan yang hadir pun antusias dengan kemajuan yang dibuat oleh Indonesia tersebut.

“Mumpung kita sudah tercatat dalam jaringan Asia Pacific Global Forum, saya rasa itu yang bisa kita manfaatkan ke depan. Berjalin kerja dengan mereka dan kemarin juga kan dengan negara-negara yang lain,” ujarnya. Pulang dari acara tersebut, perwakilan dari berbagai negara sudah mulai bertukar wacana kerja sama terkait dengan isu yang diangkat.

Artikel ini merefleksikan nilai SDGs ke-5 Gender Equality dan 17 Partnership for the Goals yang dicanangkan oleh PBB. (RA).