Universitas Airlangga Official Website

Potensi Naringin dalam Pegobatan Kanker Kolon

Ilustrasi by KlikDokter

Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama secara global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Internasional Penelitian Kanker (IARC) menyatakan bahwa kanker kolon menempati urutan ketiga di dunia dengan prevalensi tertinggi di Oseania dan Eropa, sementara di Afrika dan Asia memiliki lebih sedikit kasus, walaupun begitu kanker ini masih menjadi kanker yang mematikan. Kasus kanker kolon pada proa didiagnosis lebih tinggi daripada Wanita dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai lima tahun. Kematian pasien dari masalah ini adalah sekitar 90% ketika kanker sudah bermetastasis dalam tubuh. Penyebab kanker kolon masih belum bisa dipastikan namun kebanyakan terjadi karena gaya hidup yang tidak terkontrol seperti merokok, kurang aktivitas fisik,kelebihan berat badan dan konsumsi alkohol.

Kemoterapi bisa menjadi salah satu cara untuk menghilangkan kanker dari tubuh manusia. Cisplatin dan 5-Fluorouracil adalah obat kemoterapi yang telah banyak digunakan untuk menyembuhkan kanker pada usus besar bagi banyak orang. Cisplatin dapat menghambat replikasi dan transkripsi DNA dalam sel tumor, sementara 5-FU dapat menghambat sintase timilidilat serta menginduksi kerusakan DNA dan mengakibatkankan terjadinya sitotoksisitas. Namun kasus kanker kolon masih kurang dengan adanya biomarker prognostic yang spesifik untuk target pengobatan. Oleh karena itu penting untuk menganalisis dan mengevaluasi senyawa baru apakah dari alam atau kombinasi dari kimia dengan alam.

Naringin adalah salah satu dari kelompok flavonoid yang banyak ditemukan pada buah jeruk sebagai sumber alami, dan telah dilaporkan memiliki banyak variasi efek farmakologis seperti antioksidan, antivirus, antiinflamasi, dan antiapoptosis. Naringin termasuk senyawa prospektif yang dirancanag sebagai sifat antikanker karena fungsi biologisnya serta menghambat proses peloferasi sel pada beberapa lini sel kanker masnusia. Naringin dapat mencegah pembentukan pembuluh darah baru, menginduksi apoptosis dan menekan faktor nekrosis untuk tumor. Dalam tubuh manusia naringin dapat dimetabolisme menjadi naringenin dan konjugatnya, yang dieliminasi oleh aktivitas ginjal. Meskipun beberapa efek naringin sudah diketahui, penlitian ini perlu dilakukan untuk menambah variasi senyawa antikanker terutama dalam proses untuk mengahmbar pertumbuhan tumor dan induksi apoptosis yang ditunjukkan dalam ekspresi caspase-3 pada sel kanker kolon.

Penelitian ini menggunakan sel kanker kolon manusida (WiDr cell) yang dievaluasi menggunakan naringin  dengan konsentrasi 10, 20, 40, 60, 80 µg/ml untuk melihat nilai IC50 dan dilanjutkan dengan menganalisis ekspresi caspase-3 sebagai penanda apoptosis, Penelitian ini menunjukkan bahwa naringin menghambat pertumbuhan sel kanker kolon dengan nilai IC50 63,14 µg/ml serta menunjukkan nilai ekspresi caspase-3 sebesar 74,66 % pada dosis dua kali IC50. Dalam penelitian ini, pertumbuhan sel kanker kolon juga dibandingakn dengan dua obat lain yakni dengan cisplatin dan 5-FU, hasil menunjukkan bahwa viabilitas sel kanker kolon setelah pengobatan menggunakan naringin lebih baik dari pada yang diterapi menggunakan 5-FU, sedangkan cisplatin masih menyebabkan penurunan sel. Data menunnukkan bahwa naringin memiliki potensi antikanker melalui pemnghambatan dan proliferasi sel. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senyawa dengan IC50 kurang dari 100 um berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker, naringin masih potensial untuk dikembangkan karene miliki nilai IC50 63,14 µg/ml. Naringin juga dilaporkan dapat menurunkan viabilitas sel kanker payudara , hepar, kandung kemih, lambung dan kerongkomgan. Studi lain melaporkan kandungan antioksidan didalamnya untuk melindungi sel dari stress oksidatif, sehingga memberikan perlindungan tambahan sebagai pencegah kanker. Dalam studi in vivo, naringin dapat menghambat pertumbuhan tumor dan mengurangu interleukin-6 dan tingkat nekrosis pada tikus. Konfirmasi mekanisme naringin menginduksi apoptosis dilakukan dengan metode imunositokimia dengan melalui ekspresi caspase-3. Hasil menunjukkan bahwa naringin dapat menginduksi apoptosis melalui caspase-3 sebesar 74,66%. Apoptosis merupakan prose kematian sel yang terprogram melibatkan serangkaian fase biokimia yang dimediasi oleh beragam faktor seluler. Kemampuan dalam menginduksi apoptosis pada sel kanker adalah proses yang penting untuk kandidat obat antikanker. Apoptosis dapat terjadi melalui mekanisme caspase-3. Naringin juga dilaporkan meningkatkan caspase-3, -8, dan -9 dan menginduksi apoptosis pada sel kanker serviks. Naringin juga memiliki aktivitas pro-apoptosis, penghambatan siklus sel pada fase G1.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah naringin memiliki sifat yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker kolon dengan IC50 63.14 µg/ml dan dapat menginduksi apoptosis melalui ekspresi caspase-3. Naringin merupakan senyawa yang postensial utnuk dikembangkan sebagai agen antikanker untuk kanker kolon dengan mekanisme molekular dan dosis yang tepat.

Penulis: Budi Utomo

Judul Jurnal : Anticancer Effect of Naringin on Human Colon Cancer (WiDr Cells): In Vitro Study

Link: RJPT – Anticancer Effect of Naringin on Human Colon Cancer (WiDr Cells): In Vitro Study (rjptonline.org)