n

Universitas Airlangga Official Website

Rangkuman Berita UNAIR di Media (30/6)

Pendekar yang Terjun ke Dunia Asuransi

Profesi seseorang sering kali tidak ada kaitan langsung dengan latar belakang pendidikan. Hal ini terjadi pada Nuris Yusuf Laksono alumnus Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga yang saat ini menduduki jabatan sebagai Brand Manager PT Asuransi Umum Bumida 1967 Surabaya. Berawal dari mendaftar sebagai management trainee di perusahaan asuransi Nasional, Nuris yang pernah menjadi atlet pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ini berhasil diterima setelah menjalani beberapa tes. Nuris mengaku, banyak hal berguna yang didapat dari pencak silat saat memasuki dunia kerja, salah satunya adalah kesiapan mental yang terbentuk saat belajar silat. Sempat mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan hal-hal baru, memutuskan Nuris untuk mengambil gelar keahlian asuransi dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) dan Jakarta International College (JIC) dan lainnya.

Sindo , 30 Juni 2016 halaman 20

Penerimaan Mahasiswa Baru Dievaluasi

SBMPTN telah diumumkan, sebanyak 126.804 peserta dinyatakan lolos SBMPTN 2016. Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, akan mengevaluasi penerimaan mahasiswa baru. Tujuannya untuk menjaring siswa-siswa sekolah yang berprestasi. Kemrisekdikti akan membuat formulasi agar calon mahasiswa bisa ikut tes PTN lebih dari sekali. Sementara itu, tahun ini peserta lolos SBMPTN tersebar di 78 PTN se-Indonesia. Dari hasil SBMPTN diketahui ITB memperoleh posisi tertinggi sebagai PTN dengan nilai rataan diterima tertinggi di bidang sains dan teknologi dengan rata-rata 700,10. Selanjutnya, di bidang sosial dan humaniora berada di prodi Ilmu Hukum Universitas Airlangga dengan nilai 842,69.

Republika, 29 Juni 2016 halaman 3

Piawai Menari Tradisional

Ketertarikan pada dunia seni membuat Lisna Sari, mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga bernia mempelajari berbagai jenis kesenian, salah satunya tari. Dia mengaku sejak kecil dikenal memiliki perilaku hiperaktif hingga akhirnya memilih aktivitas tari sebagai kegiatan pengisi waktu luang. Lisna pribadi lebih suka menampilkan kebudayaan Aceh. Hingga akhirnya dia memilih bergabung dalam Komunitas Pecinta Kebudayaan Aceh di kampusnya. Dari komunitas itulah dia mulai belajar tari Saman secrara otodidak. Awal mula terarik dengan tari Saman karena sebelumnya Lisna memang sudah piawai menari tarian tradisional. Ia berpikir untuk memperkaya keterampilan menarinya dengan membawakan tarian dari daerah lain dan tari Saman menjadi pilihannya.

Sindo, 30 Juni 2016 halaman 14

Penulis: Afifah Nurrosyidah
Editor: Defrina Sukma S.