Salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah untuk mencapai kestabilan harga pangan. Akan tetapi, tujuan tersebut sulit untuk diimplementasikan karena adanya pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, salah satunya adalah sektor perdagangan. Salah satu dampak pandemi Covid-19 pada sektor perdagangan adalah perubahan harga beberapa komoditas utama, salah satunya adalah telur dan daging ayam. Pada tahun 2020, harga telur dan daging ayam mengalami fluktuasi yang signifikan. Akan tetapi, pada awal tahun 2021, harga komoditas ayam tersebut telah meningkat. Harga komoditas tersebut memiliki kontribusi yang signifikan terhadap angka inflasi, terutama inflasi makanan. Pada Juli 2020, angka inflasi sebesar 2,07%, sedangkan angka inflasi makanan sebesar 0,35% secara year-on-year (yoy). Selain itu, pada Juli 2020, terdapat pula deflasi sebesar 0,1% secara month-to-month (mom) karena fluktuasi harga komoditas utama, termasuk harga ayam dan telur. Oleh karena itu, penting untuk memprediksi harga komoditas telur dan daging ayam agar kestabilan harga dapat dijaga.
Penelitian ini membandingkan model VAR, kernel, dan deret Fourier secara simultan dalam memprediksi harga komoditas telur dan daging ayam selama pandemi Covid-19. Model VAR merupakan salah satu model simultan dengan pendekatan parametrik. Prosedur pemodelan VAR harus memenuhi beberapa asumsi agar model tersebut dapat digunakan untuk prediksi. Asumsi tersebut adalah asumsi stasioneritas data dan residual yang bersifat white noise. Sementara itu, model kernel adalah model dengan pendekatan nonparametrik. Model kernel sering digunakan karena mempunyai bentuk yang fleksibel beserta kalkukasi matematika yang lebih mudah diaplikasikan. Kemudian, model deret Fourier adalah model pendekatan nonparametrik dengan kelebihan berupa mampu mengatasi data yang memiliki pola trigonometrik dan fungsi yang berfluktuasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan parametrik dan nonparametrik secara simultan berdasarkan VAR, estimator kernel dan deret Fourier guna memodelkan data deret waktu harga daging ayam dan telur di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional berupa data harga daging ayam dan telur ayam harian di Indonesia mulai tanggal 4 Januari 2020 sampai 4 Januari 2021. Data training yang digunakan dimulai tanggal 4 Januari 2020 sampai tanggal 30 Desember 2021 dan data testing yang digunakan mulai tanggal 31 Desember 2020 sampai tanggal 4 Januari.
Hasil yang diperoleh dengan pendekatan parametrik yaitu model VAR(4) menunjukkan bahwa model tersebut tidak memenuhi asumsi yaitu stasioneritas, normalitas dan homogenitas. Oleh karena itu dilakukan pemodelan penggunakan pendekatan nonparametrik yaitu estimator kernel dan deret fourier. Berdasarkan estimator kernel didapatkan nilai RMSE sebesar 107,93076 dan R2 sebesar 99,83% untuk daging ayam. Kemudian nilai RMSE sebesar 15,54146 dan R2 sebesar 99,97% untuk telur ayam. Sedangkan dengan estimator fourier didapatkan nilai RMSE sebesar 1223,5849 dan R2 sebesar 99,81097% untuk daging ayam dan telur ayam. Hal ini menunjukkan bahwa nilai RMSE dan R2 estimator kernel Gaussian lebih baik dari pada deret Fourier dikarenakan memiliki nilai MSE minimum dan nilai R2 maksimum. Hasil prediksi dengan estimator kernel memiliki hasil yang baik karena memiliki nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) kecil yaitu 3,244% untuk daging ayam dan 3,758% untuk telur ayam. Dengan demikian, estimator kernel cocok digunakan untuk memperkirakan harga daging ayam dan telur ayam nasional.
Kesimpulan yang diperoleh adalah pendekatan parametrik tidak dapat digunakan dalam memprediksi harga komoditas daging ayam dan telur ayam nasional dikarenakan tidak memenuhi beberapa asumsi yaitu stasioneritas, normalitas dan homogenitas. Oleh karena itu, dilakukan prediksi dengan pendekatan nonparametrik estimator kernel dan deret Fourier. Hasilnya dipilih estimator kernel, dikarenakan memiliki kinerja yang baik serta memiliki nilai MAPE yang kecil. Hasil prediksi juga sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa harga kedua komoditas tersebut sedang naik. Dengan adanya prediksi harga tersebut dapat dijadikan pemerintah untuk mengkontrol harga daging ayam dan telur ayam pada periode kedepannya.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada artikel ilmiah berikut:
Prediction of chicken prices during Covid-19 pandemic using VAR, Kernel, and Fourier series simultaneously published in AIP Conference Proceedings 2554, 030011 (2023). Authors: M. Fariz Fadillah Mardianto, Haydar Arsy Firdaus, Alvito Aryo Pangestu, Siti Maghfirotul Ulyah, Elly Pusporani dengan link berikut: