Universitas Airlangga Official Website

Profil Metabolit dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Pisang

Kulit Pisang Kayu Mentah
Ilustrasi Musa paradisiaca L. (sumber: Wikipedia)

Menurut data Riset Kesehatan Dasar di Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia masih tinggi. Di Indonesia, buah pisang Kayu yang masih mentah (Musa paradisiaca L. var. Kayu) merupakan obat yang secara empiris sering digunakan oleh masyarakat Desa Senduro, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, untuk mengobati diare.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kulit buah mentah, daging buah mentah, dan buah mentah. Uji difusi cakram dipilih untuk menilai sensitivitas setiap sampel terhadap Escherichia coli. Pengenceran cakram digunakan untuk mengetahui nilai MIC dan MBC pada Escherichia coli. Kandungan total fenolik untuk mengetahui kadar fenolik dalam sampel yang diduga memberikan aktivitas antibakteri. Analisis profil metabolit sekunder menggunakan instrumen UPLC-Q-TOF/MS.

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit buah yang masih mentah menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih optimal daripada ekstrak lainnya. Nilai diameter zona hambat ekstrak kulit buah mentah sebesar 17 mm dan rendemen ΔOD yang besar sebesar –1,3620 pada konsentrasi 10 % b/v. Berdasarkan hasil perhitungan dari persamaan regresi diperoleh TPC ekstrak buah sebesar 8,6%, TPC ekstrak daging sebesar 6,1% dan TPC dari ekstrak kulit kayu sebesar 10,8%. Berdasarkan data interpretasi analisis kandungan senyawa menggunakan UPLC-QTOF/MS diketahui terdapat 25 senyawa mayor. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah pisang kayu yang masih mentah berpotensi sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli. Penerapan penelitian ini sebagai acuan pengembangan obat herbal antidiare terstandar dan implikasi penelitian ini untuk mendukung kemandirian bahan baku obat nasional di Indonesia.

Penulis : Prof. Dr. Sukardiman, M.S., Apt.

Link : https://tis.wu.ac.th/index.php/tis/article/view/7154