Universitas Airlangga Official Website

Potensi Senyawa Flavonoid Terprenilasi Dari Propoli Lebah Tanpa Sengat

Propolis, bahan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari kuncup dan eksudat pohon dan tanaman tertentu dan diawetkan di dalam sarangnya, telah digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai lokasi sejak zaman kuno. Komposisi kimia propolis bervariasi tergantung pada sumbernya, dan lebih dari 300 komponen kimia, termasuk flavonoid, terpen, dan asam fenolik, telah ditemukan. Sebuah penelitian terbaru tentang propolis Tetragonula biroi mengidentifikasi metabolit sekunder dengan spektroskopi NMR tandem dengan teknik kromatografi yaitu propolin A, propolin E, propolin H, dan gylasperin A sebagai kemungkinan senyawa fenolik (Ragasa et al., 2015). Dengan aktivitas biologisnya yang luas, seperti antivirus, antibakteri, antikanker, antioksidan, dan antiinflamasi, propolis telah propolis telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Teknik etnomedisin adalah pilihan lain untuk pengobatan kanker.

Dalam perkembangannya, Propolis telah menerima banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena sifat biologis dan farmakologisnya yang sangat baik.  Tiga flavonoid terprenilasi (1-3) diisolasi dari propolis Tetragonula biroi. Struktur yang terisolasi senyawa yang diisolasi dikarakterisasi dengan analisis spektroskopi NMR, IR, dan UV dan spektrometri massa. Sitotoksisitasaktivitas ekstrak kasar, fraksi dan senyawa yang diisolasi ditetapkan terhadap empat sel seperti Caco-2, HeLa, MCF-7, dan OVK-18. Di antara senyawa yang diuji, senyawa 1 menunjukkan sitotoksisitas terhadap sel MCF-7, sedangkan senyawa 2 menunjukkan aktivitas yang baik terhadap sel Caco-2 dan OVK-18 dengan IC50 sel Caco-2 dan OVK-18 dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 14,73 dan 14,44. Selain itu, senyawa 3 menunjukkan aktivitas yang kuat terhadap sel OVK-18. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman fitokimia dari propolis T. biroi, dan ketiga senyawa flavonoid terprenilasi memiliki efek sitotoksisitas untuk tujuan farmasi di masa depan. Penulis: Rico Ramadhan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada artikel ilmiah di:

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0041010123003380