Beberapa studi menunjukkan manifestasi kelainan mata pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (PGK)dan gagal ginjal terminal (GGT) yang menjalani hemodialisis (HD). Patologi ginjal dan mata terkait karena ginjal dan mata memiliki kesamaan jalur perkembangan embriologi dan kesamaan faktor risiko seperti masalah vaskular, metabolisme, usia, dan juga merokok. Beberapa kelainan okular yang paling umum ditemukan pada pasien PGK atau HD termasuk kalsifikasi kornea dan konjungtiva (CCC)7 yang sangat terkait dengan kalsifikasi vaskular, katarak, dan retinopati diabetik yang dapat dilakukan penatalaksanaan terbaik bila terdeteksi awal. Karena implikasi yang luar biasa dari setiap gangguan penglihatan, morbiditas atau kapasitas sosial yang dihadapi pasien HD, pendekatan interdisipliner dan pemeriksaan mata yang terintegrasi diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena pasien tidak selalu mengeluhkan gangguan penglihatan apapun, sampai penglihatan pasien benar-benar terganggu atau hilang.
Di Indonesia, penelitian dan data terkait pola kelainan mata pada pasien HD yang merupakan subjek yang rentan dengan kemungkinan komplikasi kelainan pada mata, sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan mata yang mayoritas ditemukan pada pasien HD reguler dan menemukan faktor risikonya. Lebih lanjut, penelitian ini diharapkan dapat menyoroti pentingnya memiliki protokol standar dan skrining mata berkala yang terintegrasi pada pasien HD. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional pada salah satu rumah sakit tersier di Indonesia yaitu RSUD Dr. Soetomo, Surabaya dengan melakukan pencatatan data demografis, riwayat medis, dan pemeriksaan mata lengkap. Kedua temuan kelainan mata terbanyak, dianalisis dengan model regresi logistik untuk menilai hubungan keduanya serta faktor risikonya.
Analisis dilakukan pada 318 mata (159 individu), yang terdiri dari 54,7% laki-laki dan 45,3% perempuan. Usia rata-rata adalah 51,6 ± 11,3 tahun. Rata-rata periode HD adalah 3,5±3,2 tahun. Etiologi hipertensi ditemukan pada 81,1% kasus dan diabetes mellitus (DM) pada 34,6% kasus. Kelainan mata terbanyak yang ditemukan adalah katarak (206 mata; 64,78% (95% CI 59,53-70,03), diikuti oleh CCC (135 mata; 42,45% (95% CI 37,02-47,88)). Dalam model multivariat, level pendidikan yang lebih tinggi (rasio odds (OR) 0,17; 95% CI 0,04-0,74), hipertensi (OR 0,15; 95% CI 0,03-0,79), DM (OR 10,49; 95% CI 1,57-70,06), Tekanan Darah Sistolik (SBP) 120-129 mmHg (OR 0,05; 95% CI 0,003-0,69), SBP³140 mmHg (OR 0,05; 95% CI 0,004-0,67), Tekanan Darah Diastolik (DBP) 80-89 mmHg (OR 7,44; 95% CI 1,13-48,73) dan DBP³90 mmHg (OR 48,47; 95% CI 3,4-692,03) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan katarak. Namun demikian, tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara CCC dan prediktor apapun.
Sebagai kesimpulan, prevalensi kelainan mata pada pasien HD didapatkan cukup tinggi dimana katarak dan CCC merupakan kelainan mata terbanyak pada pasien HD dalam penelitian ini. DM dan DBP yang lebih tinggi ditemukan sebagai faktor risiko katarak. Temuan ini mendukung rekomendasi pemeriksaan mata secara rutin dan terintegrasi pada pasien HD. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan unit kesehatan mata dan unit HD harus diupayakan. Selain itu, kesadaran pada pasien HD mengenai potensi kelainan mata yang berhubungan dengan penyakit ginjal, terutama dengan diabetes mellitus, hipertensi, dan kontrol metabolisme yang buruk, harus ditingkatkan. Lebih lanjut, pentingnya pemeriksaan mata secara rinci terlepas dari semua keterbatasan pasien HD, harus ditekankan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan melakukan perawatan yang diperlukan sebelum terjadinya kehilangan penglihatan permanen.
Penulis: Widodo, dr.,Sp.PD.K-GH,FINASIM
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada link
Widjaja SA, Ono K, Hiratsuka Y, Yustiarini I, Widodo W, Murakami A. Major Ocular Abnormalities Among Hemodialysis Patients in Indonesia. Acta Med Indones. 2022 Jan;54(1):52-61. PMID: 35398826.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35398826
Judul Jurnal:
Major Ocular Abnormalities Found Among Hemodialysis Patients in Tertiary Hospital, Indonesia