UNAIR NEWS – Program studi Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (UNAIR) berpartisipasi dalam Habatake 2025. Habatake merupakan acara pendidikan dan kebudayaan Jepang yang terselenggara oleh Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya. Acara ini lahir dari tingginya minat masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, terhadap bahasa dan budaya Jepang. Tahun ini, Habatake 2025 berlangsung pada Minggu (9/2/2025) bertempat di SMAN 1 Malang.
Habatake 2025 menghadirkan berbagai kegiatan menarik. Mulai dari seminar, booth pendidikan, hingga berbagai lomba yang menguji kemampuan bahasa dan budaya Jepang para peserta. Acara ini melibatkan berbagai pihak. Mulai dari SMA dari seluruh Jawa Timur, program studi sastra Jepang se-Jawa Timur, sampai berbagai lembaga pendidikan Jepang lainnya.
Booth Interaktif
Program studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB UNAIR membuka booth interaktif yang menampilkan praktik shodou (kaligrafi Jepang) dan tanzaku (harapan pendek yang ditulis di atas kertas kecil dan digantungkan di pohon bambu). Booth ini menarik banyak pengunjung yang antusias untuk mencoba langsung seni kaligrafi ala Jepang.

Selain berpartisipasi dalam pameran budaya, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang UNAIR juga turut serta dalam lomba esai berbahasa Jepang. Keikutsertaan mereka membuahkan hasil yang membanggakan, yaitu berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dalam kompetisi tersebut. Kanessa Ade Fahrani meraih juara I dan Rifqi Namiroh Ash Sholihah dan meraih juara II. Prestasi ini semakin menegaskan kualitas pembelajaran bahasa Jepang di Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang UNAIR serta semangat mahasiswa dalam mengasah kemampuan akademik mereka.
Habatake 2025 tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga wadah bagi masyarakat untuk semakin mengenal dan mencintai budaya Jepang. Dengan partisipasi berbagai pihak, acara ini berhasil mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Jepang serta memberikan pengalaman berharga bagi para peserta. Diharapkan, di tahun-tahun mendatang, Habatake dapat terus menjadi jembatan bagi pertukaran budaya yang lebih luas dan mendalam.
Penulis: Yogi Dharmawan
Editor: Yulia Rohmawati