Universitas Airlangga Official Website

Probiotik untuk Mencegah Penyakit Yersiniosis Pada Ikan

Foto by Lalaukan

Yersiniosis adalah salah satu jenis penyakit ikan yang menyerang ikan air laut, dan disebabkan oleh bakteri Yersinia ruckeri. Bakteri tersebut dapat hidup di saluran pencernaan ikan tanpa menunjukkan gejala pathogen. Namun ketika kondisi lingkungan atau kesehatan ikan memburuk, bakteri tersebut dapat berubah menjadi pathogen dan menyebabkan kematian masal pada ikan. Salah satu pendekatan untuk pencegahan penyakit ini adalah penggunaan bakteri probiotik untuk menekan kolonisasi Y. ruckeri di usus.

Beberapa pendekatan telah dicoba untuk mencegah infeksi Y. ruckeri diantaranya adalah penggunaan vaksin. Vaksin pertama untuk Y. ruckeri serotipe O1 di Tasmania diperkenalkan pada akhir 1990-an dengan pengembangan Yerinivac-B monovalen. Kemudian, vaksin bivalen dikembangkan pada tahun 2007 dengan memasukkan isolat enzootik Tasmania. Pendekatan tersebut dilaporkan meningkatkan respon imun dan tingkat kelangsungan hidup ikan terhadap infeksi Y. ruckeri. Namun pada tahun 2012, varian yang lebih ganas dari serotipe Y. ruckeri O1b muncul dan menyebabkan efektivitas vaksin sebelumnya menjadi berkurang. Disamping itu, aplikasi vaksin pada stadia larva ikan juga dilaporkan kurang efektif untuk mencegah infeksi bakteri tersebut. Olehkarenanya, metode pencegahan baru sangat diperlukan untuk mencegah atau membatasi infeksi dan mengurangi kerugian ekonomi untuk produksi ikan.

Alternatif lain adalah penggunaan probiotik atau bakteri menguntungkan seperti bakteri asam laktat (BAL). Beberapa penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan bakteri asam laktat mampu melindungi ikan budidaya dari patogen bakteri. Atas dasar tersebut, skrining terhadap 186 isolat BAL telah dilakukan untuk mencari bakteri penghasil anti-Yersinia sebagai kandiat probiotik. Hasilnya, diperoleh 3 jenis bakteri BAL yang memproduksi senyawa anti-Yersinia dan bedasarkan sekuens gen 16 rRNA-nya, ketiga strain bakteri tersebut teridentifikasi sebagai  Enterococcus sp. (99%), Enterococcus thailandicus (99%), dan Enterococcus durans (99%). Aktivitas anti-Yersinia dipertahankan pada pH netral (~6,5–7,0), dan uji toleransi lingkungan in-vitro menunjukkan bahwa ketiga galur dapat menahan simulasi kondisi saluran pencernaan ikan: pH rendah (3,4) dan kandungan garam empedu 3%. Ketiga strain Enterococci menunjukkan adhesi yang lebih tinggi pada lapisan mucus di usus ikan dibandingkan Y. ruckeri O1b (E. durans 24%, E. enterococcus sp. 25% dan E. thailandicus 98%, dibandingkan dengan Y. ruckeri O1b 5%). Namun, hanya Enterococcus sp. dan E. thailandicus mampu tumbuh di lapisan mucus usus ikan. Disamping itu, senyawa anti-Yersinia sangat rentan terhadap proteinase-K, yang menindikasikan bahwa senyawa tersebut adalah bacteriocin. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Enterococcus sp. MA176 dan E. thailandicus MA122 adalah probiotik potensial untuk pencegahan yersiniosis pada ikan.

Penulis: Muhamad Amin

Jurnal: Screening and activity of potential gastrointestinal probiotic lactic acid bacteria against Yersinia ruckeri O1b