Universitas Airlangga Official Website

Rapat Manajemen Dewan Bersama dan Manajemen Laba

Foto by ATI

Dewan direksi dapat melakukan fungsi pemantauan dan pensehat perusahaan tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari manajemen perusahaan. Beberapa litearture sebelumnya menunjukkan bajwa berdasarkan teori agensi menunjukkan bahwa independensi dewan yang tinggi dan memiliki hubungan yang terbatas dengan manajemen, dapat disimpulkan meningkatkan kepercayaan pemegang saham. Independensi dewan yang tinggi dikaitkan dengan minimnya tindak kucrangan laporan keuangan, peningkatan kualitas pengungkapan dan transparansi, dan kinerja perusahaan yang tinggi. Dewan direksi dan komite audit yang lebih mengandalkan informasi yang diberikan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan pemantauan mereka. Dengan mengurangi kehadiran eksekutif di dewan direksi dan mengurangi keterlibatan kepada pihak manajemen, menyebabkan hilangnya hubungan komunikasi antara antara manajemen dan dewan direktur. Akibatnya, pertukaran informasi antara manajemen dan dewan direksi sekarang menjadi terkesan tidak formal, seperti melakukan pertemuan dengan manajemen di luar rapat atau mengundang eksekutif untuk menghadiri rapat dewan dan komite tertentu.

Dengan menggunakan data yang diungkapkan secara publik dari perusahaan-perusahaan Indonesia, peneliti secara terpisah mengidentifikasi rapat dewan direksi reguler dan rapat manajemen dewan direksi secara bersamaan. Sebagai contoh, laporan tahunan Garuda Indonesia tahun 2017 menunjukkan perusahaan mengadakan 9 rapat dewan reguler dan 40 rapat manajemen dewan bersama sepanjang tahun. Pertemuan manajemen dewan bersama ini merupakan salah satu bentuk pertemuan formal di mana direktur dan eksekutif puncak (misalnya CEO, CFO, kepala unit bisnis dan kepala fungsi bisnis) bertemu untuk berbagi informasi dan membahas topik yang relevan, seperti kinerja perusahaan, perencanaan dan penganggaran, kompensasi dan perekrutan, peningkatan modal, kebijakan tata kelola perusahaan, dan evaluasi dan pelaporan kinerja unit bisnis.

Dalam penelitian ini, kami berkonsentrasi pada aspek pemantauan pertemuan manajemen dewan bersama. Kami menggunakan manajemen laba berbasis akrual sebagai langkah kami untuk menyelidiki apakah pertemuan manajemen dewan bersama dikaitkan dengan manajemen laba yang tinggi atau lebih rendah. Dalam menyelidiki hubungan antara pertemuan manajemen dewan bersama dan manajemen pendapatan ini, kami mempertimbangkan dua hipotesis yakni, pertama, berdasarkan teori agensi, hipotesis kekuatan manajemen mengusulkan bahwa pertemuan manajemen dewan bersama adalah jalan lain bagi tim manajemen puncak untuk menggunakan kekuatan dan pengaruh mereka atas dewan direksi, sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang menguntungkan manajemen dan mungkin bukan untuk kepentingan terbaik pemegang saham. Hal ini diharapkan dapat dikaitkan dengan peningkatan biaya keagenan dan pengelolaan pendapatan yang lebih tinggi. Kedua, hipotesis berbagi informasi mengusulkan agar rapat manajemen dewan bersama meningkatkan aliran informasi antara eksekutif puncak dan dewan direksi. Peningkatan Informasi berkaiatan tentang topik-topik seperti operasi bisnis perusahaan dan praktik akuntansi, memungkinkan dewan untuk mempelajari lebih lanjut tentang dan mengajukan pertanyaan yang lebih intensif tentang operasi perusahaan

Penelitian menggunakan data dari Indonesia karena ini adalah satu-satunya pasar yang secara terbuka mengungkapkan data tentang pertemuan bersama dewan direksi dan tim manajemen puncak yang dijadwalkan secara resmi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2017. Data keuangan diperoleh dari database ORBIS. Sampel akhir kami sebesar 1.128 perusahaan.

Hasilnya menunjukkan bahwa ketika dewan direksi dan komite audit independen dari manajemen perusahaan, jalur komunikasi formal antara manajemen perusahaan dan direktur telah berkurang. Dalam peneitian ini kami menemukan bahwa lebih banyak pertemuan manajemen dewan bersama dikaitkan dengan manajemen laba yang lebih rendah. Hal ini konsisten dengan rapat manajemen dewan bersama yang memberikan manfaat berbagi informasi yang trsanparan. Peneliti juga melakukan pengujian tambahan, dimana hasilnya menunjukkan bahwa ketika perusahaan mengadakan lebih banyak rapat manajemen dewan bersama daripada rapat dewan reguler. Temuan ini menunjukkan bahwa selain mengadakan rapat dewan dan komite audit secara teratur, pertemuan formal antara dewan direksi dan tim manajemen puncak bermanfaat bagi pemegang saham dengan membatasi pilihan akuntansi oportunistik oleh manajemen perusahaan.

Penulis: Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Agustia, D., Harymawan, I., Nasih, M. and Nowland, J. (2022), “Joint board management meetings and earnings management”, Asian Review of Accounting, Vol. ahead-of-print No. ahead-of-print. https://doi.org/10.1108/ARA-09-2021-0165