World Health Organization (WHO) memprediksi populasi penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 38 juta penduduk pada tahun 2030 dan 61 juta pada 2050. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak dengan pendapatan hari tua yang lebih rendah dibandingkan dengan negara dengan penghasilan rendah hingga menengah lainnya. Walaupun peningkatan penduduk dengan umur panjang menunjukkan peningkatan status kesehatan, hal ini justru menimbulkan tantangan yang besar dalam peningkatan berbagai penyakit kronis dan penyakit tidak menular.
Pada berbagai kondisi kronis, kejadian polifarmasi eksesif atau yang dapat diartikan sebagai penggunaan bersamaan 10 obat atau lebih meningkat pesat. Prevalensi polifarmasi eksesif pada penduduk lanjut usia secara global mencapai 7.4% hingga 43.4%. Individu yang mengalami polifarmasi eksesif memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah terkait pengobatan dibandingkan dengan mereka yang menggunakan lebih sedikit obat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, polifarmasi eksesif telah terbukti berhubungan dengan peningkatan penggunaan obat yang tidak tepat, kesalahan pengobatan, kejadian tidak diinginkan, rawat inap, peningkatan biaya kesehatan, hingga kematian.
Pada penelitian terdahulu, penyakit seperti diabetes melitus, depresi, nyeri, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif diidentifikasi sebagai faktor risiko dalam polifarmasi eksesif. Polifarmasi eksesif dapat memberikan dampak negatif pada pasien terutama pada pasien lanjut usia. Risiko lebih tinggi dapat terjadi pada pasien lanjut usia karena menggunakan 10 obat atau lebih secara bersamaan.
Penelitian dengan studi cross-sectional retrospektif ini melibatkan 1.533 pasien rawat inap berusia di atas 60 tahun di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Sejumlah 133 (8,67%) pasien yang dirawat mengalami polifarmasi eksesif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan polifarmasi eksesif memiliki penyakit komorbid yang lebih tinggi sebesar 72,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit ginjal dan polifarmasi eksesif dengan proporsi pasien polifarmasi eksesif lebih tinggi dibandingkan pasien non polifarmasi eksesif. Pada kelompok polifarmasi eksesif, jenis obat yang paling sering digunakan adalah obat untuk sistem kardiovaskular (88%), saluran pencernaan dan metabolisme (88,7%), dan obat antiinfeksi untuk penggunaan sistemik (65,4%).
Hasil penelitian menyatakan pasien yang melakukan rawat inap lebih dari 3 hari memiliki risiko lebih tinggi mendapatkan polifarmasi eksesif. Serta ditemukan bahwa perbedaan kondisi penyakit memiliki hubungan dengan polifarmasi eksesif. Penyakit tukak lambung dan kanker berhubungan dengan polifarmasi eksesif dengan risiko sangat tinggi. Dalam penelitian ini, penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, diabetes dengan kerusakan organ, diabetes mellitus, penyakit serebrovaskular, hipertensi, dan penyakit paru obstruktif kronis ditemukan sebagai prediktor yang signifikan dalam polifarmasi eksesif atau dapat dikatakan sebagai penyakit yang mempengaruhi terjadinya polifarmasi eksesif. Penyakit serebrovaskular, diabetes melitus, penyakit ginjal, tukak lambung, dan hipertensi memiliki hubungan yang signifikan dengan polifarmasi eksesif.
Berdasarkan hasil penelitian, satu dari dua belas pasien lanjut usia di Indonesia yang dirawat di rumah sakit mengalami polifarmasi eksesif. Polifarmasi eksesif kemungkinan akan semakin meningkat dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut usia dan meningkatnya ketersediaan produk farmasi. Penyakit tertentu seperti tukak lambung, kanker, gangguan ginjal, dan penyakit kronis lainnya sangat berkaitan dengan adanya polifarmasi eksesif. Rawat inap di rumah sakit dengan waktu lebih dari 3 hari juga merupakan faktor yang mempengaruhi polifarmasi eksesif.
Penulis: Elida Zairina, S.Si., MPH., PhD., Apt.
Sumber: Faisal S, Zairina E, Nathishuwan S, Khotib J, Kristina SA, Nugraheni G. Prevalence and Predictors of Excessive Polypharmacy in Geriatric Inpatients: A Retrospective Cross-Sectional Study in Indonesia. Journal of Primary Care & Community Health. 2023;14.
Artikel lengkap: 10.1177/21501319231178595