Universitas Airlangga Official Website

Potensi Ekstrak Daun Kari sebagai Pakan Ternak

Ilustrasi Daun Kari (sumber: Dimarco)

Tumbuhan pada umumnya mengandung senyawa fitokimia yang salah satunya adalah daun kari (Murraya Koenigii L.). Meskipun tanaman ini cukup banyak ditemukan, namun di Indonesia tanaman ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sejumlah penelitian membuktikan adanya berbagai senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun kari yang memberikan khasiat obat. Eksplorasi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik dan tanin pada ekstrak etanol daun kari, senyawa yang dapat berperan sebagai bahan obat sehingga berpotensi digunakan dalam industri pakan ternak.

Senyawa kimia yang terdapat pada daun kari mempunyai manfaat sebagai senyawa bioaktif, seperti antidiabetik, aktivitas larvasida, anticemas, antioksidan, dan aktivitas antimikroba. Ekstrak daun kari sebagai penghasil bioaktivitas telah dikenal luas di negara-negara maju serta diketahui aktif sebagai antitumor, antioksidan, antimutagen, anti inflamasi, antidiabetes, antidisentri, stimulan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun kari. Temuan penelitian ini diyakini akan membantu daun kari menjadi komponen terapi tradisional yang lebih layak. Ekstrak daun kari mengandung senyawa alkaloid flavonoid, saponin, polifenol dan tanin. Pada pemeriksaan alkaloid ditemukan kadar yang cukup tinggi yaitu 23,73% yang ditunjukkan dengan uji alkaloid positif dengan terbentuknya endapan putih. Pada pemeriksaan flavonoid ditemukan kadar yang rendah yaitu 1,24% yang ditandai dengan uji positif terhadap flavonoid dengan terbentuknya warna merah jambu. Pada pemeriksaan saponin ditemukan kadar 8,74% yang ditunjukkan dengan uji saponin positif membentuk busa yang konsisten dalam waktu ± 1 menit. Pada pemeriksaan polifenol ditemukan kadar 4,4% yang ditunjukkan dengan uji fenolik positif dengan terbentuknya warna hitam kehijauan. Pada pemeriksaan tanin ditemukan kadar 5,2% yang ditunjukkan dengan uji tanin positif dengan terbentuknya warna jingga kehijauan.

Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 422 nm. Setiap nilai serapan baku flavonoid mempunyai nilai serapan yang berbeda-beda yaitu 1,00810 dan 1,01230. Hasil yang diperoleh dari pengukuran kurva standar adalah semakin tinggi nilai konsentrasi maka semakin tinggi pula nilai serapannya. Kisaran kadar flavonoid total berdasarkan nilai serapannya adalah sekitar 1,24%. Pada panjang gelombang 770 nm. Setiap nilai serapan standar polifenol mempunyai nilai serapan yang berbeda-beda yaitu 0,90513 dan 0,90586. Hasil yang diperoleh dari pengukuran kurva standar adalah semakin tinggi nilai konsentrasi maka semakin tinggi pula nilai serapannya. Kisaran kandungan polifenol total berdasarkan nilai serapannya adalah sekitar 4,4%. Pada panjang gelombang 760 nm. Setiap nilai serapan standar tanin mempunyai nilai serapan yang berbeda-beda yaitu 0,83670 dan 0,83662. Hasil yang diperoleh dari pengukuran kurva standar adalah semakin tinggi nilai konsentrasi maka semakin tinggi pula nilai serapannya. Kisaran kandungan tanin total berdasarkan nilai serapannya adalah sekitar 5,2%.

Daun kari mengandung air (66,3%), mineral (4,2%), karbohidrat (16%), serat (6,4%), protein (1%), dan lemak (1%). Kandungan mineral utama per 100 g daun adalah fosfor (600 mg), zat besi (2,1 mg), dan kalsium (810 mg). Kandungan vitaminnya adalah asam nikotinat (2,3 mg), karoten (12.600 i.u.), dan vitamin C (4 mg). Sementara itu, dilaporkan terdapat 34 jenis komponen minyak atsiri yang terdapat pada daun kari, antara lain α-pinene (51,7%), α-humulene, β-pinene (9,8%), β-phellandrene (24,4%), β caryophyllene. (5,5%), γ- terpinene (1,2%), sabinene (10,5%), bornyl acetate (1,8%), limonene (5,4%), terpinen-4-ol (1,3%), dan mengandung alkaloid.

Senyawa Alkaloid memiliki manfaat dalam bidang kesehatan antara lain dapat meningkatkan tekanan darah, sebagai pemicu sistem saraf, mengurangi rasa sakit, sebagai senyawa antimikroba, sebagai obat penenang, sebagai obat penyakit jantung dan berbagai manfaat lainnya. Alkaloid pada tumbuhan mempunyai peran sebagai pertahanan terhadap gangguan biotik dan abiotik.  Flavonoid juga mampu memodulasi fungsi enzim kunci seluler. Flavonoid pada tumbuhan memiliki berbagai peran penting, seperti pemberi warna dan aroma pada bunga dan buah, sebagai molekul pemberi sinyal, dan sebagai agen detoksifikasi. Selain itu, flavonoid juga berperan dalam melindungi tanaman dari cekaman biotik dan abiotik, serta menyaring sinar UV sehingga menyebabkan Flavonoid banyak ditemukan pada organ daun tanaman seperti tanaman kari. Saponin mempunyai fungsi sebagai senyawa pelindung dari cekaman abiotik dan biotik seperti serangan mikroba, serangga, dan hewan herbivora. Senyawa polifenol mempunyai daya antioksidan yang baik karena golongan ini dapat menyediakan elektron untuk menetralisir elektron radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh. Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan terjadi melalui kemampuan donor elektron fenol untuk berpasangan dengan elektron radikal bebas dalam tubuh. Tanin juga terdiri dari senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan, dan astringen. Ekstrak daun kari dapat berperan dalam pengembangan bahan pakan ternak dan perlu dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Hal ini menjadikan ekstrak kari berpotensi menjadi bahan pakan ternak yang mengandung senyawa bahan obat tradisional.

Penulis: Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., M.P

Nama jurnal: Pharmacognosy Journal

Link jurnal: https://www.phcogj.com/article/2276