Proses mengembalikan defek jaringan periodontal secara utuh dan sempurna merupakan tujuan akhir dalam terapi kerusakan jaringan penyangga gigi. Perawatan periodontal dalam mengatasi defek salah satunya adalah terapi bedah regeneratif periodontal. Terapi tersebut ditujukan untuk mengembalikan struktur periodontal yang telah rusak. Dalam bedah periodontal regenerative dibutuhkan beberapa syarat penunjang perawatan sepeti sel, biomaterial, dan faktor pertumbuhan (growth factor).
Saat ini, sel punca sudah mulai digunakan dalam regenerasi periodontal dengan memanfaatkan tiga komponen penting: sel, biomaterial, dan faktor pertumbuhan. Stem cell dapat diperoleh dari beberapa sumber, baik dengan isolasi sel punca dari organ tertentu maupun melalui metode somatic cell programming (reprogramming) yaitu Induced Pluripotent Stem Cells (iPSCs). iPSC diperoleh dengan menginduksi sel somatik dari sel gigi dan non-gigi dengan faktor Oct3/4, Sox2, Klf4, c-Myc.
Prosedur regenerasi jaringan periodontal dapat dikombinasikan dengan iPSC. Tidak seperti sel induk berbasis gigi, iPSC memiliki beberapa keunggulan seperti sumber sel yang tidak terbatas dan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel termasuk jaringan periodontal. Potensi iPSCs terbuka lebar dalam memperbaiki defek tulang periodontal dan membentuk jaringan periodontal baru seperti tulang alveolar, sementum, dan ligamen periodontal.
Saat ini belum banyak penelitian yang menggunakan kombinasi sel punca khususnya jenis iPSC dalam bidang rekayasa jaringan untuk membentuk jaringan neo-periodontal. Sejumlah penelitian telah menunjukkan potensi regenerasi jaringan ketika sel punca digabungkan dengan biomaterial. Misalnya, terdapat hipotesis bahwa pendekatan rekayasa jaringan menggunakan teknik “sandwich” dapat membangun struktur periodontal baru. Selain itu, pengujian yang melibatkan penggunaan lembaran komposit dengan implantasi sel sel punca ligamen periodontal (PDLSC) dan/atau sel punca mesenkim sumsum tulang induk (BMMSC) telah menunjukkan kemampuan untuk meregenerasi struktur mirip jaringan periodonsium yang kompleks secara in vivo.
Terlepas dari beberapa keuntungan, iPSC menghadapi keterbatasan seperti uji klinis yang belum masif, fasilitas dalam produksi sel, dan optimalisasi fungsionalitas sel. Penggunaan kombinasi iPSC dan biomaterial kedokteran gigi dalam rekayasa jaringan berbasis sel memiliki potensi besar dalam strategi perawatan periodontal di masa depan.
Penulis: Prof. Dr. Chiquita Prahasanti S, drg., Sp.Perio.
Informasi lebih lanjut dapat diakses di: https://e-journal.unair.ac.id/MKG/article/view/36646