Universitas Airlangga Official Website

Rancang Bangun Stimulator Listrik Berbasis Mikrokontroler sebagai Pengganti Reflex Hammer

Ilustrasi Stimulator Listrik
Ilustrasi Stimulator Listrik

Uji reflex pada tendon biasanya disebut dengan reflex peregangan otot untuk mendiagnosis penyakit neuromuskuler secara akurat untuk memberikan diagnostic yang spesifik. Timbulnya reflex peregangan ini membutuhkan stimulasi dengan memukul palu khusus pada tendon agar menghasilkan reflex otot. Hasil tes menggunakan palu khusus ini selanjutnya digunakan oleh dokter untuk memutuskan perawatan masa depan untuk pasien.

Dalam pengambilan data, dengan menggunakan system konvensional atau dengan mengetuk palu reflex secara manual ini memberikan respon yang berbeda tergantung bagaimana opraktisi mengelola stimulus. Alih-alih menggunakan palu reflex secara manual, beberapa instrument mekanis dan terkomputerisasi dibuat dalam penelitian ini.

Palu elektromekanis dilengkapi dengan sensor gaya ini dibuat dari actuator inier untuk menghasilkan tingkat presisi tinggi untuk mengetuk tendon melalui control computer. Data respon kemudian diperoleh melalui sensor sinyal EMG. Studi ini membuktikan bahwa system dapat menimbulkan reflex tendon dengan cara yang lebih terkendali dan mode terukur. Namun meskipun begitu, tes mekanik ini masih rawan kesalahan dalam ketukan tendon.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan system alternatif pengganti palu reflex mekanis dalam membangkitkan rangsangan pada tendon. Dalam penelitian ini, dikembangkan stimulator listrik berbasis mikrokontroller untuk menggantikan peran palu reflex dalam memberikan stimulus.

Pada penelitian ini, perangkat dibangun dengan menggunakan stimulator listrik berbasis mikrokontroller. Perangkat ini memungkinkan para praktisi untuk mengukur tingkat stimulasi dengan menyesuaikan tegangan puncak yang diberikan ke tendon melalui elektroda. Dengan menempatkan chip pengatur waktu tipe LM555 dan ATMega 8535, stimulator akan menghasilkan pulsa yang dapat diatur amplitudonya.

Kemudian potensiometer yang dipasang pada lembaran akrilik akan memiliki fungsi sebagai sensor sendi lutut untuk mengkarakterisasi respon otot. Memanfaatkan LCD, pengguna dapat mengatur tegangan puncak yang diberikan pada pasien dengan benar dan dapat membaca nilai resppon secara langsung. Hal ini dapat mengurangi kesalahan dalam penilaian dokter.

Pada gilirannya, dengan menggunakan pembagi tegangan, rangkan akan disampaikan pada elektroda dan kemudian akan dibagi menjadi delapan tingkat tegangan mulai dari 70 hingga 260 V, dengan lebar pulsa 20 µs. pengujian ini menunjukkan bahwa akurasi tegangan keluaran adalah 99592%, sedangkan stabilitas keluarannya adalah 99,533%.

Penulis: Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://pubs.aip.org/aip/acp/article-abstract/2536/1/030012/2891524/Design-of-microcontroller-based-electrical?redirectedFrom=fulltext