Universitas Airlangga Official Website

Rancangan Grafik Pertumbuhan Standar Z-score Berdasarkan Tinggi dan Usia Balita

Rancangan Grafik Pertumbuhan Standar Z-score Berdasarkan Tinggi dan Usia Balita
Photo by Halodoc

Terjadinya stunting merupakan salah satu masalah gizi balita di dunia. Pada tahun 2017, terdapat 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita mengalami stunting. Berdasarkan data prevalensi stunting yang dikumpulkan oleh World Health Organization (WHO), Indonesia memiliki prevalensi tertinggi ketiga di Regional Asia Tenggara dengan rata-rata prevalensi stunting sebesar 36,4% selama tahun 2005-2017. Secara nasional, prevalensi stunting pada tahun 2013 sebesar 29,9% dimana prevalensi ini mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 27,5% menjadi 29,6% pada tahun2017. Menurut standar WHO, permasalahan gizi dikategorikan kronis jika prevalensi stunting 20% ​​atau lebih. Persentase stunting pada tahun 2017-2018 meningkat sebesar 6,1% yaitu dari 26,7% menjadi 32,8%. Grafik pertumbuhan standar merupakan kurva yang dapat memvisualisasikan parameter antropometri, dan banyak digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan status kesehatan dari balita dan remaja. Di Indonesia, instrumen yang digunakan untuk menentukan status gizi adalah balita disebut Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berpedoman pada grafik pertumbuhan standar WHO-2005. Namun, balita di Indonesia khususnya di provinsi Jawa Timur yang secara fisik sangat berbeda dengan balita asal Oman, Norwegia, Amerika Serikat, India, Ghana, dan Brasil yang digunakan sebagai sampel untuk merancang grafik pertumbuhan standar WHO-2005, dan hal ini mungkin yang menjadi penyebab tingginya kasus stunting di Jawa Timur.

Dalam penelitian ini, untuk merancang grafik ini, digunakan 59.170 data sekunder (30.490 laki-laki dan 28.680 perempuan) yang dikumpulkan dari hasil pengukuran tinggi badan terhadap umur dan jenis kelamin balita di Jawa Timur, dan menerapkan estimator linier lokal dalam regresi nonparametrik (LLE) berdasarkan kriteria validasi silang. digunakan estimator linier lokal nonparametrik (LLE). Grafik ini akan digunakan untuk menentukan stunting dan kemudian digunakan untuk membandingkan persentase balita stunting di Jawa Timur antara grafik pertumbuhan standar Z-Score berdasarkan LLE dan grafik pertumbuhan standar WHO-2005.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,9556 (untuk balita laki-laki) dan 0,9455 (untuk balita perempuan), serta nilai mean square error (MS) sebesar 3,700 (untuk balita laki-laki) dan 3,556 (untuk balita perempuan). Selain itu, persentase status gizi stunting balita laki-laki lebih tinggi dibandingkan balita perempuan. Nilai-nilai bandwidth optimal, CV minimum, MSE, dan koefisien determinasi (R2) disajikan dalam Table 1. Hasil-hasil estimasi Z-Score untuk balita perempuan dan balita laki-laki juga telah didapatkan dan disajikan di bawah Tabel 1.

Akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa grafik pertumbuhan standar Z-Score tinggi badan terhadap umur balita dengan menggunakan estimator linier lokal nonparametrik dapat menjelaskan pola tumbuh kembang balita di Jawa Timur secara baik, karena memiliki nilai koefisien determinasi balita perempuan dan balita laki-laki berturut-turut sebesar 94,55% atau 0,9455 dan 95,56% atau 0,9556.

Penulis: Dr. Nur Chamidah, S.Si., M.Si.

Link: https://doi.org/10.1063/5.0225156

Baca juga: Prevalensi Gizi Balita dan Pangan Rumah Tangga