Universitas Airlangga Official Website

Potensi dan Tantangan Penerapan Artificial Intelligence – Large Language Model (AI-LLM) dalam Obstetri dan Ginekologi

Potensi dan Tantangan Penerapan Artificial Intelligence – Large Language Model (AI-LLM) dalam Obstetri dan Ginekologi
Ilustrasi Artificial Intelligence Medis (sumber: itnonline.com)

Bagaimana kita dapat menempatkan kecerdasan buatan (AI) pada posisi yang tepat? Pertanyaan ini muncul ketika kami ingin mengeksplorasi potensi AI melalui model bahasa besar (LLM) dalam bidang obstetri dan ginekologi. Kami menyoroti peningkatan signifikan yang dapat ditawarkan oleh AI-LLM, baik dalam perawatan pasien maupun pendidikan medis, sambil menekankan pentingnya pertimbangan etis dan tentunya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan penggunaan yang bertanggung jawab.

AI-LLM, seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot, telah menunjukkan potensi besar dalam membantu meningkatkan akurasi diagnosis dan personalisasi pengobatan di bidang obstetri dan ginekologi (Gambar 1). Dengan memanfaatkan basis data medis yang masif, AI-LLM dapat memberikan rekomendasi diagnosis secara cepat dan akurat, serta bermanfaat untuk penyakit langka dan kompleks yang sering kali sulit diidentifikasi oleh dokter. Teknologi ini juga memungkinkan pembuatan rencana pengobatan individual dengan mengintegrasikan berbagai data pasien, termasuk riwayat medis dan genetik sehingga meningkatkan luaran pasien.

Selain perawatan pasien, AI-LLM secara signifikan berkontribusi pada pendidikan medis. Teknologi ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran yang hadir dalam bentuk simulasi interaktif. Hal ini memungkinkan mahasiswa kedokteran berlatih diagnosis dan pengobatan dalam suasana yang bebas risiko (karena ketiadaan keterlibatan pasien). Pendekatan langsung ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis, tetapi juga memastikan bahwa materi pendidikan terus terbarui sehingga merefleksikan dinamika keilmuan kedokteran. Adapun peluang penelitian dan terciptanya standar medis terbaru bisa diukur melalui keterlibatan AI-LLM di dunia pendidikan kedokteran. Dengan membuat pengetahuan lanjutan lebih mudah diakses secara global, AI-LLM membantu menjembatani kesenjangan pendidikan dan meningkatkan kualitas pelatihan medis secara keseluruhan.

Meskipun memiliki sejumlah keunggulan, integrasi AI-LLM ke dalam pelayanan kesehatan bukannya tanpa tantangan. Salah satu kekhawatiran utama adalah privasi data. Penggunaan AI dalam mengelola informasi kesehatan yang sensitif memerlukan tindakan yang ketat untuk mencegah pelanggaran data dan memastikan kerahasiaan pasien. Selain itu, ada risiko ketergantungan yang berlebihan pada teknologi, yang dapat meremehkan pentingnya keterampilan klinis dan penilaian manusia. AI-LLM bersifat sebagai pelengkap, bukan menggantikan keahlian profesional medis atau praktisi kesehatan.

Selain itu, pertimbangan etis, seperti potensi AI-LLM dalam menghasilkan teks fiksi, halusinasi bahkan plagiasi, memerlukan langkah prevensi yang sistematis dan komprehensif. Sangat penting bagi penyedia layanan kesehatan manusia untuk memvalidasi jawaban yang dihasilkan AI untuk menghindari misinformasi dan mempertahankan standar perawatan yang tinggi. Penggunaan AI-LLM yang bertanggung jawab juga memerlukan kolaborasi interdisipliner antara profesional medis, ahli teknologi, akademisi, administrator rumah sakit, dan perwakilan pasien. Kerjasama ini penting untuk menetapkan pedoman etis dan menjaga martabat pasien.

Kami menggarisbawahi perlunya pendekatan yang seimbang dalam menerapkan AI-LLM dalam obstetri dan ginekologi. Sementara AI memiliki potensi untuk merevolusi perawatan kesehatan, AI harus diintegrasikan secara bijaksana untuk memaksimalkan manfaat dan mengurangi risiko. Upaya berkelanjutan untuk menangani masalah etis dan memastikan keamanan data sangat penting untuk mengadopsi AI-LLM dalam praktik medis. Dengan manajemen dan pengawasan yang tepat, AI-LLM dapat secara signifikan meningkatkan perawatan pasien dan pendidikan medis, berkontribusi pada hasil kesehatan yang lebih baik dan tenaga kerja kesehatan yang lebih terinformasi dan terampil.

Integrasi sistem klinis dengan AI-LLM mencakup berbagai aspek (Gambar 2), seperti asisten klinis yang membantu tenaga medis, analisis data medis untuk wawasan yang lebih baik, dan rekomendasi berbasis bukti untuk mendukung keputusan medis. Dalam pendidikan dan pelatihan, AI-LLM dapat digunakan untuk simulasi kasus, memberikan akses mudah ke informasi medis terbaru, serta mendukung pembelajaran yang dipersonalisasi. Aspek etika dan keamanan mencakup pelatihan etika bagi tenaga medis dan perlindungan data medis serta privasi pasien. Kolaborasi interdisipliner melibatkan berbagai pihak seperti dokter ahli, ahli AI dan teknologi, dewan akademik, komite rumah sakit, dan perwakilan pasien untuk memastikan implementasi AI-LLM yang efektif. Terakhir, evaluasi dan umpan balik melalui pengujian berkelanjutan dan berkala memastikan AI-LLM berfungsi sesuai dengan standar yang diharapkan.

Sebagai kesimpulan, AI-LLM menawarkan manfaat substansial bagi bidang obstetri dan ginekologi dengan meningkatkan akurasi diagnosis, personalisasi rencana pengobatan, dan meningkatkan pendidikan medis. Namun, pelaksanaannya harus dikelola dengan hati-hati untuk menangani masalah etis, memastikan privasi data, dan mempertahankan keunggulan keahlian klinis manusia. Dengan mendorong kolaborasi interdisipliner dan menetapkan pedoman yang kuat, industri perawatan kesehatan dapat memanfaatkan potensi penuh AI-LLM sambil melindungi kesejahteraan pasien dan memajukan pengetahuan medis.

Penulis: Khanisyah Erza Gumilar

Link: https://e-journal.unair.ac.id/MOG/article/view/50855/29384

Baca juga: Gambaran Status Gizi Siswa Remaja Putri dan Kaitannya Dengan Prevalensi Stunting